Happy Reading
***
Ashfa Maulina Anggita. Dari namanya, tampaknya susah untuk memanggilnya. Dia biasa dipanggil Anggit. Begitulah namanya yang melekat pada sosok perempuan berparas anggun yang senantiasa menggunakan pakaian syar'i. Baik tingkah lakunya dan kalem pembawaan dirinya. Terlahir dari keluarga kaya raya namun tak membuatnya tinggi hati serta manja. Orangtuanya selalu mengajarkan untuk bersedekah kepada kaum yang membutuhkan.
Saat berjalan, dia laksana seorang putri yang anggun dengan balutan hijab syar'i membuatnya terlihat begitu menawan dan menyejukkan hati ketika dipandang meskipun ia tidak memakai riasan apapun. Siapa yang tak kenal dia? Dia adalah putri dari ketua yayasan kampus. Orang-orang selalu menatapnya dengan segan sekaligus kagum. Hal itu sering kali membuatnya tidak nyaman. Dia ingin dipandang seperti mahasiswa biasa, tidak lebih.
Perempuan itu tengah duduk di taman kampus sambil menulis di bindernya. Angin sepoi-sepoi menyapanya di tengah cuaca yang bagus—tidak terlalu panas ataupun mendung.
Dia berhenti sejenak, berkutat dengan pikiran di kepalanya. Dia tengah sibuk dengan rangkaian tugas yang diberikan oleh dosennya. Di tengah pikiran yang lelah dengan tugas, dia melihat seorang laki-laki berjalan di depannya menuju ke arah aula. Lelaki itu berada jauh dari jangkauannya, namun gadis itu dapat mengenali dengan baik setiap jengkal fisik lelaki itu. Gadis itu tersenyum kecil. Hanya melihatnya saja hati sudah merasa senang. Astagfirullah.
Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya ke bindernya, tak ingin berlarut-larut dengan kebahagiaan yang fana. Karena cinta sebelum menikah adalah ujian. Pasti selalu ada konsekuensinya dibalik rasa itu. Selalu ada rasa patah hati. Penyebab dari patah hati itu bukan karena sosoknya, mungkin karena angan-angan diri yang tidak sanggup menahan hasrat cinta. Allah SWT memberi rasa cinta agar kita sebagai manusia paham apa itu cinta yang sesungguhnya. Cinta yang sesungguhnya itu adalah mencintai Allah SWT. Cinta kepada manusia atas dasar menikah harus dilandasi dengan cinta kepada Allah SWT.
Dor!! Sebuah tangan seorang perempuan berada di kedua pundak Anggit yang sedang duduk di bangku taman kampus.
"Astagfirullah hal adzim Tasya! Kamu mau bikin aku jantungan ya?" Gadis itu memegang dadanya yang berdegup dengan kencang.
"Hehehe. Maaf ya ukhty" Tasya berkata sambil terkekeh.
Aku menghela napas "Ada apa Sya? Bukannya kamu ada kelas sekarang?"
"Sekarang udah kelar. Kita makan ke kantin yuk!"
Mereka pun pergi ke kantin dan memesan dua porsi somay mang Uju yang menjadi makanan favorit bagi mahasiswa disini. Kalau mau beli somay pasti disini. Katanya sih kalo beli somay diluar ga enak, bumbunya kurang mantep seenak buatan mang Uju. Tak ayal, disini selalu ramai dengan mahasiswa dari berbagai jurusan.
"Eh Nggit, kamu mau ikut kajian gak sore ini?"
Aku menyeruput minuman "Kajian dimana?"
"Di masjid Darussalam deket taman kota itu loh" Tasya berkata dengan sangat antusias.
"Hmm... In syaa Allah ya. Aku juga pengen banget ikut kajian, tapi kalo aku ikut pasti malam ini aku bakalan ga tidur ngerjain tugas. Aku punya tugas yang harus dikumpulin besok"
Tasya mendesah kecewa. "Kamu sibuk banget ya? Ga bisa apa ikut bentarrr aja? paling cuma 1-2 jam, udah itu langsung pulang. Lagian kan kita cari ilmu bukan dari kampus doang. Kita harus banyak belajar ilmu agama jangan merasa sudah cukup jadi ga perlu belajar lagi"
"Iya Sya, makasih udah ngingetin aku. Tapi aku juga gak tau Sya. Aku gak bisa janji soalnya tugas aku banyak banget. Nantilah aku pikir-pikir lagi, kalo sempet aku bakalan datang"
***
Kajian gak ya? Tugas aku banyak banget, kalo aku pergi pasti aku ga bakalan tidur untuk ngerjain tugas sebanyak ini. Tugas ini mungkin selesainya jam 4 subuh kalo aku ikut kajian, kalo gak ikut kan lumayan ngirit waktu 2 jam jadi aku bisa tidur sebentar.
Hufftt. Aku merebahkan diri di atas kasur. Nikmatnya rebahan~
Setelah rebahan rasanya tidak ingin bangun lagi, tapi ada tanggungjawab yang harus kukerjakan. Mau tidak mau aku harus bangun dan mengerjakannya.
Ya Allah capek banget.
"Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Allah SWT menyukai rasa lelah dalam menuntut ilmu. Karena setiap amalan untuk mencapai kebaikan pasti ada pahala yang Allah SWT berikan.
Gadis itu duduk dengan lesu di atas kasurnya. Tiba-tiba dia bersin dan merasakan cairan keluar dari hidungnya. Dia menyentuh keningnya, panas.
Dia meraih ponselnya dan mengetik sesuatu disana.
To: Tasya
Maaf ya Sya aku ga bisa ikut kajian sore ini.
Assalamu'alaikum haiii👋
Selamat datang di cerita kedua aku. Ini adalah bab pertama yang aku tulis. Semoga kalian suka dengan kesan pertama cerita ini yaa. Nantikan kelanjutan ceritanya, makasih.Salam hangat, Ann.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen FictionDi tengah guyuran hujan yang deras ketika ospek maba, tiba-tiba aku dipayungi oleh sebuah kakak tingkat ketika aku datang telat di gerbang kampus. Dia, sosok yang tanpa direncanakan, kini menghuni relung hatiku dalam beberapa tahun belakangan. Suat...