bab 9

8 3 0
                                    

Karina berusaha melupakan semua masalah nya untuk sesaat, menikmati waktunya untuk merapihkan bunga bunga yang ada di taman mini nya, yang sudah beberapa hari tidak dirawatnya sambil sesekali bertegur sapa dengan tetangga yang lewat di depan rumah nya.

Tak lama kemudian sebuah MPV Luxury warna hitam berhenti di depan rumahnya, seorang wanita paruh baya dengan kesan elegan menuruni mobil nya.

Karina yang melihat kedatangan Linda segera menghampiri mertua nya itu.
"Tumben mamah kesini?"

"Ada yang mau saya bicarakan dengan kamu."

"Yaudah kita ngobrol di dalam aja ya mah, biar nanti Karina buatkan minum."

Karina meminta Linda untuk mengikuti nya masuk kerumah nya.

"Silakan duduk mah, Karina buatkan minum dulu ya."

"Gak perlu, tanda tangan ini." Linda mengeluarkan berkas dari dalam tas nya.

Karina mengambil berkas itu dan membaca nya, tertera di dalam berkas tersebut pengajuan perceraian ke pengadilan agama "maksudnya apa ini mah?"

"Kamu bisa baca sendiri, harusnya kamu paham itu." Linda berbicara dengan angkuh nya.

"Sampai kapan pun, saya gak akan tanda tangan surat ini, pintu keluar nya ada di sebelah sana, silakan anda pergi."
Karina sudah muak dengan tingkah mertuanya, yang ingin memisahkan dirinya dengan suami nya.

Linda mulai melakukan akting nya, mengacak acak rambutnya sendiri, menampar wajahnya sendiri, dan yang terakhir mengambil gunting yang tadi di pakai Karina  untuk memotong bunga dan melukai tangan nya sendiri.

Karina yang melihat aksi Linda, pertama nya bingung apa yang di lakukan mertuanya ini, tapi hal selanjutnya membuat Karina terkejut, segera Karina mengambil gunting dari tangan Linda, tapi sudah terlambat, Tangan Linda sudah terluka.

Karina yang panik, ingin segera mengambil kotak P3K, tapi Linda malah berlari keluar dan berteriak minta tolong.

"Tolong... Tolong... Menantu saya sudah gila... dia ingin membunuh saya!!"

Karina terkejut dengan apa yang di lakukan Linda, segera Karina mengejar Linda, dan ingin menghentikan perbuatan nya, yang akan menimbulkan salah paham, tapi telat, para tetangga sudah berhamburan berlari mengerumuni Linda.

Linda yang merasa rencana nya berhasil, segera ia melanjutkan akting nya kembali "to-tolong... Karina... Di-dia ingin membunuh saya." Suara Linda  sengaja di buat sepanik mungkin.

Para tetangga yang mendengar nya, terlihat terkejut dan tidak percaya, pasalnya Karina yang mereka tahu, adalah wanita yang anggun dan sopan santun, tetapi melihat keadaan Linda   para warga percaya begitu saja.

Karina yang merasa disudutkan, segera menjelaskan semua nya dari awal apa yang terjadi, tapi semua orang sudah termakan dengan sandiwara Linda.

Seorang pria dengan kemeja batik memegangi tangan Karina, menahan nya agar tidak lepas, sedangkan pria yang memakai baju bola ingin menelpon polisi, tapi di tahan oleh Linda.

"Jangan telepon polisi, ikat saja tangan nya, biar saya bawa ke rumahsakit jiwa." Linda mengusulkan niatnya.

"Saya gak mau... Saya gak gila!!! Anda yang gila, anda melakukan nya sendiri, bukan saya." Karina terus berteriak, tapi semua orang sudah tidak peduli.

Pria yang mengenakan baju bola, segera mencari tali untuk mengikat tangan Karina, sedangkan Karina menahan sakit karena pergelangan nya di cengkram kuat.

"Bawa masuk saja ke mobil saya." Linda menyuruh pria yang mengenakan baju batik, membawa masuk Karina ke mobilnya.

Karina di seret paksa untuk masuk kedalam mobil Linda, tetapi saat Karina ingin masuk ke dalam mobil Linda, netra nya menangkap sesuatu, di ujung jalan sana, dibawah pohon terlihat seorang pria yang mengenakan Hoodie berwarna hitam lengkap dengan kacamata sedang menatap nya dari kejauhan.

Bughh
Linda mendorong tubuh Karina hingga jatuh ke kursi penumpang, setelah itu di ikuti Linda yang juga masuk ke mobilnya.

Setelah semua drama yang di buat Linda selesai, para warga segera membubarkan diri, kembali ke rumah masing masing, sedangkan Mobil yang di tumpangi karina dan Linda melaju, meninggalkan tempat kejadian.

Didalam mobil, Karina menatap tajam Linda, ingin sekali membalas perbuatan yang di lakukan Linda padanya, tapi kedua tangan nya terikat kebelakang.

"Apa yang anda inginkan sebenarnya?!! Kenapa harus membuat drama seperti itu."

"Kamu tahu apa yang saya inginkan."

"Saya gak akan sudi."

"Kalo begitu nikmati saja kehidupan mu yang baru di rumahsakit jiwa... Hahaha." Linda tertawa sangat puasa.

Cukup sudah Karina memilih untuk diam, berdebat pun percuma saja, sekarang yang dia pikirkan bagaimana cara melepaskan diri dari wanita licik ini.

Setibanya di rumah sakit jiwa, 2 orang petugas yang mengenakan seragam putih menarik Karina masuk kesebuah ruang pemeriksaan kejiwaan.

Di dalam ruangan yang berukuran 3x2 meter itu, Karina di duduki di sebuah kursi, lalu seorang dokter menanyakan beberapa pertanyaan kepada Karina. Karina menjawab semua pertanyaan dokter dengan lancar.
Setelah sesi pertanyaan selesai, semua hasil menunjukan Karina dalam keadaan kondisi mental yang sehat.

Dokter memberitahu Linda bahwa Karina baik baik saja, tidak ada gejala yang menunjukan bawah karina ODGJ, tapi bukanlah Linda jika tidak dapat membuat orang tunduk padanya, Linda mengancam Dokter akan menyakiti keluarganya dan dokter itu sendiri jika Dokter tidak menuruti perintahnya.

Dokter yang merasa nyawa nya terancam hanya bisa mengikuti perintah oleh Linda, walau sebenarnya melanggar aturan kedokteran.

petugas rumah sakit jiwa memasukan Karina ke kesebuah bangsal untuk merawat orang sakit jiwa, di dalam bangsal bukan hanya ada dirinya ada beberapa orang juga yang terlebih dulu disana.

Karina menangis sejadi jadinya melepaskan semua perasaan yang ada di hatinya, karina merasa dirinya berada di ujung jurang yang jika selangkah lagi dia akan jatuh begitu saja. Tidak ada yang dapat di lakukan nya sekarang hanya bisa pasrah menerima nasibnya.

***

Sedangkan di tempat lain Kevin dan Angga terus melakukan pencarian, memutari setiap sudut kota, mencari keberadaan seseorang yang belum pasti masih hidup atau sudah mati.

"Gue cape... Sumpah" Angga menenggak habis air mineral yang tadi di ambil nya dari dashboard mobil.

Kevin juga melakukan hal yang sama dengan Angga "sama... Tapi gue gak bisa nyerah gitu aja."

Mereka sekarang berada di sebuah pinggiran kota, jauh dari hiruk pikuk kota dan lalu lintas.
Kevin dan Angga berasal dari Amerika. Kedatangan mereka ke ibukota untuk mencari seseorang, tapi di tengah pencarian Kevin malah jatuh cinta dengan Kaylla, hingga akhirnya fokus Kevin terbagi oleh cinta, tapi sekarang Kevin sudah kembali seperti Kevin yang dulu.
Seorang yang ambisius.

"Oma lo gak ngasih petunjuk apapun gitu?"

"Cuma ngasih foto ini doang, sama alamat di belakang foto ini." Menunjukan foto seorang wanita sedang menggendong bayi dan sebelah kirinya menggandeng tangan seorang  bocah, Kevin kecil.

"Itu foto tahun kapan vin... Bayi di foto itu aja, sekarang umurnya udah 25 atau 26... Terus alamat yang ada disitu udah jadi jalan tol." Angga merasa putus asa.

Sebenarnya Kevin juga merasa putus asa, bahkan frustasi, tapi Kevin sudah berjanji pada oma nya, bahwa dia akan membawa pulang Adik perempuan nya, bagaimanapun caranya "gue udah janji sama oma, gue harus tepati janji gue."

"Mau sampai kapan... Disini aja kita udah 3tahun, bahkan Lo sampai bisa bangun perusahaan baru disini."

"Udah Gak usah ngeluh... lanjut lagi yuk." Kevin masuk ke mobil nya di ikuti Angga di belakang nya.

Kevin mengendarai  mobil nya, menembus jalanan yang mulai sepi dari kendaraan yang lalu lalang.

Jalan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang