Bagian 09

90 96 11
                                    

ndαα αdα kαtα-kαtα eunggʕっ•ᴥ•ʔっ

•••

"Kak Denis! Kak Tata!" Panggil seorang gadis dengan rambut diikat kuda yang masuk ke restoran dan langsung mendatangi meja Denis.

"Kata mama, kalian disini. Boleh gabung dong?" Tanpa menunggu jawaban dari keduanya, gadis itu langsung duduk dan mengambil buku menu satunya yang tergeletak di meja.

Tata dan Denis saling pandang.

"Bukannya Lo ada pemotretan hari ini?" Tanya Tata pada adiknya.

Yap, dia adalah Kaisa Wesley. Banyak orang memanggilnya dengan panggilan 'Sasa'.

"Udah tadi pagi kak. gue abis ke tempat Tante Citra, Cobain baju buat foto Minggu depan." Sasa mengangkat tangannya, memberi tanda agar waiters datang.

Aluna berjalan mendekati meja, "Sudah siap memesan?"

"Ya," jawab Sasa. "Gue mau milkshake vanila dan sup jamur. Kalian mau makan apa?" Tanya Sasa pada Denis dan Tata.

"Paket UNO satu dan tiga," jawab Denis.

"Sa, masih inget Aluna kan?" Tanya Denis pada Sasa yang sibuk merogohkan tas nya mencari ponsel.

Sasa melirik Denis, Kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Aluna. "Aluna?"

"Ohh, Lo keliatan beda ya pake seragam putih-hitam dan rambut di Cepol gitu. Btw kerja disini?" Tanya Sasa.

Aluna mengangguk sekilas, "iya, selama liburan."

Sasa menggelengkan kepala nya pelan, "kasian banget liburan disuruh kerja. Kak Denis keterlaluan deh. Liburan tuh buat main. Kapan-kapan kita jalan bareng yuk?" Ajak Sasa.

Aluna hanya terdiam, toh yang ia pikirkan sekarang..Sasa yang berkesan..eung—sok kenal dengannya?

"Oh iya kak, Minggu gue mau jalan bareng temen-temen ke mall. Nyoba lagi ngajak Aska nonton bioskop hehehe. Moga-moga Rendi berhasil bujuk Aska buat Dateng," ucap Mila dengan mata binar nya, yang disambut senyum kakaknya—Tata. Tata heran, masih saja adiknya penasaran dengan sosok Aska..

Sasa menatap Aluna dengan senyum lebarnya. "Eh Aluna, gimana kalau Minggu nanti Lo ikut? Bisa kan? Bisa dong. Ini sebagai ucapan terimakasih gue atas bantuan Lo waktu itu." Ajak Sasa mengedipkan matanya ke arah Aluna. Memberi sedikit kode.

Aluna tersenyum kaku, "Oke." Mau tak mau ia memang harus bergaul dengan orang-orang di sekitar dunia Denis yang baru. "Maaf, karena ini jam kerja, gue ngga bisa ngobrol lama-lama."

Aluna pun mengambil buku menu yang tergeletak di atas meja itu, "saya ulangi pesanan nya ya. Paket UNO satu dan tiga, sup jamur satu, dan milkshake vanila satu. Ada lagi?"

"Sementara itu aja, terimakasih." Jawab Tata.

"Aska yang mana sih? Kakak sering denger namanya, tapi ngga pernah ketemu orangnya." Tanya Denis tiba-tiba.

"Gebetan gue kak. Dingin nya minta ampun, tapi cakep. Bikin gemesss!" Riang Sasa.

Aluna dengan cepat meninggalkan mereka yang sedang seru membahas seseorang bernama 'Aska' itu. Heboh sekali kedengarannya.

Emang kayak apa sih orangnya? Paling juga cakepan kak Denis. Batin Aluna.

Eh?

•••

Setiap Aluna mengalihkan pandangannya, lelaki itu juga mengikuti nya. Mereka lagi-lagi saling tatap.

Ngapain sih cowok itu ngeliatin gue terus? Batin Aluna kesal.

Untuk menghilangkan rasa tidak nyaman, Aluna berbicara dengan beberapa orang disekitarnya seraya diam-diam mencari posisi lelaki bermata cokelat itu.

Tunggu! nampaknya lelaki itu sudah tidak ada di tempatnya tadi. Baguslah.

"Gue tetep bisa liat Lo." Seru lelaki tadi yang terdengar di belakang tengkuknya hingga Aluna terlonjak kaget.

Aluna mengelus dada nya pelan, "Mau Lo apa sih?!" Tanya Aluna galak.

jangan bilang mereka harus berebut kursi di gedung bioskop?

Lagian kenapa harus ketemu cowok nyebelin ini sih? Masa iya segini banyaknya human di dunia, yang ketemu cuma dia dia doang. Batin Aluna menggerutu.

Dunia memang sempit.

"Tiketnya udah!" Seru Sasa ceria. Rendi yang membawa sebagian tiket yang lain pun segera membagi-bagikan kepada teman-temannya yang berada di situ.

Tidak kebetulan mereka menonton bersama. Sejak semalaman Sasa sudah meminta Rendi mengajak Aska dan teman-temannya ke mall, lalu mereka pura-pura tidak sengaja bertemu disana.

Begitu melihat Sasa dan rombongan perempuan nongkrong di salah satu toko donat, Aska langsung dapat menebak jalan-jalan kali ini mempunyai tujuan tertentu. Aska nyaris menghindar, tetapi demi melihat tampang perempuan berkuncir yang asik menyesap kopi, Aska mengurungkan niatnya.

Siapa sangka? Dia bertemu si cewek kereta api!

Selama film berlangsung, Aska sama sekali tidak menikmati film komedi romantis yang mereka tonton. Ia lebih sering memperhatikan Aluna. Ia juga tidak bisa konsentrasi karena Sasa yang terus-terusan mengajaknya berbicara.

•••

"Sekarang kita cewek-cewek mau belanja. Lagi ada sale. Kalian para cowok gimana nih? Mau dong nemenin," bujuk Sasa seraya melirik Aska.

"Sorry sa, gue kayak nya harus balik deh. Ada janji sama Tante Risa," ucap Aluna.

"Gue juga ngga bisa nemenin deh Sa. Mau ketemu temen di studio, Lo gimana Ka?" Tanya Rendi.

"Gue pulang." Jawab Aska singkat.

Sasa memasang tampang memelasnya, "yahh gimana dong? Padahl asik banget kita bisa jalan bareng-bareng. Tapi..yaudah lah, lain kali kita jalan bareng lagi. Nanti kita telepon-teleponan ya," pasrah Sasa. Ia tidak mau memaksa Aksa, karena tau itu akan sia-sia.

"Lun, Lo bisa pulang sendiri ngga? Naik ojek online aja  punya aplikasi nya kan? kalo perlu taksi, bisa juga ke lantai UG. Gue ngga pernah ngangkot sih, jadi ngga tau naik jalur apa kemana gitu." Ucap Sasa tak enak hati.

"Tenang Sa, makasih ya udah diajakin jalan," ucap Aluna.

"Ren, lo ngga sekalian aja nganter Aluna?" Tanya Sasa.

Rendi mengangguk tanda memberi persetujuan.

"Oh ngga usah, gue pulang sendiri aja. Gue duluan ya, thanks tawarannya. Dadahh!" Aluna melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan mereka.

"Ren, kalo mau pulang, Lo duluan aja. Gue masih ada perlu," bisik Aska. Rendi mengangguk.

Aska pun pergi meninggalkan mereka berdua tanpa mengucapkan selamat tinggal pada Sasa.

"I love you too," bisik Sasa. Membayangkan seandainya tatapan aska tadi penuh cinta kepadanya.

TBC

Farmasi & Perawat [ rombak precious ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang