Part 15

545 95 96
                                    

Halo para BuTet...

Sudah cukup lama ya kita gak ketemu disini.

GAK USAH BANYAK SAMBUTAN LANGSUNG AJA BACA!

.


.



.

Remy mengerutkan keningnya, sambil menatap perempuan di depannya ini dengan pandangan yang campur aduk. Apalagi saat dia memanggil Remy dengan sebutan yang sedikit asing.

"Sorry, mungkin anda salah or-" Perkataan Remy terhenti saat dia didekap dengan cukup erat oleh perempuan didepannya ini.

"Ma--maaf. Maaf aku meninggalkanmu."

"What?" Remy bergumam. Perasaan asing masuk kedalam hatinya. Seolah pelukan ini adalah pelukan yang dia tunggu sekian lama.

"Kau sebenarnya siapa?" Tanya Remy lagi.

Pelukan diantara mereka terlepas. Perempuan itu menatap Remy dengan sendu, tangannya terulur untuk mengelus rambut panjang Remy yang berwarna hitam legam.

"Ternyata benar." Katanya.

Kening Remy mengerut, apanya yang benar?

"Kita akan bertemu lagi, Zoya. Sampai jumpa." Pamitnya lalu pergi.

"Tunggu!" Seru Remy, suaranya menghentikan langkah kaki perempuan yang hendak pergi.

"Kau belum menyebutkan namamu." Remy merasa harus tau siapa yang mengaku sebagai kakaknya itu. Bukan untuk mengadukannya pada Richard, tapi lebih pada rasa penasaran yang begitu hebat dan ingin membuatnya mencari tau.

"Aku Wendy." Jawabnya lalu pergi.

Meninggalkan Remy yang masih terpaku mendengar pengakuannya barusan.

'Aku sudah mewakili mu.'

.


.


.

"Tunggu sebentar lagi." Sebastian mengusap pistol kesayangannya dengan sebuah kain yang sudah ia cipratkan cairan anti septik.

Pemuda itu membalikkan tubuhnya setelah dari tadi mengamati lampu dari rumah-rumah penduduk.

"Apa tuan masih membenciku?"

Sebastian terkekeh sebentar, "entahlah. Dia tidak pernah bisa ditebak, bukan?"

Justin mengangguk, "dia sepertinya akan terus seperti itu."

"Kau merindukan, Emy?" Tanya Sebastian.

Justin tersenyum tipis, "kau ingin aku menjawab apa?"

Sebastian mengangkat kedua bahunya, "aku tidak ada urusan juga dengan hal itu sebenarnya."

"Akhirnya kau mengerti." Justin mendudukkan tubuhnya di tepi kasur.

Verhetetlen (Third Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang