Arvan's New Life 05

183 28 42
                                    

Ada yang nungguin Arvan Up ga si?

➷♡➹

"Sampe!"

Mulut Arvan terbuka lebar melihat jejeran besi hitam yang menjulang tinggi. Angga menekan klakson, dan terlihat dua orang pria berseragam hitam putih ala satpam tengah membukakan gerbang tersebut.

"Buset, gede banget." Refleks Arvan menutup mulutnya yang tanpa sengaja mengeluarkan kekagumannya.

Arum yang duduk tepat di depan Arvan pun menoleh, "Kamu ngomong apa, sayang?"

Arvan menggeleng cepat, "En-enggak mah!"

Arvan menggelengkan kepalanya takjub, tidak habis pikir melihat gerbang besar yang telah terbuka lebar di depannya. gerbangnya saja sudah segede ini, apalagi di dalamnya.

Setelah memasuki gerbang, Arvan kembali terkagum-kagum melihat bangunan yang menjulang tinggi di depannya.

'Ini rumah apa istana?' Pikirnya.

Bagaimana tidak? Rumah berlantai tiga itu sangat lebar dan terluhat luas. Arvan saja sampai tidak tahu mana yang pintu dan mana yang jendela sangking besarnya.

Kalo di pikir-pikir dan di hitung-hitung, kosan yang arvan tempati dulu bahkan tidak seluas halaman rumahnya yang sekarang. Sungguh mengagumkan!

"Ayo turun, sayang!"

Arvan mengangguk. Ia turun dari mobil di bantu oleh Arum, sedangkan Angga sedang sibuk menurunkan barang-barang yang berada di dalam bagasi.

"Mah," Arum menoleh, "Ini, ini beneran rumah kita?"

Arum mengerutkan keningnya bingung, "Ya iyalah, emang rumah siapa lagi?"

"Emang, nggak kegedean, mah?" Tanyanya sekali lagi.

Yang Arvan tahu, keluarganya yang baru hanya beranggotakan empat orang saja. Yaitu Angga, Arum, Arvan dan kakak laki-lakinya, Alvan. Mana mungkin 'kan rumah sebesar ini hanya untuk empat orang saja?

Arum terkekeh pelan mendengar pertanyaan putranya, "Ya enggak lah, kamu ini ada-ada aja."

Setelah beberapasaat sesi tanya jawab. Mereka lebih memilih masuk, dan lagi-lagi, Arvan di buat kagun oleh rumah yang sekarang ia pijaki.

"Anjir, kalo gini mah gue betah di rumah!" Gumamnya pelan.

"Mau langsung ke kamar, sayang?" Tanya Angga menghampiri.

Arvan mengangguk, "Boleh,"

"Ayo papah anterin," Tawar Angga yang di balas anggukan oleh Arvan.

Mereka menaiki sebuah Lift untuk mencapai lantai berikutnya, Sebenarnya rumah ini juga memiliki tangga, tapi karna Arvan baru pulang dari rumah sakit, jadi Angga mengajaknya menggunakan Lift. dan untuk menutupi keterkejutannya, Arvan memilih bersenandung pelan sembari menunggu Lift sampai di lantai dua.

"Nah, ini kamar kamu," Ujar Angga menunjuk sebuah pintu berwarna coklat di sampingnya.

Arvan mengangguk lalu memasuki kamar tersebut. Begitu masuk, mulutnya langsung menganga lebar. Di depannya, sebuah kamar bernuansa Abu-abu dengan kasur King Size di tengahnya menjadi pemandangan pertama yang ia lihat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arvan's New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang