bab 7

15 2 0
                                    

Di alam bawah sadar nya, Damar melihat seorang gadis kecil berlari mengejar kupu kupu.
Rambut nya yang hitam panjang, matanya coklat, bibirnya yang mungil, kulitnya yang bersih, terlihat sangat imut.

Damar ingin menghampiri gadis kecil itu, tapi seakan ada dinding yang tak terlihat yang membatasi mereka,  Damar hanya dapat melihat nya tanpa menyentuhnya.

Lalu dari arah lain datang seorang pria dan wanita, menghampiri gadis kecil itu. Pria itu dirinya ,tapi wanita itu, dia tidak mengenalinya namun mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.

Namun datang lagi seseorang, tidak jelas siapa itu, dia hanya mengenakan jubah hitam panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. 

Orang itu menarik Damar dengan paksa, tapi Damar terus meronta, menolak untuk ikut.

Alina masuk ke ruangan Damar, setelah Damar di pindahkan ke ruang ICU, Linda meminta Alina untuk terus menjaga Damar.

Alina memperhatikan Damar yang sedang terbaring di atas ranjang, setelah operasi, Damar belum sadarkan diri hingga 2hari ini.

Tapi tiba tiba suara Damar terdengar "jangan... Jangan... Bawa saya." Alina yang melihat itu segera menekan tombol darurat yang berada di samping ranjang.

Tidak lama kemudian dokter dan perawat segera datang, memeriksa keadaan Damar.
Alina menjelaskan ke Dokter, Damar sempat mengigau.

"Sepertinya pasien akan segera siuman" Ucap dokter

Dan benar saja setelah dokter berkata demikian, Damar terlihat membuka matanya secara perlahan.
Damar merasa dirinya berada di ruangan sebuah rumah sakit, dilihat dari peralatan medis yang masih menempel di tubuhnya.

"Apa yang anda rasakan pak?" Dokter bertanya kepada Damar.

Damar menggelengkan kepalanya "tidak ada."

"Apa anda dapat mengingat sesuatu ?"

Damar mengangguk mengiyakan.

"Apa yang terakhir anda ingat?" Tanya dokter lagi.

"Terjatuh saat bermain basket di sekolah."

"Apa anda tidak mengingat hal yang terjadi setelah itu."

Damar terlihat berfikir, tapi memang hal yang terakhir yang dia ingat hanya kejadian itu "saya tidak tahu dok."

Dokter mengangguk, setelah itu Dokter berbicara dengan Alina dan meninggalkan ruangan ICU.

"Alina, kamu kelihatan beda sekarang." Kata Damar yang melihat penampilan Alina.

"Kamu mau minum?"

"Boleh aku haus banget."

Alina membuka air mineral yang tadi sempat dibelinya di mini market depan rumah sakit.

"Ternyata mama berlebihan ya." Damar tertawa pelan.

"Maksudnya gimana?" Alina terlihat bingung.

"Aku kan cuma jatuh waktu main basket, kenapa harus sampai masuk ruang ICU."

"Damar, sekarang umur kamu sudah 27, kejadian yang kamu maksud itu, udah 10tahun yang lalu." Terang Alina.

"kamu serius Lin, terus selama 10tahun itu kehidupan ku gimana?" Tanya Damar penasaran.

"Kamu sudah meni -" ucapan Alina terhenti saat Linda tiba tiba masuk keruang ICU.

"Kamu sudah tunangan dengan Alina, dan akan segera menikah." Linda memasuki ruang Damar.

"Mama."
"Tante." Damar dan alina berucap bersamaan.

Hampir aja Alina bilang jujur, untungnya aku tepat waktu. Batin Linda.
Sebelum Linda masuk kesini, dia berpapasan dengan dokter yang merawat Damar, dan dokter menerangkan kondisi Damar. Akibat kecelakaan, kondisi Damar sekarang mengalami Amnesia, dan itu tidak pasti kapan ingatan Damar akan pulih .

"Gimana keadaan kamu sayang?" Tanya Linda sambil mengelus kepala Damar.

"Aku baik... Mama bilang aku udah tunangan dengan Alina ?? Itu bener mah ??"

"Tentu sayang, kalian berdua sudah tunangan."

Damar merasa ragu dengan jawaban Linda, menilisik ke dalam manik mata Linda mencari kebenaran, tapi tidak menemukan jawaban apapun.

Sedangkan Alina sendiri terkejut dengan pernyataan Linda, entah permainan apa lagi yang akan di lakukan Linda kepada Damar.

***

"Mas kamu dimana, aku kangen." Karina memeluk bingkai foto Damar

"Kamu udah janji gak akan ninggalin aku."
Karina terus berbicara seorang diri

Siapa sangka, ternyata ketakutan nya selama ini menjadi kenyataan. Dia akan di tinggal seorang diri, terlebih saat ini dirinya sedang hamil, seharusnya sekarang dia bermanja-manja kepada Damar, tapi sekarang harus berjuang seorang diri.

Karina menyusuri setiap sudut rumah nya, merasakan kehadiran Damar dalam ingatan.

***

Kevin membanting semua barang yang ada di ruangan kerjanya, memaki setiap pelayan yang bekerja di rumahnya.

"Udah bubar semua." Angga yang tiba tiba masuk langsung menyuruh para pelayan untuk keluar.

Angga merasa Kasihan kepada para pelayan, tanpa tau apa salahnya tapi harus menerima amukan dari Singa yang lapar.

"Ngapain lo suruh mereka bubar!!" Teriak Kevin ke Angga.

"Lo gak waras... gila aja lo maki maki mereka, tapi mereka sendiri gak tau salah nya apa." Maki Angga.

Angga adalah sabahat sekaligus asisten pribadi Kevin, sudah berteman dari waktu sekolah SMP, jadi udah gak ada batasan lagi dalam bicara antara Angga dan Kevin.

Kevin yang merasa tersulut dengan omongan Angga, langsung menarik kerah kemeja Angga "lo bilang gue gak waras...lo yang gak waras."

"Lepasin." Menepis tangan Kevin dari kerah kemejanya " masa cuma gara jalang lo frustasi kaya gini." Cibir Angga

"Siapa yang lo maksud jalang!!" Kevin melirik Angga dengan sinis.

"Biasa aja kali liatnya." Ucap Angga santai "kalo bukan jalang
apalagi, di hari pernikahannya malah kabur dan  main sama cowok lain." Sindir Angga.

"Lo mau gue kirim ke Afrika sana ?!" ancam Kevin.

"Ya ya kirim aja... Jangan lupa di cek flashdisk yang tadi gue kasih, ntar lo lempar lagi!" Angga melambaikan tangan ke udara dan melangkah santai, keluar dari ruang kerja Kevin.

Kevin menghembuskan nafas dengan kasar, diambil nya flashdisk Yang tergeletak di kursi, lalu memasukan ke USB di laptop. Setelah data keluar Kevin mencari folder yang di maksud Angga.

Kevin terkejut saat melihat isi folder yang isinya foto foto Kaylla  bersama beberapa pria sedang melakukan adegan panas.

Kevin bergegas ingin menyusul Angga ke bawah, tetapi Angga sudah menegur nya terlebih dahulu "nyari siapa bro?"

"Sialan, kaget gue." Umpat Kevin.

"Udah lihat belum kelakuan cewek tercinta lo?" tanya Angga.

"Dapet darimana foto nya."

"Adalah pokoknya."

Bugh.

Kevin memukul dinding yang berada tepat di samping kepala Angga.

"Sialan, hampir aja kena gue." Angga reflek memiringkan kepalanya ke kanan.

Kevin hanya tersenyum smirk melihat Angga.

"Gue kepikiran sesuatu buat balas dendam." Kata Kevin.

"Habis marah marah, langsung turun ilham... woww." Kagum Angga.

"Coba lo cek pasar saham sekarang, gue pengen harga saham dari keluarga kaylla anjlok sekarang juga." Perintah Kevin

"Gue suka cara lo bro." Puji Angga.

"Sekalian foto yang tadi lo kasih liat gue... Kirim ke awak media."

"Gampang itu mah, tinggal merem langsung siap." Angga membanggakan diri.

Pletakkk
Satu jitakan tepat mendarat di kening Angga "dihh gaya lo." Cibir Kevin.

Angga meringis kesakitan, sambil mengelus keningnya yang benjol di jitak Kevin.

Jalan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang