Arvan's New Life 02.

285 58 41
                                    

Seorang cowok dengan keadaan yang mengenaskan tengah menutup kedua kupingnya rapat menggunakan kedua tangannya, ia terus menggeleng cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang cowok dengan keadaan yang mengenaskan tengah menutup kedua kupingnya rapat menggunakan kedua tangannya, ia terus menggeleng cepat. Kata 'maaf' terus ia gumamkan. Berusaha membuat dirinya kuat menghadapi teriakan-teriakan yang berasal dari balik pintu kamarnya.

"Lihat dia! Gara-gara kamu nggak bisa didik anak! Arvan jadi kayak gini!" Teriak sang pria paruh baya. Di depannya, seorang wanita paruh baya tengah menatapnya tajam dengan dagu yang terangkat angkuh.

"Kenapa kamu marahin saya?! Seharusnya kamu intropeksi diri! Dan seharusnya saya yang bilang begitu ke kamu! Kamu cuma bisa kerja! Kerja! Dan kerjaaaa Trus! Nggak pernah sekalipun luangin waktu buat anak kita! Liat? Liat sekarang! Dia jadi berandal kaya gini juga gara-gara kamu!!"

Wanita itu menatap tajam sang suami, sedangkan sang suami langsung mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Ngaca! Seharusnya kamu yang di rumah! Biar saya saja yang bekerja! Kodrat seorang istri itu di rumah! Bukan keluyuran kesana kemari cuma bisa menghabiskan uang! Jika bukan karena Arvan, saya tidak segan-segan untuk menceraikan wanita boros seperti kamu, Arum!" Ucapnya berlalu pergi menuruni anak tangga. Jika terus adu mulut dengannya, permasalahan ini tidak akan cepat selesai.

"SAYA JUGA KERJA ANGGA! SAYA KERJA! BUKAN MEMBUANG-BUANG UANG!" Teriak Arum emosi. Berharap sang suami—Angga dapat mendengarnya.

Wanita yang di duga bernama Arum itu mengacak rambutnya frustasi, ia mengetuk pintu berwarna coklat di sebelahnya dengan pelan.

Tok tok tok

"Sayang, kamu nggak papa 'kan? Sini keluar nak. Mamah obati luka kamu"

Tak mendapat jawaban, akhirnya Arum memilih mengetuk pintunya kembali, "Nak, ay-"

"Pergi aja mah, Arvan nggak papa kok" Jawab dari balik pintu. Arum hanya bisa menghela nafas pelan. Ia memilih ikut menuruni tangga untuk menyusul sang suami.

-

Arvan Putra Ajmata. Cowok tampan yang memiliki harta berlimpah ruah, ayahnya yang memiliki perusahaan terbesar di Indonesi dan sang ibu yang menjadi seorang dokter bedah membuat keluarga Arvan selalu menjadi bahan sorotan oleh banyak publik.

Dari sudut pandang orang luar, keluarga Atmaja adalah keluarga yang harmonis. Selain memiliki harta yang melimpah, keluarga Atmaja juga di karuniai oleh dua Putra yang memiliki ketampanan di atas rata-rata.

Tak ayal, banyak pembinis tamak yang berniat menjodohkan anak perempuan mereka hanya untuk sekedar menjalani kontrak dengan perusahaan terbesar yang di dirikan oleh Atmaja.

Tok tok tok

Lagi-lagi terdengar suara ketukan dari pintu coklat kamarnya.

Arvan berdecak kesal, "Pergi mah, aku nggak pa-"

"Ini gue!"

Bukan, itu bukan suara Arum. Tubuh Arvan nenegang seketika mendengar suara berat yang berasal dari balik pintu.

Arvan's New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang