Happy Reading 📚
"Apa itu dunia oren?" Natta menatap Reno tak percaya, yang benar saja dia atau lebih tepatnya mereka tidak tahu apa itu dunia oren.
"Dunia oren itu....hah!?" tiba-tiba ada sesuatu masuk ke otak Natta dan seketika Natta langsung menatap Reno, Arsen, Resvan, dan Bara dengan tatapan aneh.
"Kenapa?" Bara bertanya kepada Natta karena ia menyadari perubahan tatapan Natta.
"Heh begitu toh." gumam Natta saat ia mulai mengerti situasi sambil tersenyum misterius.
"JADI DUNIA OREN ITU ADALAH DUNIA YANG LUAR BIASA!" mereka menatap Natta bingung.
"Luar biasa kek gimana?" tanya Bara kepo.
"Di dunia oren itu dunia yang menyenangkan, di sana apa pun yang kita inginkan bisa di wujudkan!" Natta menjelaskan seperti bercerita.
"Heh nggak ada dunia kayak gitu!" Garga tersenyum sinis kepada Natta.
"Itukan dunia oren! Apa aja bisa terjadi, seorang mafia jadi mualaf, badboy yang jadian sama cewek cupu, bahkan sebuah persahabatan di sana bisa hancur karena seorang perempuan!" mereka terpaku mendengar ucapan Natta sedang kan Natta hanya tersenyum tapi bukan senyum manis melainkan senyum peringatan dan sedikit mengejek.
"Dunia oren dapat membuat kita bahagia atau bahkan membuat kita menangis tiba-tiba!"
"Bisa memberi kita kebahagiaan yang luar biasa namun juga dapat memberi kita rasa sakit yang luar biasa pula." lanjut Natta sambil menatap para remaja laki-laki itu
Melihat para anggota geng yang sudah mulai tertarik dengan ceritanya itu ia langsung berkata. "Kalian mau melihat dunia oren?" tanya Natta
Bara nampak berpikir lalu. "Boleh deh!" putus Bara yang diikuti oleh yang lainnya
"Pinjem hp nya!" Bara langsung memberikan ponselnya kepada Natta, kalian pasti tahu kan apa yang dilakukan oleh Natta? Iya mendownload dunia Oren, Wattpad.
Lalu Natta mengembalikan ponsel itu dan begitu seterusnya sampai semua anggota terkuat di geng itu memiliki dunia oren di ponselnya. "Udah tuh!" Natta mengembalikan ponsel Reno
"Jadi ini dunia oren? Gimana pakeknya?" Tinta menunjuk ponsel
"Tinggal buka aja! Tapi nanti aja bukanya!" Tinta hanya mengangguk lalu menyimpan lagi ponselnya
"Natta capek berdiri terus." keluh Natta dengan wajah imut yang membuat para remaja laki-laki itu tidak tahan untuk mencubit pipi Natta.
Tiba-tiba Reno menggendong Natta lalu kaki Natta melingkar di pinggang Reno, Arsen dkk, Resvan dkk, dan Bara dkk menatap Reno tidak suka.
Saat Natta ingin menutup matanya menikmati pelukan Abang nya tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Assalamualaikum ya ahli kubur! ada telpon jawab dul-
"BANGSAT!" spontan Natta mengumpat dengan keras, itu memang sudah menjadi kebiasaannya saat waktu istirahatnya di ganggu, sedangkan yang lain langsung melotot menatap Natta.
Natta mengambil ponsel nya lalu mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang meneleponnya. "HAH?!" sentak Natta dengan nada yang tidak santai.
"Santai mbak santai!" sahut orang di sebrang sana.
"Apa sih Ken?" para remaja laki-laki itu langsung mendelik tak suka saat mendengar kata Ken.
'Ken? Cowok berarti!'
'Kok gue nggak suka ya?'
'Death note gue masih cukup nggak sih buat nulis namanya dia?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Quinnatta
JugendliteraturQuinnatta gadis kecil yang bar-bar, ceria, periang, pemberani, bobrok, manis, humoris, dan kadang-kadang tidak jelas itu berada ditempat yang tidak seharusnya. Gadis berusia 13 tahun itu yang seharusnya berseragam putih biru harus menggunakan seraga...