bab 1

62 4 1
                                    

Awan semakin gelap, lampu lampu rumah sudah mulai dinyalakan, anak anak yang sedang bermain bergegas berlari pulang, tak lama suara adzan magrib bergema di masjid.

"alhamdulillah,sudah adzan". Karina bergegas mengambil wudhu dan melaksanan kewajiban nya sebagai seorang muslimah.

"Allahuakbar" Karina mengangkat kedua tangan nya melakukan takbiratul ihram, setiap gerakan sholat di lakukan nya dengan khusyu penuh dengan perasaan, melepaskan kehidupan nya di dunia dan berserah pada sang Pencipta.

"Assalamualaikum warahmatullah." Menengok ke arah kanan
"Assalamualaikum warahmatullah."
Menengok ke arah kiri, lalu mengangkat tangan nya dan mengusapkan nya di wajah "Amiin".

Setelah selesai melaksanakan sholat , Karina bergegas ke dapur, menyiapkan makan malam untuk dirinya dan sang suami.

Kehidupan Karina di bilang sangat beruntung, di cintai oleh suami, di beri fasilitas yang memadai, dan di perlakukan bak ratu.

Tapi Karina tetap Karina, dia ingin memanjakan suami nya dengan tangan nya sendiri, tidak ada yang boleh membantu nya.

Setelah selesai memasak, Karina menyiapkan masakan nya di meja makan, menata sebaik mungkin, agar terlihat cantik dan rapi.

Setelah itu dia merapihkan penampilan nya, mengenakan kemeja berwarna biru, mengikat kuncir rambut nya, dan tidak lupa menambahkan sedikit polesan make up di wajahnya yang putih.

Pintu kamar terbuka,dilihat karina sedang make up "kau sudah cantik sayang." Masuk ke dalam dan memeluk dari belakang.

"Kapan mas datang, ko aku gak denger" tanya Karina.

"Gimana mana mau denger, orang kamu nya aja lagi fokus make up." Kata si suami.

"kan aku begini biar cantik, terus kamu makin cinta sama aku."

"Kamu tetep cantik sayang, walaupun nanti kamu gendut."

"What?! Kamu ngatain aku gendut." Melirik tajam ke arah suami.

"Gak ko, bukan itu maksud ku, udah lah aku mau mandi dulu." Bergegas lari ke kamar mandi.
"Mas Damar, ko kamu ngeselin."

"I love you." Kata Damar sebelum masuk ke kamar mandi.

***

*Pov Damar*

Nama ku Damar Irawan, kehidupan ku di bilang sangat beruntung, karena mempunyai istri yang cantik juga lemah lembut.

Jam di pergelangan tangan ku sudah menunjukan pukul 19:00, aku segera merapihkan alat kerja ku.

Pekerjaan ku sebagai Teknis Factory Automatisasi (FA) di sebuah perusahaan yang ternama.

Sebenar nya aku adalah anak tunggal dari salah satu perusahaan no 3 di asia. IRAWAN GROUP.

Berasal dari keluarga yang berada, membuat ku tidak memiliki kebebasan, terlebih soal cinta.

Aku memaksa menikahi Karina, seorang gadis yatim piatu yang berasal dari panti asuhan.

Karena hal inilah membuat ibu ku menjadi murka, dan mencabut semua fasilitas yang di berikan kepada ku.

Aku segera berjalan kearah parkiran, untuk mengambil motor ku yang terpakir disana.

Setelah tiba di rumah, aku memarkikan motor ku di halaman rumah, dan melepas sepatu yang aku pakai, lalu meletakan nya di rak sepatu yang ada samping pintu.

Aku mengetuk pintu beberapa kali, tapi tidak ada jawaban, lalu ku buka pintu dan tidak di kunci.

"Assalamualaikum."

Aku memasuki rumah dan mencari Karina di dapur , biasa nya kalo jam segini dia sedang menyiapkan makan malam, tetapi di dapur juga tidak ada.

Aku naik ke lantai 2 menuju ke kamar ku dan karina, ku buka pintu kamar dan yang pertama di lihat, wanita ku, yang sedang memoleskan lipstik di bibir nya yang tipis, dia terlihat sangat cantik, dan aku makin mencintainya.

Setelah menyapa Karina dan menggoda nya sedikit, aku masuk ke kamar mandi, berendam di air hangat yang sudah di siapkan Karina.

Rasa nya nikmat sekali, rasa lelah ku semua hilang.

Setelah selesai mandi aku segera memakai baju dan turun ke bawah.

Kami makan malam bersama, masakan karina memang terbaik, sangat enak dan rasa nya sangat pas di lidah ku.

"Masakan mu memang yang terbaik sayang." Kata ku memuji Karina.

Sedangkan Karina yang masakan di puji oleh ku, tersipu malu.

"sayang, kau sangat cantik hari ini, berdandan seperti itu, kau ingin menggoda ku ya." Kata ku.

"Apaan sih mas." Katanya.

Karina sudah selesai makan, lalu Karina berjalan ke arahku dan membisikan sesuatu di telingaku "aku tunggu kamu diatas."

Karina, kau benar benar menggodaku dan kau sangat memabukkan, tunggu aku, aku akan menerkam mu di atas nanti.

Jalan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang