Part 7

739 120 39
                                    

Kalian nungguin?

Haduh maap nih, aku jg baru ada kesempatan update sekarang.

Oke deh,
Happy reading ❤️

***

Zeline mematut penampilannya di cermin. Dan dia rasa ini sudah cukup, penampilannya tidak akan membuat orang-orang merasa sakit mata atau bahkan terganggu.

Perempuan itu memakai setelan formal dengan celana panjang dan rambut yang dia sanggul dimana membutuhkan waktu hampir setengah jam karena Zeline cukup kesulitan melakukannya.

Hari ini adalah hari pertama dia akan magang dan Zeline ingin memiliki kesan pertama yang baik untuk dirinya. Tidak hanya untuk hari ini tapi sampai program magangnya selesai.

"Sambutan dari direktur utama?" Mata Zeline hampir keluar dari tempatnya saat melihat grup chat yang berisi para mahasiswa yang  magang di oculus company, menyebutkan akan ada sambutan dari direktur utama sebelum mereka mulai nanti.

"Apa itu memang perlu? Hah, sungguh kaku dan formal sekali." Gumam Zeline. Perempuan itu mengoleskan alpukat pada roti yang baru saja ia panggang.

"Padahal aku belum masuk tapi kenapa perasaanku tidak enak?" Zeline sebenarnya mulai mencari tau di internet atau bertanya ke beberapa orang pernah bekerja tentang bagaimana budaya atau kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang disana.

Dan hasilnya membuat Zeline cukup terkejut. Oculus company ternyata punya visi misi yang cenderung idealis. Dan Zeline merasa dirinya tidak akan cocok dengan visi misi perusahaan. Tapi ingin pindah tempat pun rasanya akan sangat percuma. Pihak perusahaan sudah menerimanya dan Zeline tidak ingin mencoreng nama baik kampusnya.

"Oke Zeline, semangat!!!"

.

.

.

Aula luas dengan nuansa berwarna putih dan hitam itu kini dihadiri oleh sekitar tiga puluh mahasiswa yang diterima magang di Oculus company.

Mereka duduk di kursi yang telah disediakan dengan menatap lurus ke arah mimbar didepan.

"Kira-kira akan berapa lama sambutannya?" Bisik Laura yang duduk disebelah Zeline.

"Aku tidak tahu." Revan yang mendengarnya menggelengkan kepala. Pengumuman dadakan ini memang terkesan kurang profesional dan janggal. Tapi menurut adalah opsi yang tepat.

"Tapi menurutku ini benar-benar keren karena direktur utama yang akan langsung memberikan sambutan. Padahal bisa saja kan diwakili oleh manager atau mungkin asistennya." Ujar Vera.

"Benar, kita bisa melihat secara langsung seorang Richard Xavier!" Timpal Jena.

Direktur utama? Richard Xavier?

Zeline mengerjapkan kedua matanya. Dia pikir, Richard hanya akan memantau perusahaannya dan lebih memilih memperkerjakan orang lain untuk posisi penting sedangkan Richard akan diam dirumah.

Tapi ternyata pria itu memilih untuk terlibat secara langsung.

Kepala Zeline jadi agak pening. Ini artinya pertemuan dia dan Richard bisa jadi semakin intens.

"Kau kenapa Zeline?" Tanya Samuel yang duduk dibelakang Zeline. Kebetulan dia terus mendengar ringisan dari perempuan itu walau kecil. Beberapa orang yang duduk dekat Zeline dan Samuel ikut memperhatikan Zeline.

"I'm good." Zeline menoleh ke belakang dan tersenyum. Samuel mengangguk. Begitu juga dengan yang lainnya.

"Semuanya, tuan Richard Xavier telah tiba." Orang-orang yang ada disana menoleh ke belakang dimana pintu masuk berada. Terlihat seorang pria yang  masih muda masuk dengan ekspresi dinginnya. Dia melangkah lalu berdiri di samping mimbar dengan posisi tegap dan kedua tangan yang disatukan didepan.

Verhetetlen (Third Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang