bab 8

7 3 0
                                    

Hari iniDamar di izinkan pulang oleh dokter, setelah beberapa hari berada di rumah sakit.
Alina membantu Damar merapihkan barang barang nya dan ingin membantu Damar untuk bersiap, tapi Damar menolak nya "aku bisa sendiri."

Linda memasuki ruangan Damar "bagaimana sudah siap?"
Alina dan Damar mengangguk bersamaan.

Setelah semua sudah selesai, mereka segera keluar dari rumah sakit, alina membantu Damar, mendorong kursi roda menuju ke mobil.

Anton segera membukakan pintu mobil untuk Linda dan membantu Damar masuk kedalam mobil, "kita langsung pulang ke jakarta Ton, semua nya udah siap?" Linda berbicara kepada Anton.

"Udah bu, semua beres." jawab Anton.
Anton segera membukakan pintu mobil untuk Linda dan membantu Damar masuk kedalam mobil, "kita langsung pulang ke jakarta Ton, semua nya udah siap?" Linda berbicara kepada Anton.

"Udah bu, semua beres." jawab Anton.

Mobil alphard putih yang di tumpangi Damar segera melaju ke bandara.

Tiba di bandara Damar, Linda dan Alina segera menuju ke jet pribadi nya.
Jet pribadi milik Damar yang dari luar nampak berwarna putih dan di dalam nya di fasilitas dengan kamar tidur, ruang keluarga, dan toilet.

Akhirnya setelah semua sudah siap jet pribadi milik Damar lepas landas dari Bandara Sepinggan menuju Jakarta.

***
Setibanya di jakarta Linda, Damar dan Alina segera pulang menuju kediaman mereka.
Bi Ijah yang sudah mendapat kabar bawa nyonya nya akan pulang segera menyambut di depan pintu rumah.

MPV Luxury warna hitam terparkir di depan pintu, bi Ijah segera membuka pintu mobil untuk nyoya nya dan membantu menurunkan barang barang.

Damar memasuki rumah yang megah itu, tapi perasaan nya ini bukan rumah nya, harus nya dia tidak pulang kesini.

"Mama yakin ini rumah Damar?" Sambil melihat seisi rumah.

"Kalo bukan rumah kamu, terus rumah siapa lagi... Pertanyaan mu kok aneh?"

"Damar ngerasa... harus nya Damar gak pulang kesini."

"Perasaan kamu aja... Ijah, kamar tuan Damar sudah siap?" Tanya Linda.

"Sudah nyoya, seperti yang anda pinta." Jawab Ijah.

Linda segera menaiki lantai 2 rumahnya, di ikuti Damar di belakang nya, sedangkan Alina menunggu di ruang tamu.

Linda membuka pintu yang berwarna putih, memasuki sebuah kamar yang di dominasi warna hitam dan putih, di tengah ruangan terdapat kasur berukuran king size, di kanan kiri terdapat nakas yang di atas nya ada lampu tidur, dan bagian sebelah kanan terdapat lemari berukuran besar yang menyatu dengan dinding, dan di sebelah kiri terdapat sofa berukuran sedang.

"Kamu suka gak? Kemarin mamah suruh orang buat dekor ulang kamar kamu."

"Gak tau." Damar meninggalkan Linda dan membuka pembatas antara kamar dan balkon, membiarkan angin masuk ke kamarnya.

Sedangkan di lantai bawah, Alina terkejut dengan kedatangan Karina "Karina kamu disini?"

"Kamu ko bisa disini?" Karina bertanya balik.

"Oh iya, barusan aku habis anter tante Linda keluar."

"Terus mama dimana."

"Saya disini." Linda berjalan dengan angkuh menuruni tangga.

"Mah... Mas Damar hilang?" Karina memeluk Linda sambil menangis.

Sedangkan Linda yang merasa jijik di peluk oleh Karina segera melepaskan pelukan Karina.

Jalan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang