[1] Berangkatttttttt

55 55 22
                                    

"Ibu mau oleh-oleh apa?" Tanya Jack pada Ibunya, Philips.

"Enggak, nak. Ibu mau kalian pulang dengan utuh, dan selamat," jawab Philips sambil memakaikan Jane sweater.

Aku mengangguk pelan.

"Ayah, Jane.."

"Ayo kita berangkat!"

"Paman Denis udah datang, nih."

Jack berteriak memanggil Ayahnya, dan juga Jane. Mereka masih menyiapkan barang-barang yang belum masuk ke dalam tasnya.

Sepertinya, diantara mereka bertiga, jack adalah orang yang paling bersemangat. Saat malam sebelum keberangkatan, Jack tidak bisa tidur. Layaknya anak SD yang akan pergi studytour menaiki bis di pagi hari.

"Iyaaa."

"Tunggu sebentar.." Balas Asep yang masih berada di dalam.

"Sabarrr.." Sambung Jane yang lebih dulu keluar rumah dibandingkan Ayahnya.

"Ayo naik!" Jack memerintah Jane agar segera naik ke dalam mobil Denis.

Kemudian, mobil Denis melaju cepat untuk pergi ke bandara.

"Iya. Nak."

"Ayo kita ber-" Asep tidak meneruskan perkataannya, ia panik karena mobil Denis tak terlihat dari aksanya. Sial, Asep malah tertinggal. Kemudian, ia mencoba menghubungi Denis, namun tak terjawab. Karena ia tahu, jika Denis sedang mengemudi, ia selalu menghindari ponsel agar tidak menganggu konsentrasinya terhadap lalu lintas. Pilihan kedua, Asep menghubungi Erwin.

Tanpa menunggu lama, Erwin mengangkat teleponnya.

"Halo, sep."

"Lo kenapa nelepon gue?" Tanya Erwin.

"Kan lo ada di belakang g-" Erwin melihat ke tempat duduk belakang, namun tak ada siapapun di sana. Hanya ada Jack, dan Jane.

"Den, si Asep ketinggalan," ucap Erwin panik.

"Coba cari di bagasi ada nggak?" Tanya Denis.

"Dia ada di telepon, Den..."

"Halo?" Sapa Denis pada Asep melalui telepon.

"Halo, Den."

"Lo gimana sih?"

"Gue ditinggalin sendirian, anak-anak gue mau lo bawa kabur ya?!!"

"Ya ampun, sep. Gue kira, lo udah naik sama Jane."

"Hadeh, gimana sih?"

"Oke. Sekarang kita balik lagi ke rumah lo."

"Eh, jangan deh."

"Kita udah jauh nih."

"Terus gue gimana?" Tanya Asep.

"Kita ketemu di bandara aja."

"Jam 10, lo harus udah ada di sana."

"Oke."

Ayahku mematikan teleponnya. Kemudian memesan taksi online untuk pergi menuju bandara.

10 Menit menunggu taksi online, akhirnya taksi itu datang. Asep menyuruh supir taksi untuk pergi melaju cepat bagaikan kilat.

"Ayo atuh Kang!! Abdi tos kasiangan yeuh.."

"Sabar, Kang.."

"Macet yeuh.."

"Alah siah.."

"Artosna Kang.."

"Nuhun.."

MASIH INGATKAH KAU JALAN PULANG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang