Arvan's New Life 04.

299 41 62
                                    

Vote & Coment dungs, biar aku semangat up nya! 🔥

Setelah empat jam tertidur karena kelelahan, Arvan akhirnya membuka kedua kelopak matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah empat jam tertidur karena kelelahan, Arvan akhirnya membuka kedua kelopak matanya. Saat hendak bangkit, Arvan baru menyadari terdapat seseorang yang tertidur pulas dengan tangannya sebagai bantalan. Pantas saja terasa sakit dan keram.

Tapi tunggu, seseorang?! Arvan terkejut dan Refleks menarik tangannya kasar sehingga membangunkan seseorang yang sedang tertidur di tangannya.

Merasa ada pergerakan, wanita paruh baya yang masih tertidur itu terbangun. Ia mengusap matanya pelan kemudian melihat seseorang yang telah membangunkan tidurnya.

Senyum wanita itu mengembang, "Sayang, kamu udah bangun?" Tanyanya senang.

Berbeda dengan wanita paruh baya yang tersenyum. Arvan yang mendengar panggilan sayang darinya hanya cengo dengan bibir terbuka lebar.

Tunggu! Jangan bilang wanita paruh baya itu....

Nggak! Arvan menggeleng cepat. Seingatnya ia tidak pernah mempunyai pacar! Apalagi tante-tante. Jangankan pacar, gebetan pun tidak punya. Walaupun ia dulu di kenal sebagai cowok tertampan ke-empat di sekolahnya, tetap saja ia selalu menolak cewek-cewek yang selalu mendekatinya.

Bukan tanpa alasan ia selalu menolak para cewek tersebut. Alasannya? Ya, karna Arvan tidak bisa membelikan mereka makanan ataupun barang-barang mewah, jangankan memberikan untuk mereka, kebutuhannya di kost saja masih belum tercukupi.

Arum yang melihat putranya menggeleng-geleng'kan kepala langsung mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa sayang? Pusing?" Tanyanya khawatir.

Saat hendak memegang tangan putranya, Arum di kejutkan oleh tepisan kasar yang membuat ia terlonjak kaget. Ia menatap Arvan bingung sekaligus khawatir.

"Kenapa Say-"

"Stop panggil saya sayang!" Potongnya kesal sembari bangkit dari bangsalnya.

Arum kembali mengerutkan kening, "Kamu kenapa?"

Bukannya menjawab, Arvan malah menaikan sebelah alisnya dengan tatapan bertanya, "Harusnya saya yang tanya, Anda siapa?"

Terlihat wanita paruh baya di depannya terkejut mendengar pertanyaan darinya.

"Hah?" Arum masih loading mendengar ucapan putranya. Setelah terkonek, ia membulatkan matanya, "Apah?! Kamu lupa sama mamah?!"

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Hah?! Mamah?!

Apah?! Tunggu! Mamah?! Ibu maksudnya? Siapa itu? Ah! Arvan menepuk keningnya pelan. Ia baru ingat, sekarang 'kan ia berada di tubuh orang lain. Sudah jelas wanita paruh baya itu bisa jadi adalah Ibu dari tubuh yang ia tempati sekarang. Ceroboh, dasar ceroboh!

Arvan's New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang