#06

5K 353 5
                                    

ㅇABYSSㅇ

Pukul 11.00 malam rupanya Namjoon baru pulang dari kantor,ia lembur banyak kerjaan yang harus di selesaikan secepatnya. Sudah sekitar seminggu lalu ia seperti ini.

Dan melihat istrinya tertidur menunggu di sofa dengan TV menyala setiap Namjoon pulang.

Namjoon mengela nafas,ia merasa bersalah telah membuat Seokjin menunggu kepulangannya. Padahal Namjoon sudah bilang kalau ia akan pulang terlambat tapi mungkin Seokjin kekeh ingin menunggunya pulang,ia tak menyalahkan Seokjin hanya Namjoon kasihan karena istrinya sedang mengandung dan malah tertidur di sofa tubuh Seokjin pasti tak nyaman.

"Jin-ah..."Ia tak tega membangunkan Seokjin jadi Namjoon dengan gerakan perlahannya menggendong Seokjin ala bridal style ke kamar.

"Umm..."

Membaringkan Seokjin yang agaknya terganggu."Ssht...maaf menganggu tidurlah kembali,Good night love."

Memasuki lima bulan Seokjin bertambah manja dan menempel pada Namjoon tak jarang merengek jika Namjoon tidak bersamanya.

Contoh saja saat Namjoon pergi berkerja di pagi hari lalu Seokjin dengan rayuannya mencoba membujuk sekaligus merengek agar Namjoon tak usah pergi bekerja atau ajak ia bersama Namjoon.

Sedangkan Namjoon tak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama ia harus bekerja giat biar bisa mengambil jatah cuti selama satu bulan nanti menemani Seokjin mengurus persalinan sampai mengurus buah hati mereka.

Akhirnya Namjoon lebih memilih mengajak Seokjin ke kantor dari pada saat ia pulang Seokjin dalam keadaan merajuk,Namjoon tak mau Seokjin merajuk padanya karena sudah ia rasakan bagaimana istrinya merajuk dan ia membujuk Seokjin dengan berbagai perkataan lembut.

"Mau makan apa?"

"Hm.. samgyetang untuk siang ini."

"Ketempatnya langsung atau delivery?"

"Ke tempatnya langsung!"Semangat Seokjin saat Namjoon mengajaknya makan siang.

Ya,mereka berada di kantor Namjoon dan waktu makan siang telah datang maka dari itu Namjoon menawarinya mau makan apa.

Setelah memesan dan memakan samgyetang hangat-hangat hingga habis mereka kembali ke kantor,Namjoon belum menyelesaikan sisa pekerjaannya dan Seokjin menemaninya.

Enam..tujuh..delapan...sembilan bulan terhitung kandungan Seokjin yang sudah membesar tinggal menunggu hari lahirnya sang buah hati yang dokter perkirakan akhir bulan ini.

Semakin mendekati hari lahir semakin cepat lelah Seokjin beraktivitas walau hanya sebentar,berdiri pun harus memegang benda untuk menopang tubuhnya berdiri atau meminta bantuan kepada Namjoon.

Untuk tidurpun terasa tak nyaman kanan-kiri serba salah,Seokjin merasa bersalah karena terus membuat Namjoon terbangun karenanya.

Namun saat Namjoon tak sengaja terbangun akibat pergerakan Seokjin,Suami dari Seokjin itu mengelus perut buncit istrinya memberi kenyamanan dan melirihkan kata penenang agar buah hati mereka mengerti kalau Ibunya sedang kesusahan.

Dan cara itu selalu ampuh.

"Kalian tingal lah di rumah kami atau di rumah adik-adiknya Seokjin semakin dekat dengan persalinan lebih baik banyak yang menjaga Seokjin, Namjoon-ah."Imbuh Ibu Namjoon kepada anak dan menantunya.

"Benar kata Ibu, bagaimana Jinie?"

"Aku mau bersama adik adik ku saja,aku takut merepotkan ibu dan ayah."Ucap Seokjin,lagipula ia lebih nyaman bersama adik adiknya bukan Seokjin tak mau bersama mertua,tidak begitu hanya ia jarang ke rumah dulu apalagi semenjak menikah dengan Namjoon.

Abyss -Namjin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang