TEROR RUMAH KONVEKSI END

5 1 0
                                    


Gelap Memenuhi seluruh Ruangan Rumah Dirta akibat Padamnya Lampu Malam itu Membuat Suasana Sedikit Mencekam

Dengan Sigap Dirta Mencari Lilin yang Ia rasa Tersimpan di Lemari.
Beberapa Kali Korek Api kayu Tidak dapat Menyala Karena hembusan Aingin kencang Menembus pentilasi Jendela Rumah itu.
Namun Dengan sedikit Usaha Akhirnya Lilin pun menyala

Seketika Suasana Menjadi hangat Karena dirta Mendekap Aliya dan Mengelus rambutnya seraya menenangkan Istrinya Yang kelihatan Takut.

"ada aku jadi jangan Takut ya?"

"iya " jelasnya

Kemudian Mereka bercengkrama hingga waktu malam Semakin Larut

Tiba Tiba Aliyah Meringis Wajahnya Seperti Sedang Merasakan Sakit

" Kamu kenapa?" tanya Dirta Panik sambil memegang Perut Istrinya

"Kayaknya sudah waktunya ak" jelasnya dengan keadaan Sudah Mulai Mengeluarkan Keringat Dari Wajahnya.

Dirta Lekas Keluar Mencari Bantuan.

Langkahnya berlari kecil ke arah sebuah rumah kecil di ujung kampung, rumah itu milik
dukun bayi bernama mak imah,

"mak !!! mak !!!"suara laki laki itu terdengar gemetar, memanggil pemilik rumah yang ia harapkan ada di dalam.

Tak lama berselang Seorang wanita tua membukakan pintu.

"ada apa nak?" hujan deras begini kemari?"

"istri saya mak!"
tolong ikut saya istri saya mau melahirkan,perutnya sudah mulai mulas"
seru dirta dengan keadaan panik
mereka pun langsung menuju ke rumah konveksi.

BERSAMSUNG



TAKUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang