Cptr 8. Kerusuhan

1.6K 249 65
                                    

Happy Reading📚

Pagi hari di SMA Trisakti, semua kelas masih tampak sepi kecuali satu kelas, kelas yang dikenal dengan kenakalannya.

Gabungan IPA F.

Dikelas itu sudah ada banyak murid yang masuk, sambil menunggu bel yang tentu masih lama berbunyi ada yang mengobrol, ada yang tidur, ada yang gibah, ada juga kelahi.

"Din! Maafin gue dong! Gue khilaf beneran!" Toffan mencoba untuk membujuk pacarnya yang marah kepadanya.

"Khilaf kok berkali-kali?" kompor Kenzie yang mendengar pertengkaran dua sejoli itu.

Toffan menatap Kenzie tajam. "Diem lo anjing!!" Tofan melempar pulpen kosong ke kepala Kenzie.

Kenzie menghindari pulpen itu, ia berhasil menghindar tapi ...

DUK

BRAK

Kepala Kenzie terbentur tembok yang ada di belakangnya, karena lantai keramik yang sedikit licin ia jatuh terjungkal kebelakang.

Sebagai teman yang baik mereka semua memberikan pertolongan pertama kepada Kenzie.

Apa itu? Tentu saja- tertawa.

"HAHAHAHA MAMPUS LO!" Toffan tertawa sangat puas.

"AZAB AZAB TOBAT!" ucap Gempa dengan keras.

"Masyaallah Kenzie nasib lo bagus banget!"

"Hahaha lucu banget sih Ken!"

"Enak nggak Ken?"

"Ssst sakit cok! TOLONGIN KEK BANGSAT!" tidak ada yang menolong Kenzie, untuk apa menolong nya orang dia sudah bangun.

"Lo udah berdiri tegak kek gitu buat apa kita tolongin? Kita mau nolongin siapa? Nolongin kursi?" sewot Amel yang sedang duduk di meja samping tempat duduk Kenzie.

"Lah?" Kenzie menoleh ke kanan dan ke kiri seperti orang linglung.

"Ganteng doang otaknya cetek!" mulut Natta memang tidak di filter.

Kenzie menatap Natta sok tersakiti. "Ngomongnya nyelekit banget sih Nat, sakit hati A'a Neng." Natta hanya memutar bola matanya malas.

"Ayolah Din~ maafin gue." pacar Toffan hanya memalingkan wajahnya, ia kesal dengan Toffan bukan hanya sekali tapi berkali-kali Tofan menyelingkuhinya.

"Dinda pliiis~" Dinda tidak peduli, kali ini ia benar-benar sudah sakit hati.

"Nanti gue beliin es krim deh, tapi maafin gue dulu ya?" ucapan Toffan tidak berpengaruh kepada Dinda.

"Berkali-kali Fan." Toffan terdiam, baru kali ini ia mendengar Dinda berbicara dengan nada seperti itu.

Toffan sadar situasi, ia menundukkan kepalanya. "Iya gue tau, gue minta maaf gue nggak pertimbangin perasaan lo Din." Toffan mengaku salah, ia sadar dirinya salah.

"Sakit Fan." mata Dinda memerah menahan air mata yang mau tumpah.

Toffan mengepalkan tangannya, ia tidak suka melihat Dinda-nya menangis. "Jangan Din, jangan nangis." ucap Toffan kepada Dinda.

"Sakit banget Fan hiks."

"Jangan nangis Din, gue nggak suka liat lo nangis."

"Lo nggak suka liat Dinda nangis, tapi lo selalu jadi alasan buat Dinda nangis, lo yang selalu buat dia nangis." setelah mengucapkan itu Natta berdiri lalu pergi keluar kelas.

Seisi kelas hening, tidak ada yang bersuara, jika sudah begini artinya masalah memang sudah tidak bisa lagi diabaikan, apalagi jika Natta sudah ikut campur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QuinnattaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang