Jaring Rumpang (Part 2)

10 2 0
                                    

19.00 WIB terdengar sirine mobil polisi dekat warkop tempat Muntahar biasa berkumpul dengan temannya,

“Tangkap semua, paksa mereka!”

"Siap ndan”

Begitulah instruksi komandan kepada anak buahnya. Tanpa basa basi digeret semua secara paksa, yang ga nurut, ya dipukul,

“Pak, saya hanya...”, tak sampai selesai Muntahar bicara tanpa basa – basi segara digeret dan dipukul karena mencoba melawan petugas.

Pukul 15.00 WIB sebelumnya, terjadi transaksi illegal obat terlarang, antara pemilik warkop dan salah satu teman Muntahar. Berteman dengan pandai besi, maka akan kecipratan baunya, mungkin itu ungkapan yang sesuai dengan peristiwa yang akan terjadi nantinya.

“Pak kenapa saya juga dibawa kesini ?“ Muntahar bingung.

“Berapa kali kamu jadi pemakai?Atau kamu pengedar ?”

"Pak, saya saja tak tau mengapa dibawa ke sini”

”Alah jangan banyak basa – basi”

"Saya bukan pemakai apalagi pengedar pak”

“ Kamu gatau saya megang apa ?”

Sambil memegang puntung rokoknya yang membara. Cesss, suara sentuhan antara bara api puntung dengan kulit Muntahar, “Bukann pakk..”

“Sudah, banyak basa – basi kamu. Hei, giring dia ke penjara untuk pemerikasaan lebih lanjut ! “

“Siap ndan !”, begitulah keadaan saat itu, seperti sudah menjadi tradisi bahwa objek introgasi harus salah tetap bergulir, seperti cincin, tak ada ujungnya.

“Masuk kamu! Cepat!”.

Nyatanya tiga hari kemudian, Muntahar keluar dari penjara dijemput Ayah dan Bundanya yang begitu khawatir dengan keadaan anak tunggalnya itu. Tak hanya khawatir, bahagia juga menghampiri kedua orangtuanya karena anaknya terbukti bebas narkoba.

Begitulah kejadian saat ia masih menduduki kelas SMA. Memang membahagiakan jika tidak terbukti bersalah, tapi cap  sebagai seorang yang pernah merasakan penjara terus melekat padanya, itu juga yang mengganggu pola hidupnya sampai saat ini, saat kelas 3 SMA.

Dua puntung sudah habis, tinggal sisa kopi yang menurutnya perlu dihabiskan, karena terus saja sejak peristiwa itu, Muntahar menganggap dirinya pelaku kriminal, seseorang bekas tahanan penjara, merasa dirinya kotor, karena itu, perilaku buruk dianggap biasa baginya.

Jaring RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang