part 15

92 11 2
                                    

Pagi ini Wooseok sudah sibuk memasak di dapur, dia mempersiapkan bekal untuk ibunya. Kuliahnya masih libur, minggu depan sudah mulai mengisi KRS. Hari ini Wooseok memang sengaja memasak agak banyak, dia berencana menjenguk Seungwoo. Kemarin Seungwoo memang bilang tidak ada luka serius pada tubuhnya, tapi tetap saja Wooseok khawatir.

Wooseok sudah selesai memasukan masakannya ke dalam lunchbox lengkap dengan buah-buahan. Setelah mengenakan mantel warna cokelat dan syal warna krem dia pun berangkat ke kosan Seungwoo. Dulu Wooseok sempat bermalam di sana dan dia masih ingat lokasinya. Hari ini Seungwoo bilang dia tidak pergi kemana-mana hanya beristirahat di rumah.

Sampai di depan pintu kamar Seungwoo, Wooseok awalnya ragu-ragu untuk mengetuknya. Wooseok tidak memberitahu Seungwoo perihal kedatangannya. Wooseok pun langsung mengetuknya.

"Iya?" Suara Seungwoo terdengar dari luar. "Sia...pa? Wooseok? Kok gak bilang mau datang?" Tanya Seungwoo yang mengenakan t-shirt putih berlengan panjang dan celana training navy.

"Hehe saya bawa makanan untuk kak Seungwoo" ucap Wooseok tersenyum sambil menunjukan bekal makanan yang dia bawa.

"Masuk Seok dingin di luar" Seungwoo menarik Wooseok masuk ke dalam. Wooseok melepas sepatunya dan duduk di karpet tebal disamping tempat tidur.

"Kakak udah makan?" Tanya Wooseok.

"Belum, malahan baru bangun haha. Aku cuci muka sama sikat gigi dulu ya bentar." Ucap Seungwoo berjalan menuju kamar mandi.

Wooseok pun melihat-lihat sekeliling kamar Seungwoo. Kamar bernuansa abu-abu muda itu terlihat cukup rapi dan nyaman. Di meja belajar Wooseok bisa melihat beberapa foto Seungwoo, saat dia mengenakan seragam SMA, saat dia memenangkan balapan, foto berdua dengan Seungyoun saat dia lulus SMA dulu, kemudian foto masa kecil Seungwoo dengan kedua orang tuanya.

"Kamu bawa makanan apa?" Tanya Seungwoo keluar kamar mandi dengan rambut yang agak basah.

"Saya masak daging teriyaki sama sup rumput laut" ucap Wooseok.

"Aku lagi gak ulang tahun Seok. Bentar aku ambil meja" Seungwoo pun mengambil meja lipat hitam yang biasa dia gunakan.

"Kan gak harus ulang tahun buat bikin sup rumput laut, ini daging di supnya saya ganti kerang soalnya kan udah ada daging teriyaki, gak apa-apa kan? Kakak gak alergi seafood kan?" Tanya Wooseok.

"Nggak kok, semuanya aku makan" Seungwoo memasang meja lipat di atas karpet. Wooseok pun membuka bekal yang dia bawa, Wooseok juga menuangkan sup yang dia bawa dalam termos. Seungwoo langsung tergiur melihat makanan yang Wooseok bawa. "Ini semua kamu yang masak?"

"Iya hehe"

"Kamu bangun jam berapa?"

"Ya seperti biasa aja. Ini sumpit sama sendoknya" ucap Wooseok. Seungwoo langsung mengambilnya dan mencoba sup rumput laut buatan Wooseok. Wooseok menunggu reaksi Seungwoo.

"Enak Seok" ucap Seungwoo

"Beneran? Syukur deh hehe"

"Kayaknya ini pertama kalinya aku makan masakan kamu, dulu waktu kita makan bareng mama kamu beli makanan kan? Aku gak tau kamu jago masak" puji Seungwoo memakan masakan Seungwoo

"Nggak juga kak, cuma udah terbiasa aja kok hehe" ucap Wooseok. "Hmm gimana keadaan kakak?"

"Seperti yang kamu liat, aku gak apa-apa kok"

"Punggungnya?"

"Nggak apa-apa, kan aku udah kasih tau. Apa perlu aku kasih liat hasil rontgennya?"

"Hehe gak usah, tapi multivitaminnya tetep diminum kan?"

"Iya, kamu gak usah khawatir" ucap Seungwoo mengelus rambut Wooseok. Wooseok langsung menundukan kepalanya malu. Menyadari itu Seungwoo langsung menarik tangannya dan melanjutkan makannya. "Kamu gak makan?"

"Saya udah makan kok di rumah hehe"

"Abis ini mau pergi?"

"Nggak kak, mau langsung pulang. Oh iya saya bawa teriyaki sama supnya banyak jadi nanti kakak bisa angetin ya kalau mau makan" ucap Wooseok. Seungwoo kira Wooseok akan makan bersamanya karena lauk yang Wooseok bawakan sangat banyak.

"Oke"

"Abis makan kakak istirahat lagi ya. Jangan kemana-kemana dulu di luar dingin"

"Iya Seok, kamu juga langsung pulang ke rumah istirahat di rumah juga"

"Terus tidurnya jangan kemaleman" ucap Wooseok.

"Seok, kamu jadi kayak ibu yang lagi nasehatin anaknya" ucap Seungwoo tersenyum.

"Soalnya kakak suka bandel, jadi harus diingetin"

"Iya-iya hari ini aku jadi anak baik kok"

Wooseok menunggu sampai Seungwoo selesai makan. Seungwoo pun memindahkan makanan yang Wooseok bawa ke tempatnya, setelah itu dia mencuci lunchbox Wooseok untuk dibawanya pulang kembali. Seungwoo mengambil mantel dan syalnya mengantarkan Wooseok ke halte bis.

"Nggak apa-apa saya sendirian aja kak" ucap Wooseok

"Aku anter aja, lagian kan dekat di depan doang" ucap Seungwoo, mereka pun berjalan sebentar menuju halte bis.

Bis Wooseok tidak langsung datang, mereka masih duduk menunggu bis. Kebetulan di halte bis hanya ada mereka berdua saja. Wooseok memberanikan diri bertanya tentang sesuatu yang mengganjal fikirannya.

"Kak..."

"Hmm...?"

"Boleh saya tanya sesuatu?"

"Apa?"

"Kok nada bicara kakak sekarang beda?"

"Maksudnya?"

"Sekarang manggilnya 'aku kamu'?" Seungwoo terdiam sebentar.

"Hmmm... soalnya aku mau lebih dekat sama kamu"

"Bukannya emang udah dekat? Sama kak Seungyoun juga kan dekat, tapi masih pakai 'elo gue' kayak biasanya" Seungwoo tersenyum sebentar, kemudian memandang Wooseok.

"Kan tujuannya beda"

"Tujuan apaan?"

"Kalau sama Seungyoun udah pasti gak akan ada yang berubah karena dia temen, tapi kalo sama kamu..."

"Kalau sama saya...?" Tanya Wooseok penasaran.

"Seok..."

"Iya...?"

Seungwoo jadi ingat kata-kata Seungyoun, kenapa untuk mengungkapkan perasaannya susah sekali 'lu mah balapan doang jago, kalau sama cewek payah'

"Itu bis kamu datang!" Ucap Seungwoo, Wooseok pun menoleh melihat kedatangan bisnya.

"Bilang dulu kak!" Desak Wooseok

"Nanti aja kita omongin lagi ya"

"Masih sempat, bisnya kan nurunin penumpang dulu"

"Nanti kamu harus nunggu lama lagi, dingin di luar" Seungwoo pun mendorong Wooseok agar naik bis.

"Kak!" Protes Wooseok. Protes itu terhenti saat Seungwoo menarik tangannya sebentar dan mencium pipinya.

"Aku suka kamu Seok, alasan kenapa aku mengganti nada bicara karena aku mau menjadi orang yang dekat dengan kamu" bisik Seungwoo, Wooseok melihat Seungwoo yang tersenyum padanya "Sana naik bisnya, nanti keburu jalan"

Masih dengan fikiran kosong Wooseok menaiki bis. Setelah duduk, dia masih melihat Seungwoo yang masih menunggu bis itu pergi. Seungwoo tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangan. Wooseok membalas lambaian tangan Seungwoo, setelah itu bis melaju.

Sepeninggal bis Wooseok, Seungwoo langsung terduduk memegang dadanya. Jantungnya masih berdetak sangat cepat. Tadi sebenarnya dia akan membiarkan Wooseok pulang begitu saja, tetapi tidak tahu kenapa dia lalu menarik tangan Wooseok dan menciumnya serta mengatakan kalau dia menyukai Wooseok. Seketika fikirannya menyuruhnya mengatakan saat itu juga.


Bad Guy Good GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang