17. Pendek
Kak Elang, aku ada kelas sampai sore jadi jemputnya kalau udah aku chat aja ya.
Itulah pesan yang Hazel kirim kepadanya siang ini. Setelah Elang membalas pesan Hazel, dia meletakkan kembali teleponnya di atas meja kerjanya.
Elang mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya lalu menyalakan pemantik dan membakar ujung rokoknya. Dia menyesap rokoknya kemudian membuang kepulan asap itu ke udara. Elang menyenderkan punggungnya di kursi kerjanya. Dia akan lanjut bekerja setelah sebatang rokok ini habis.
Suara ketukan pintu dari luar membuat Elang berhenti menyesap rokoknya, dia meletakkan rokoknya di atas asbak.
"Masuk." Elang mempersilahkan.
"Siang, Pak. Saya membawakan berkas untuk ditanda tangani soalnya berkas ini akan dikirim hari ini juga." Perempuan dengan nametag Rania itu masuk dan memberikan map tersebut pada Elang.
"Saya baca dulu," kata Elang seraya membuka berkas yang Rania bawa.
Padahal Elang tidak ada menyuruh perempuan itu duduk di kursi depannya, tetapi Rania malah main duduk saja. Tidak mengapa, Elang memakluminya.
"Pak Elang ganteng banget kalau dilihat dari dekat gini." Rania membatin. Ini pertama kalinya dia berhadapan langsung dengan Elang.
"Oke, sudah saya tanda tangani." Elang mengembalikan berkas tersebut pada Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Elang: ELAZEL (terbit)
Teen Fiction❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko kue sendiri ketika lulus kuliah nanti. Tapi, hal itu pasti sangat sulit dan membutuhkan banyak uang...