⚪25⚪

965 233 58
                                    


- A villain is just a victim whose story hasn't been told. -

"Lebih baik kita berpencar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lebih baik kita berpencar. Aku akan ke kamar Suga, dan kau ke kamar Jungkook. Itu akan menghemat waktu." Jiyeon segera menahan wajah Taehyung dengan telapak tangannya. Tahu jika Taehyung akan menentang pendapatnya. "Jade dan Jean juga membantu kita. Salah satu di antara mereka pasti juga berada di sana, ini akan memudahkan kita untuk mencari apa pun yang bisa dijadikan petunjuk."

"Jiyeon, aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian."

"Kalau kita pergi bersama, itu artinya satu orang akan berada di satu ruangan dan mungkin akan memakan waktu lama tanpa bantuan. Tiga orang untuk satu ruangan pun juga tidak bagus, kamar Suga dan Jungkook masih dijaga, bukan? Kita akan mudah ketahuan kalau terlalu ramai."

Taehyung menghela napasnya, perkataan Jiyeon memang benar, tapi separuh dari hatinya tidak bisa membiarkan Jiyeon pergi sendiri tanpa perlindungan. Mungkin Jade atau Jean memang berada di sana, tapi Taehyung berpikir Jiyeon akan tetap aman bersamanya.

Belum sekalipun Taehyung merasa begitu frustasi seperti ini, pandangan Jiyeon membuatnya tidak bisa mendebat keputusan yang sudah gadis itu buat. Bisa saja Taehyung memaksa jika mereka harus bersama, tapi itu akan lama, dan Jiyeon pasti akan sangat marah karena sedetik saja tidak boleh terbuang.

"Berjanji padaku kau akan baik-baik saja," ucap Taehyung putus asa. Kehilangan Jiyeon seolah begitu jelas di pelupuk mata.

"Aku tidak akan membahayakan diriku sendiri, Tae."

"Itu bukan sebuah jawaban." Lalu pria itu membuang napas beratnya, matanya tertuju pada tautan tangan mereka yang belum lepas. Ia tidak ingin memikirkan jika ini adalah terakhir kalinya tangan kecil Jiyeon berada dalam genggaman tangannya. Tapi ketakutan itu tidak bisa meninggalkannya beberapa hari belakangan. "Jika kau terluka, atau bahkan mereka berhasil menghilangkan nyawamu. Aku pastikan aku juga menyusulmu." Jika Jiyeon benar-benar mencintainya, gadis itu akan mempertahankan nyawanya sendiri bagaimanapun caranya.

"Jangan bicara seperti itu."

"Kau harus tetap selamat jika ingin melihatku bernapas."

Setitik pun tidak Jiyeon temukan keraguan di iris abu-abu milik Taehyung. Sadar kalau mereka tidak akan menemukan titik temu jika masih saja berdebat di sini, Jiyeon mengangguk pelan dengan tidak rela. Hingga tautan tangan mereka mulai melonggar dan dirinya yang terlebih dahulu pergi meninggalkan Taehyung yang masih terpaku berdiri dengan pandangan sendu.

Jiyeon sempat mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ia temukan di kamar para pelayan, rambutnya dikuncir asal karena terburu-buru. Istana memang sepi, tapi tidak mengurangi rasa waspada yang Jiyeon miliki. Kakinya melangkah cepat ke sisi lain istana, tempat kamar-kamar yang biasanya sengaja disediakan untuk orang-orang penting yang bekerja untuk kerajaan ini.

Verticordious✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang