bab 2

34 4 0
                                    

*Alina Pov*

  Aku membuka album kenangan semasa aku sekolah dulu, di bangku SMA, pandangan ku menatap ke lelaki yang ada di album foto tersebut, tampan, itulah kata yang selalu aku ucapkan, ketika melihat nya.
Nama nya tertulis jelas di bawah fotonya, Damar Irawan, Lelaki tinggi yang berkulit agak gelap, bentuk rahang nya yang sempurna, mata nya yang tajam, alis yang tebal, dan bibir nya yang agak gelap, membuat mata setiap wanita tertuju kepada nya.
Sudah lebih dari 8tahun Aku memendam rasa untuk Damar, di mulai saat Aku duduk di bangku SMA, saat itu Aku tidak seperti sekarang, yang mengerti make up dan fashion, dulu Aku sangatlah culun, rambut ku yang hitam panjang selalu aku kuncir kuda, karena hobi ku yang membaca membuat ku selalu memakai kaca mata, karena hal inilah  aku, selalu di bully oleh teman sekolah ku, dan di saat Aku sedang di bully, Damar selalu ada membantu ku. Hingga takdir membawa ku dan Damar menjadi seorang teman yang akrab, berbagi suka dan duka. Hingga rasa suka yang aku rasakan berubah menjadi cinta, dan aku hanya memendam perasaan ini untuk diriku sendiri.
Jujur saja aku sangat takut untuk mengungkapkan perasaan ku, aku takut Damar akan berubah dengan ku, tidak seperti Damar yang ada untuk ku, dia akan pergi menjauhi ku.
Tapi jika jodoh ada di tangan Tuhan, inilah kenyataan nya, perasaan yang ku pendam sedalam ini tak pernah tersampaikan, Damar menikahi wanita lain, wanita pilihan nya yang di anggap tepat, walaupun pernikahan nya tak di restui, Damar tetap pada pendirianya.
"Alina, apa yang kau lakukan sayang, disana gelap" tegur mama nya

"Mama,sudah pulang" sahut ku

"Menatap foto Damar lagi" tambah mama kepada ku, sambil sesekali matanya melihat ke album foto yang di pegang oleh ku

"Mama lebih dari tau kan" menutup album foto

"Mau sampai kapan, dia sudah bahagia dengan kehidupan nya Alina, kamu harus sadar itu"

"Aku sadar dia bahagia, tapi apa salah nya kalo aku masih mencintai nya mah ?" suara ku mulai bergetar, menahan air mata yang jatuh membasahi mata.

"Move on sayang, cari lelaki lain yang jauh lebih baik dari Damar"
"Aku berusaha mah" hingga tangis ku mulai pecah, menumpahkan semua rasa yang ada di hati. Mama, adalah orang yang paling tau tentang perasaan ku ke Damar

"Maaf kan mama Alina, tapi ini demi kebaikan mu, mama hanya ingin kamu menjalani hidup mu dengan baik" mama memeluk ku dan mengelap air mata di pipi ku

"aku tau mah"

"Yasudah, kamu istirahat, biar mama antar kamu ke kamar ya"

"Terimakasih kasih mah" aku meletakan kembali buku di dalam laci dan berjalan sambil memegangi tangan mama.
Tiba di kamar, Aku langsung merebahkan tubuh ku di kasur,dan ini sangat nyaman, mama menyelimuti tubuh ku, lalu mencium kening ku, mama selalu menganggap ku putri kecil nya. 
"Selamat malam sayang, mimpi indah"

" Malam juga mah"
Aku berusaha memejamkan mata, membiarkan diriku terlelap dalam alam bawah sadar ku.
 
***
Suara adzan subuh bergema di seluruh penjuru, menandakan pagi akan datang
Aku bergegas bangun, dan bersiap untuk mandi, setelah itu melaksanakan sholat subuh.
Setelah selesai melaksanakan kewajiban ku sebagai seorang muslim, aku bergegas turun, niat hati ingin melakukan joging di taman, menyegarkan tubuh dengan embun pagi
"Mah, Alina lari pagi dulu ya" mencium telapak tangan mama

"Hati hati sayang"

"Iya, dah mama" sambil berlari dan melambaikan tangan.

*Taman kota
   "Heii jangan tendang bola nya kesitu" teriak anak kecil berambut ikal itu, teman nya yang di teriaki hanya tersenyum kuda dan berlari mengambil bola.

Alina memperhatikan kedua bocah itu, sambil sesekali matanya melihat ke arah lain tapi tanpa sadar netra nya menangkap sepasang suami istri berjalan ke arah nya, Alina hafal betul, mereka adalah Karina dan Damar.
Secepat nya Alina membalikan badan dan ingin menghindar,tapi sebuah tangan sudah menepuk pundak nya terlebih dahulu "heii" sapa Damar
Alina membalikan badan dan menyapa kedua nya "heii juga"

"Sendiri aja lari nya" tanya Damar

"Mmm iya"

"Gabung aja sama kita, gak papa kan sayang" tanya Damar
Karina mengangguk, mengiyakan permintaan Damar, walau di hati nya ada rasa cemburu melihat Alina
"Mas, aku lapar" sambil memegang  perut nya yang rata
"Yaudah, kita cari makan yuk, Alina gabung sama kita ya sarapan bareng"

Alina berfikir sejenak, ada rasa ragu di hati nya,kalo dirinya ikut, pasti Alina akan menyaksikan kemesraan Damar dan Karina di depan mata nya langsung, tetapi kalo dia tidak ikut,rasa rindu di hatinya tidak akan hilang.
"Mmm boleh deh, mau makan apa memang nya ?"

"Mau makan apa sayang ?"" tanya Damar ke Karina
"Bubur ayam aja kali ya mas"

"Yaudah, di depan sana ada tukang bubur,kita kesana ya"

"Gendong, kaki ku pegel mas"
Damar membungkukkan badan nya, menepuk pundak nya sendiri, memberi isyarat agar Karina naik ke punggung Damar.
Karina segera naik ke punggung Damar, melingkarkan tangan nya di leher Damar "oke siap"
Damar segera bangun, berjalan ke arah tukang bubur sambil menggendong Karina, dan di ikuti oleh Alina di belakang nya.
Alina merasa dirinya sangat malang, harus melihat pemandangan yang seperti ini di pagi hari.
"Oke sampai, kamu sangat ringan yank" Damar menurunkan Karina dari gendongan nya

"Bang, bubur nya 3porsi ya" Damar memesan bubur dan mengambil beberapa tusuk sate hati ayam dan telur puyuh lalu di simpang di dalam piring

"Mama gimana kabar nya ?" Tanya Damar
"Mama alhamdulillah baik, kalo kabar ibu bagaimana ?" sahut Alina
"Ibu, ku rasa baik" jawab Damar ragu

"Ngomong ngomong udah ada calon belum" Tanya Damar
"Masih betah sendiri" jawab Alina

"Sendiri mulu, truk aja gandengan" sindir Damar,sambil memakan sate telur puyuh

"Kamu jangan gitu lah mas" tegur Karina

"Santai aja, udah biasa ko Damar begitu"
"Maaf ya lama mas,mbak" abang bubur datang membawa pesenan kami dan meletakan nya di meja, memberi kami masing masing satu mangkuk

"Makasih bang"

***
Setelah selesai makan Damar,Karina dan Alina berpisah, Alina memutuskan pulang sedangkan Damar dan Karina mampir ke minimarket berbelanja keperluan bulanan mereka.

Jalan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang