⚪17⚪

1K 248 38
                                    

Jade seolah tahu ketegangan seperti apa yang kini terjadi. Tatapan tak bersahabat yang Taehyung suguhkan memberi penjelasan mengenai hubungan spesial Duke tampan itu dengan Putri Jiyeon.

“Selamat pagi, Duke Xavierian,” sapanya.

“Saya hanya ingin berbincang ringan dengan Putri Jiyeon.”

Tatapan curiga Taehyung tidak berkurang sedikit pun. Bukan saatnya bagi Jade untuk tertawa karena dianggap mendekati kekasih pria lain, ia masih tahu jika situasi bisa memburuk kalau Taehyung sampai mengulik lebih dalam tentang pertemuannya dengan Jiyeon. Bagaimanapun, kerja samanya dengan si Tuan Putri harus tetap dirahasiakan dengan baik, termasuk dari jangkauan timnya sendiri.

“Kalau saya boleh tahu, Anda siapa, Sir?”

“Dia teman lama Pangeran Jungkook.” Jiyeon menyela dengan cepat sebelum Jade sempat bersuara. Dan kerutan di dahi Taehyung malah semakin membuat tangan Jiyeon mengenggam erat kertas yang remuk setengahnya. Menjaga kedua tangan itu tetap di belakang punggungnya.

Tidak puas akan jawaban Jiyeon, Taehyung kembali mengalihkan atensinya pada Jade yang berdiri santai di sebelah Jiyeon, dan itu cukup menganggu ketenangan Taehyung. Mereka berdiri bersisian tanpa rasa canggung, dan Taehyung bukan pria bodoh yang tidak sadar situasi jika kedua manusia di hadapannya tengah menyembunyikan sesuatu.

“Sayang?”

Panggilan itu merebut tiga pasang atensi. Sharon dengan langkah anggunnya yang terlatih menghampiri Taehyung. Setidaknya kehadiran wanita itu memberi ruang untuk Jiyeon bernapas lega.

“Kami menunggumu untuk sarapan bersma, ayo!” ajaknya.

Namun Taehyung tidak bergeming, rasa panas menjalari seluruh saraf Jiyeon yang menegang di bawah tatapan mengintimidasi Taehyung. Beberapa menit hening merajai, akhirnya Taehyung menghela napas berat dan berbalik mendahului Sharon yang keheranan.

“Sepertinya kita butuh tempat untuk bertemu,” ungkap Jiyeon. Memikirkan berbagai resiko yang akan mereka hadapi jika salah satu penghuni istana bisa mendengar percakapan mereka, dan itu terlalu berbahaya.

“Anda punya tempat untuk pertemuan rahasia ini?” Aksen yang Jade gunakan tampa menggoda dan suara dalam itu serupa suara Taehyung. Hanya saja tone Taehyung lebih berat dan dalam, menggetarkan jiwa Jiyeon saat pria itu memanggil namanya.

Jiyeon menggeleng, ia masih terlalu baru di sini. Tidak ada satu tempat yang terpikir olehnya untuk sebuah pertemuan rahasia. “Aku tidak punya.”

“Jika Anda mau, Anda bisa berkuda sekitar dua puluh lima meter dari gedung bagian selatan istana ini. Di sana ada sebuah gubuk yang sudah lama ditinggalkan. Saya akan menunggu Anda di sana, lewat tengah malam?”

Jiyeon tidak langsung menjawab, ia menelisik lebih dalam raut wajah pria di hadapannya ini. Mereka baru saja mengenal, bukan hal bagus jika Jiyeon menaruh percaya seluruhnya. Tapi ... dengan keadaan yang sudah mendesak seperti ini ia tidak memiliki banyak waktu untuk membangun sebuah kepercayaan. Cukup beresiko menemui Jade di malam hari dan seorang diri, dan jangan lupakan jika pria ini begitu ahli dengan pertarungan, Jiyeon bukanlah tandingannya.

Gadis itu menghela napas lelahnya, mungkin nanti ia akan menerima tawaran Taehyung tentang pertarungan jarak dekat tanpa sejata. Dan haruskah dibayar dengan ciuman?

Verticordious✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang