TEROR RUMAH KONVEKSI EP-1

33 2 0
                                    

(yuk semua pada makan siang dulu,nasi sayur udah pada di siapin)
kata teh neneng ,tukang masak pabrik konveksi yang belum terlalu besar,di suatu Rumah Di daerah Cianjur jawa Barat.
Dirta dan beberapa pekerja menghentikan Gerak tanganya untuk kemudian mencuci tangan,dan segera mengambil makanan di Meja .tak perlu waktu lama hidangan di meja persegi panjang beralaskan plastik itupun sudah terlihat kosong,

Ini hari Ke 2 bulan Dirta bekerja di pabrik itu, Mungkin belum bisa di sebut begitu, karena masih berukuran kecil, Mereka senang menyebutnya dengan (RUMAH KONVEKSI)

Rumah berisikan 2 kamar tidur dan 1 ruang Tengah yang cukup besar untuk dipergunakan sebagai tempat menaruh Alat Konveksi,

Sejak bekerja Dirumah Konveksi ,Dirta dan istrinya Aliya yang sedang mengandung dipersilahkan untuk Tinggal di Rumah tersebut,

Tak lama Bos Somad pemilik Rumah konveksi datang dengan membawa beberapa helai kain yang hendak ia rundingkan Apakah bahan tersebut bagus.

"pada sudah makan?" tanya Bos Somad sembari duduk berbaur dengan para pekerja,

"udah pak "jawab dirta dan para pekerja.

(bos Somad) "oiya ta?,kan saya mau buka 1 lagi konveksi ,nah Rumah di samping yang bagian atas itu sudah nego nego,ahirnya deal besok sudah mulai bisa di pakai,nanti ada beberapa alat dateng cuman gak sebanyak disini, nah maksut saya, kamu sama istrimu tungguin di sana,Biar lebih Luas tempat tinggalmu juga"

(Dirta)"iyaa saya sih nurut aja pak Gimana baiknya"

(Bos Somad) "yaudah biar besok temen-temen bantu Beresan" biar cepet di tempatin Biar enak.

(Dirta)"siap bos"

kesepakatan itupun terlaksana ,
Keesokan Harinya mereka mulai membersihkan Rumah yang terdapat di samping rumah Konveksi yang sama besarnya, Suasana terlihat masih sangat asri , karena Terletak di kaki pegunungan dan lagi banyak tanaman warga di sekitar Menambah Keindahan Lingkungan tersebut.

Anis salah satu pekerja wanita Menyapu setiap lantai ruangan ,Dirta membersihkan lantai dapur, dan Beberapa yang lain membersihkan Halaman depan dan belakang,Berjarak 10 meter terdapat Tempat pemakaman umum di samping Rumah itu .

setelah selesai merekapun kembali ke Rumah Konveksi
dan melanjutkan Pekerjaan mereka masing2

langit Mulai gelap kumandang adzan terdengar di setiap pelosok desa , Para karyawan dan Karyawati yang hanya beberapa. mulai meninggalkan mesin jahitnya dan hendak menunaikan shalat magrib, dirta melihat seseorang dari kejauhan di depan pintu depan , lambaian tangan dari pria tersebut mulai mendekat setelah sampai di depan Rumah konveksi

ia adalah mang aang kaka dari bos somad yang memang sering berkunjung entah hanya sekedar menginap untuk keesokan hari nya ia berangkat melanjutkan perjalanan menuju Kota bandung untuk berbelanja, Baju nya yang selalu nyentrik membuatnya selalu gampang di kenal Oleh para karyawan, Pria ini kadang Sangat suka Bercanda dengan Dirta sampai seperti Kaka Beradik,

Cengkrama Mereka berlanjut di Ruang Tamu yang terletak di Teras Belakang Rumah Konveksi dengan Atap yang panjang menjuntai Menaungi Kursi sofa Biru Tua dan meja Kayu tua .beberapa Puntung rokok samsoe sudah habis dan tercecer di asbak,hampir 1jam mereka mengobrol dengan asyik, menceritakan Pengalaman yang beberapa minggu Lalu di alami oleh Mang aang,, Dirta dengan santai menikmati cerita tersebut sambil kaki nya menekuk sila naik di atas kursi soffa.

"Gimana2??Udah Mulai adapatasi Belum Di Lingkungan dingin sekitar Sini"

Tanya Mang aang kepada Dirta setelah cerita panjang nya

"Ah saya mah biasa aja mang, mau dingin kek, Panas kek Tetep Bisa Hidup Asal Ada beras"

Balasnya dengan di akhiri dengan tawa menemani malam mereka .

Jangkrik yang kian malam semakin menjerit bersorak di sekitar mereka membuat obrolan itu harus terhenti setelah pandangan Mang aang mengarah ke arah Arloji Berwarna emas di Pergelangan tangan kirinya.

Mang aang memutuskan untuk menginap Di rumah Konveksi baru yang Siang tadi mereka bersihkan, karena di rumah Konvekeksi lama sudah tidak ada tempat lagi untuk ia tidur, Bisa saja ia tidur di soffa Biru itu seperti Bulan Lalu ,namun seperti nya ia Kapok karena Hal tersebut membuat kulitnya Di penuhi Bentol2 yang besar akibat gigitan nyamuk Hutan yang ganas.

Setelah memberi Sarung mang aang menuju Rumah Konveksi atas jarak nya tak cukup jauh ,namun kabut menutupinya hingga dirta tak melihatnya lagi setelah mang aang jalan beberapa langkah ke depan

Dirtapun kembali ke kamarnya dengan keadaan kantuk berat,matanya menyipit kecil dan melihat istrinya yang sudah tertidur Pulas dengan keadan Perut yang Besar Mengandung.
Malam itu berakhir dengan kantuk Berat Dirta sehingga membuatnya Langsung terlelap .

Keeseokan Harinnya Mata terbuka sedikit,melirik ke arah istrinya yang sudah bangun terlebih dahulu sedang merapihkan selimut yang kemudian di taruh di samping kasur lantai kamar Mereka

Kamar itu tak Begitu besar ,catnya yang berwarna putih membuat lampu boklam Kuning di langit-langit terlihat sedikit menyeramkan.

Dirta Beranjak Bangun dan mengambil handuk lalu pergi Mandi dengan terburu-Buru.

sedangkan Aliyah menyapu dalam kamar dengan rinci, walapun dalam keadaan hamil ia tetap mengerjakan pejerjaanya dengan baik, bukan hanya itu terkadang ia masih mengangkat beban berat tanpa sepengetahuan Dirta.







Bersambung.....

TAKUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang