Bab 23

398 76 11
                                    

Krn part kemaren pendek, jd part ini cukup panjang.

Ini msh kilas balik masa lalu para tokoh utama ya, alias sambungan dari part kemaren.

Oke deh, happy reading ✨

.






Mata Claretta membulat, dia menatap seorang perempuan yang memakai masker dan baru saja menggagalkan rencananya. "Siapa kau?! Menyingkir lah kalau belum mau mati!"

"Pergi kalian berdua." Justin mengangguk saat dia rasa perintah itu ditunjukkan padanya dan Remy.

Dor!

Satu tembakan melesat tapi akhirnya hanya berhasil menghantam dinding. Claretta memandang tajam perempuan yang dengan beraninya mencampuri urusannya ini.

"Sialan! Sebenarnya apa maumu?"

"Kau menghilang."

Bug!

Wendy memberikan sebuah pukulan yang cukup kuat di wajah cantik nyonya Xavier. Claretta nampak tak percaya dengan hal barusan. Siapa sebenarnya perempuan ini?

Bug!

"Argh!" Ringisan dari Claretta terdengar setelah Wendy menendang tangannya yang memegang pistol. Pistol tersebut kemudian terlempar jauh dari keduanya.

"Aku akan membunuhmu!"

"Kau yang akan aku bunuh."

Wendy menghindar saat Claretta hampir melukai wajahnya dengan pisau. Jika pisau itu mengenai wajahnya, bisa dipastikan Claretta akan melihat wajahnya keseluruhan. Setelahnya, Wendy juga menarik pisau miliknya. Dia menyerang dan Claretta dengan cekatan membalasnya. Hingga akhirnya pisau milik keduanya jatuh ke lantai.

"Wah, kau benar-benar sudah ada niatan untuk membunuh anak itu ya?" Tanya Wendy, meski nadanya tenang tapi otaknya terus memikirkan cara yang tepat agar Claretta mati.

"Kau tidak tau apa-apa. Ini adalah kesempatan terakhir mu, pergi atau-"

"Atau?" Tantang Wendy.

Claretta mengepalkan tangannya, "kau akan dapat masalah besar."

"Satu-satunya masalah disini adalah kau! Dasar munafik." Balas Wendy. Kakinya kini bergerak untuk kembali memberikan tendangan di rahang Claretta. Sayangnya, Claretta kini berhasil menahan serangannya.

Claretta memegang kaki Wendy lalu membantingnya ke lantai, dan membuat Wendy berhasil jatuh. Perempuan itu kini membalasnya dengan memukul dagu Claretta.

"Kau akan menyesal." Bisik Claretta.

.





.





.

"Justin?! Kita akan kemana? Dan apa yang sebenarnya terjadi?!" Remy menatap cemas Justin dan jalan didepannya. Dia cukup ketakutan saat Justin mengemudi dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ditambah lagi, tubuhnya masih belum terlalu baik.

"Ke tempat yang aman, percayalah padaku Emy." Suara Justin sarat akan permohonan.

"Tapi kenapa hanya kita? Mana Ayah? Yang lainnya juga bagaimana?" Tanya Remy. "Lalu kenapa tadi ibu seperti itu?"

"Kau sudah mendengarnya sendiri Emy. Nyonya Claretta kini berubah, dia ingin menyakiti bahkan ingin membunuhmu. Baginya sekarang kau tak lebih dari saingan dalam mendapatkan cinta dan perhatian dari tuan Richard." Justin menyalip sebuah mobil didepannya dengan cepat, membuat Remy menjerit.

Verhetetlen (Third Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang