Entahlah

38 12 6
                                    

Nisa kangen lapak ini meski sepi tapi enggak apa-apa aku mau up aja di sini, satunya sabar ya lagi proses hihihi..

Ini part panjang yups jgn bosan.... Maafkan keabsurdan lama tidak update kawan

Follow juga partner nulis cerita ini gais. lleaam

Oh iya jgn lupa pencet bintangnya dan komen sebanyak banyaknya follow juga boleh kok.

Berhenti berandai andai yang akhirnya hanya semu, berusaha menggapai, jauh lebih membuatmu merayu menjadi kenyataan yang tak menipu.

(Random quotes aksarannisa)

Hafizhah kini pikirannya melayang kemana-mana tak peduli tugas yang harus segera ia selesaikan di depannya ia mengetuk-ngetukkan pulpennya di meja menimbulkan gaduh sehingga se isi kelas memarahinya.

"Woy berisik Maemunah!"sentak salah satu teman kelasnya mendengarnya tak suka.

"Tak tak tak, loe kira nih di dalam kelas cuma ada loe, berisik"sambung siswa kelas yang lain.

Hafizhah tidak menanggapinya entahlah antara ia mendengar atau tidak intinya pikiran dan hatinya tidak sinkron sekarang seperti sedang beradu argumen hati kecil Hafizhah tidak percaya jika Afreza melakukan hal sekeji itu karena ketidaksukaannya terhadap hubungannya dengan Rangga, tapi buktinya Rangga tidak melakukan itu semua berarti artinya Afreza fitnah?

"Huft! Pusing akutuh"gerutunya kesal meremas kertas kosong di depannya frustasi.

Hanin menatap temannya kesal bisa-bisanya ia merusak kertas dari guru untuk mengerjakan tugas,"Fizhah! Ya ampun kertasnya enggak ada lagi mampus loe kena marah tuh guru ganas"

Hafizhah menutup mulutnya tak percaya apa yang dilakukannya,"hah!? Aduh gimana dong Hanin bantuin gue dong aduh"

"Ya sanalah minta lagi sama tuh guru, gue mah ogah"jawab Hanin acuh.

Tak ada pilihan lain Hafizhah meminta kertas lembar jawab kembali dengan segenap kekuatan yang ada ia menghampiri guru ganasnya itu,"eum ibu boleh Fizhah minta kertas lembar jawabnya lagi?"

Guru ganasnya itu menatapnya nyalang menghunus seperti ingin membunuh,"kebiasaan, ini! Gunain yang benar!"

"Terimakasih bu"ujar Hafizhah kembali duduk.

Hafizhah mengerjakan dengan cepat entah benar ataupun salah ia tak peduli waktunya tinggal sedikit lagi ia terlalu banyak melamun tadi hingga selesai dan sekarang sedang dinilai oleh guru ganas itu Hafizhah tak pernah mendapat nilai yang sangat jelek dan sekarang ia benar-benar khawatir akan nilainya.

"Semuanya nilainya bagus-"

Hafizhah menghela nafasnya lega hingga akhirnya guru itu melanjutkan kata-katanya yang membuat Hafizhah lemas seketika ya takdir berkata lain, ingin rasanya ia menggerutuki dirinya sendiri karena memikirkan hal yang tidak penting seperti tadi.

"-kecuali Hafizhah"lanjutnya.

Hanin dan Fasya menggelengkan kepanya menatap Hafizhah,"sudah ku dugong"

"Hafizhah kerjakan lagi tapi kali ini saya minta kamu kerjakan 50 nomor sekaligus sebelum istirahat kedua harus sudah ada di meja saya, saya tunggu! Silahkan kalian boleh istirahat"ujar guru tersebut Hafizhah hanya bisa pasrah.

"Habis ini mapelnya apa?"tanya Hafizhah pada Hanin dan Fasya.

"Kimia"jawab Fasya.

"Zhah Loe mau ke kantin?"tanya Hanin kali ini ia kasihan melihat Hafizhah seperti ini.

KACAMATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang