TEROR RUMAH KONVEKSI END part 2

15 1 0
                                    


angin sepoy menyirak gorden masuk membawa debu malam kedalam rumah.

seorang ibu sedang terbaring lemas di atas kasur putih berlumuran darah yang kian mengering, dan terdengar tangisan bayi yang memecah heningnya malam itu.

sedangkan di kursi depan seorang pria yang terlihat terharu sangat gugup ketika mak imah menyuruh nya untuk mengadzani bayi nya yang baru saja lahir,

"Allah hu akbar"
"Allah hu Akbar"

air matanya tumpahkan pipinya yang bercampir air hujan membuat dingin pun tak terasa lagi.

perasaan yang bercampur aduk kini menjadi satu,anak pertamanya itu  dipandangi lama, sambil haru berlarut lama di benaknya

kebahagian itu ikut dirasakan mak imah karena melihat sepasang suami istri ini dikaruniai anak laki laki yang tampan.

.

malam menunjukan pukul 02.00 dini hari dirta dan aliyah sepakat untuk tidur bergantian, untuk mencegah hal hal yang tidak di inginkan.

"kamu tidur duluan saja" kamu lelah harus banyak istirahat"

ucap dirta dengan suara berbisik

aliyah menurut, matanya lekas terpenjam.

resiko jauh jika jauh dari orang tua,saat saat seperti ini seharusnya orang tualah yang pertama datang, hanya saja mereka sudah memikirkan resiko ini sejak awal.

sambil melihat kedua cinta nya
tanganya menarik selimut,menyelimuti istrinya yang sudah lelap, lelah tak terbendung terasa di diri aliyah, seolah paham dengan keadaan.
dirta merasa sedikit sedih akan hal itu.

pukul 03.00
matanya masih terjaga kantuk kadang menyergap seperti ular, namun berhasil ia lawan

namun semakin lama matanya sayup menyerbak,pandanganya kian buram. suara hujan kian mengecil seperti menjauh meninggalkanya

tapi terdengar suara  seseorang  memanggil namanya.
suara wanita itu semakin dekat

"dirta.."

Beberapaa kali dengan suara halus

Suara itu terdengar semakin mendekat

"Dirta."

kini suara itu seperti di samping telinganya

"Dirta."

"Dirta !!! Dirtaa!!!"
suara halus itu naik menjadi sangat keras .

mata dirta sontak terbuka
menyadari ada hal yang terjadi

dengan mata yang masih sayup ia lihat sang istri menangis di sampingnya menangis dengan penuh kesedihan.

Ia lihat di sebelahnya,bayi nya telah di kerubungi oleh semut,kulitnya membiru, dan nafasnya tidak terasa

bayi dirta meninggal dunia.

Tidur yang terasa sekejap itu ternyata sudah terjadi selama dua jam.

sementara aliyah terus menangis,sampi berkali kali ia pingsan karena tak kuat.

namun dirta terus memeluk istrinya,dirta mencoba kuat,

ia merasa bersalah

Kenapa tidak tetap terjaga? pikirnya
kenapa malah ikut tidur?

hal yang tidak di inginkan akhirnya terjadi.
namun ada yang aneh dari jasad bayi dirta, terdapat bekas gigitas di bagian leher yang membuat dirta teringat akan kejadian beberap bulan silam.

dirta yakin makluk itulah yang membunuh anaknya ini,

amarah dirta mulai naik,kemudian ia bangun dari duduknya menuju ke gudang belakang,ia ambil sebilah golok,air mata yang menetes kini mendidih menjadi amarah.

langkah kakinya menuju keluar rumah,mencari sesuatu,

"Keluar kamu !!!!"
"saya tidak takut dengan kamu !!"

matanya menuju kesegala arah memastikan sesuatu di luar sana mendengar teriakaanya.

ia mengitari rumah itu dengan golok di tangan kanannya,tidak ada takut di dalam pria ini.

yang ada hanya kesedihan mendalam yang kini menjadi amarah,

kemudian terdengar bunyi dari arah belakang seperti benda terjatuh, dengan penuh amar ia berlari menghampiri arah suara.

ia dapati plafon rumah itu jebol. seperti ada sesuatu yang baru saja memaksa keluar.

matanya terus mencari kesegala arah.
berharap menemukan sesuatu yang ia       
harapkan .

dari kejauhan
terlihat makhluk menyurupai manusia berkepala anjing, badanya terlihat berbulu. wajahnya sangat aneh.
berlari kedalam hutan setelah sempat bertemu tatap dengan dirta.

lelaki ini sontak mengejar makluk itu
didalam hatinya yakin bahwa dialah yang membunuh anaknya.

larinya kencang melesat, ia tak memperdulikan telapak kakinya yang berdarah darah terkena ranting pohon.

langkah nya berhenti setelah menemukan sebuah goa yang sangat gelap dan lembab.

tanganya merogoh saku celana,ia ambil korek gas 

gelap itu terpecah oleh api kecil di tanganya ,matanya yang berusaha memfokuskan pandangan di goa yang gelap itu terus bersiaga.
dan genggaman golok ia pererat.

dari jarak pandang itu ia berusaha mencari makhluk buas pembunuh anaknya ini.

namun hal itu hanya sia sia.
ia tidak menemukan apapun disana

dengan kecewa dan masih memendam amarah ia pun memutuskan untuk kembali kerumah. ia teringat aliyah istrinya yang ia tinggalkan

sesampainya di rumah,disana sudah ramai para penduduk yang mengetahui anak mereka meninggal. gelap pun mulai sirna langit hitam berubah menjadi biru tua yang kelabu.

seperti kesedihan di hati dirta dan aliyah.

Sedihnya masih terasa di hatinya anak pertamanya harus meninggal di hari pertamanya di lahirkan.

3 Bulan kemudian.

Mereka memutuskan untuk Pulang menuju Lampung.

dengan berat mereka berdua meninggalkan anak mereka di ci anjur, mereka memakamkan buah hati mereka di TPU dekat rumah konveksi.

walaupun wajah aliyah masih murung,dirta berusaha terus menenangkan wanita itu dengan penuh kasih.

rumah konveksi yang telah menjadi saksi terbunuhnya anak sulung dirta itu kemudian di tutup dua tahun setelah kejadian tragis itu.

pada tahun 2004 lokasi bekas rumah konveksi di gusur dan disulap menjadi peternakan sapi dan kambing

konon jika malam tiba masyarakat setempat sering melihat makluk itu di  sekitara peternakan.

beberapa peternak pula beberapa kali mendapati hewan ternaknya mati tak wajar dengan perutnya yang terburai

para masyarakat  menjuluki mahluk itu dengan nama " AUL"

                            


                          TAMAT






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang