Good Morning, Darling!
Jennie, cewek satu ini sekarang lagi duduk bersantai ria di kursi halaman rumahnya. Di meja kecil terdapat kaleng soda dan juga beberapa kue buatan Ceuceu yaitu bibi Jennie.
Dia cuma memandang jalanan luar yang terlihat cukup ramai. Posisi rumahnya ini tepat didepan jalan besar, atau jalanan umum. Jennie pindah dari Jakarta ke Bandung untuk kuliah, tapi sampai saat ini dia belum menemukan tempat yang cocok.
"Hufh.." Jennie sesekali memejamkan matanya, akhir-akhir ini Jennie merasa kalau dia lagi banyak pikiran. Dimulai dari kuliah, keluarga, dan satu hal yang baru muncul yaitu Rosé.
Bukan, Jennie memikirkan Rosé karna ingin menanyakan tujuan dia ke Bandung itu untuk apa? Rumah dia kan di Jakarta pikir Jennie
"Pengen deh nanya, tapi kan ga punya nomornya. Haish!" Ada apa dengan Jennie? bukannya dia udah ga peduli tentang seseorang bernama Roseanne Park?
"Kok gue malah mikirin dia sih? Aneh banget." Jennie langsung geleng-geleng untuk menghilangkan nama Rosé di pikirannya itu.
Jennie segera membereskan bekas cemilannya dan langsung menuju ke dalam rumah.
Disini, dia hanya tinggal bersama Ceuceu dan Papahnya. Mommy Jennie tinggal di Jakarta bersama dengan suami barunya itu. Jennie juga kadang ingin merasakan momen keluarga di rumah, tapi untuk sekarang, Jennie menganggap Ceuceu seperti ibu kandungnya sendiri.
Di sisi lain yaitu di apart, Rosé baru bangun setelah teler selama beberapa jam tadi. Dia melihat ke sekeliling untuk meyakinkan kalo sekarang dia lagi di apart, wanti-wanti ada orang ga dikenal nyulik dia. Amit-amit!
Rosé merasa kepalanya sedikit pusing, dia bangun dari tempat tidurnya menuju ke dapur buat ngambil minum.
Ryujin yang kebetulan lagi di dapur mendengar ada suara langkah kaki langsung menghentikan aktivitasnya, tangan dia sekarang sudah dipinggang seperti ibu yang ingin memarahi anaknya.
"Heh, Maneh! kalo mau mabok tuh ya di apart aja. Ga usah sampe keluar apart, ngedot di jalan lagi. Mana bukan susu yang diminum!" Ryujin ngomelin sahabatnya sambil kesal. Gimana engga, sahabatnya itu di Cafe hampir nyium orang yang ga dikenal sama sekali.
"Bawel lo." Rosé lagi males buat nanggepin omelan Ryujin. Dia memilih untuk minum terlebih dahulu,
"Ini mangkok, Neng. Lo ngapain ngambil mangkok sih anjir." wajar aja Rosé masih belum cukup sadar sekarang, pandangannya seperti ada kunang-kunang tapi tidak nyata.
"Ihh ambilin gelas dong tolong. Gue pusing banget please." ekspresi Rosé sudah seperti anak kecil yang ingin meminta tolong ke ibunya.
"Gausah sok imut, nih minum." Ryujin jadi geli sendiri melihat ekspresi orang di depannya. Setelah itu, dia melanjutkan aktivitas yang ditunda tadi, memasak.
Rosé merasa pusingnya sudah sedikit hilang, dia langsung inget tentang di Cafe tadi.
"Eh masa gue mimpi ketemu Jennie di Cafe." tanya Rosé.
Ryujin tiba-tiba teringat kalau saat di Cafe, dia seperti mendengar suara yang mirip Jennie itu.
"Lo kayaknya ga mimpi deh. Gue juga waktu mau mapah lo keluar, kaya ngedenger suara mirip sama Jennie." jawab Ryujin. Mereka sekarang lagi ngebahas kejadian di Cafe tadi siang dan tokoh utamanya itu Jennie.Rosé heran, Jennie itu tinggal di Jakarta bukan di Bandung. Jadi dia ngerasa aneh aja kalau sahabatnya itu ngedenger suara mirip Jennie. kan cuma mirip, Rosie.
"Engga mungkin kalo Jennie disini, dia kan tinggal di Jakarta toh."
"Loh bisa aja dia pindah kesini kan, Je? Siapa tau mau kuliah atau ada pekerjaan mungkin." jawab Ryujin, dia jadi merasa yakin kalo suara yang didengarnya tadi siang itu beneran Jennie, bukan yang lain.
Kalau beneran Jennie, berarti gue hampir cium dia dong? Hah gila. pikir Rosé
"Jin, tujuan gue kesini kan buat ngegalau yaa. Tapi kalau tokoh utamanya ada disini juga gimana dong? masa harus balik ke Jakarta?"
"Gue gimana lo aja, kan cuma nemenin." Ryujin ngejawab sambil nyiapin masakan dia tadi. Oh, kelihatannya sih Ryujin bikin pancake tanpa madu.
"Tapi emang lo gaada rencana mau pdkt-an lagi?"Pertanyaan Ryujin membuat Rosé diam. Dia juga sebenarnya mau untuk ngedeketin Jennie lagi, tapi kalau tidak ada peningkatan, apa percuma kan?
"Kalo masih dianggap temen deket doang sih buat apa." setelah menjawab pertanyaan Ryujin, Rosé langsung kembali ke kamar mereka berdua. Dia sudah pusing karna alkohol, ditambah masalah percintaan dia dengan Jennie.
"Woy! Mau engga ini pancake?""ENGGAAA." teriak Rosé dari dalam kamar, dia merebahkan dirinya lalu memikirkan untuk melanjutkan pendekatannya dengan Jennie atau tidak.
"Lo tuh cantik, sempurna juga.. tapi kok susah banget sih digapai." cukup frustasi Rosé karena dirinya kena friendzone.
Lagi asik scroll timeline instagram, tiba-tiba di halaman utama muncul postingan dengan username jennierubyjane.
Tidak disadarkan Rosé langsung senyum melihat postingan itu. Lucu banget gumamnya.
Hal mirisnya, dia itu engga di follback sama sang pujaan. Entah Jennie yang tidak tau kalo akunnya itu difollow Rosé atau akun Rosé ghaib? sksk.
Tiba-tiba terlintas suatu ide di pikirannya.
Gue dm gitu ya?
Ah engga deh, takut ganggu.
Tapi kangen udah lama ga chattingan..
Rrr gimana dong? dm aja deh.roses_are_rosie
Halo jen, ini gue Rosé
[unsend]
Hey pretty
Apaan sih aneh banget. [unsend]
Wassup Jen. Gimana kabarnya?
[unsend]
Hi cutie
[unsend]Rosé yang daritadi hanya mengunsendkan pesannya, jadi bingung. Karna sudah lama tidak chattingan ini membuat dia sama Jennie menjadi agak canggung.
jennierubyjane
Halo, Rosé. Kayanya kamu daritadi unsend pesan yaa? Soalnya muncul di notifikasi aku, hehe.Jangan ditanya keadaan Rosé sekarang gimana. Dia kaget melihat pesan dari Jennie, langsung bangun dari posisi rebahannya.
"LOH??"
Lagi mood nulis pagi-pagi gini.
Enjoy <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You | CHAENNIE
Fanfiction"I like you, Jennie." -R "We're just friends right?"️️ ️️-J ️️️️️️️️ ️️ ️️ Rosé yang menyukai Jennie sejak kelas SMA. Tapi, apa Jennie melirik Rosé? Apa Rosé tetep memperjuangkan Jennie walaupun dia menganggap teman dekat saja? [END] ️️ ️️ ️️️️️️️...