Chapter 1

10 5 3
                                    

Hai! namaku Almeera Anastasha khumaira. Gadis SMA yang sampai saat ini masih istiqomah dengan status jomblonya yang sebenarnya sudah berkarat sejak sangat lama.

Alunan musik religi berjudulالحب في الصمت memenuhi gendang telingaku dengan syahdunya. Indah, namun ada tusukan yang dengan halus nan perlahan terus menusuk-nusuk hatiku. Sebuah pengalaman yang amat membekas hingga tak dapat terlepas.

Saat itu aku masih menginjak kelas X, sungguh awal kehidupan SMA yang sangat indah karena aku adalah si gadis yang amat famous dikalangan junior maupun senior di SMA Aksara Bangsa berkat kecantikan dan tumpukan bakat maupun prestasi yang sudah kupupuk sejak lama. Bukannya aku terlalu meninggikan diri, tapi semua orang jelas-jelas mengelu-elukan namaku baik dibelakang maupun didepanku.

Dan tak bisa dipungkiri sontak saja banyak sekali cowok-cowok yang berusaha menarik perhatianku, tak terkecuali si ketua osis yang menjadi pangerannya SMA Aksara Bangsa.

Devan Adijaya namanya, mungkin dia memang bukan pelajar terpintar disekolah ini tapi dia punya wajah menawan layaknya selebgram berfolowers jutaan, keren dengan gaya rambut mempesona dan style good boynya. Tajir? oh jangan ditanya lagi, papanya jelas-jelas bukan orang sembarangan bagi sekolah ini, pemilik yayasan yang tak sombong dan baik hati.

Dan mana mungkin aku menolak cowok seperfect itu, walau sebenarnya tak ada secuilpun cinta yang tersisip dalam hatiku untuknya. Jujur yang ada hanyalah rasa obsesi ingin menjadi cewek no 1 di SMA Aksara Bangsa ini.

Aku bahkan sama sekali tak memedulikan kejomplangan yang terjadi diantara kami. Ya, kita beda agama. Tak masalah, lagi pula aku sendiri tak pernah mengharapkannya menjadi suamiku kelak. Hhh, mana kepikiran aku. Ditambah lagi penampilankupun saat itu sangat-sangat tak mencerminkan sosok muslimah yang taat, rok sekolah minim serta baju seragam yang ketat tentu menjadi pilihanku agar terlihat stylish karena memperlihatkan lekuk tubuhku yang ramping nan ideal.

"Ara," Begitu halus Devan memanggil tepat disamping telinga kiriku saat itu.

Sontak saja aku menoleh dan menampilkan senyum terbaikku, aku bahkan tak
memperdulikan ratusan pasang mata penghuni kantin sekolah yang dengan sigapnya langsung mengamati adegan kami. Padahal jarak antara wajahku dan wajahnya hanya terpaut beberapa senti meter saja.

"I love you," ucapnya setengah berbisik dengan senyumnya yang kuakui memang menggoda.

"Too," Ucapku juga setengah berbisik sembari tersenyum menatapnya, tapi kemudian "DEGG" aku segera memalingkan wajahku karena baru saja mataku menangkap kehadiran seorang cowok di belakang Devan lengkap dengan barisan serdadu dibelakangnya.

Hai! gimana gaes, penasaran gak ama kelanjutan ceritanya si Ara? kalo penasaran langsung tambahin aja ke perpustakaan kalian yak!

Oh ya, insyaallah up nya perhari kok, tapi ya butuh dukungan kalian juga😅.

Jadi silahkan nikmati cerpen ini dan kalo ada kritik dan saran jangan sungkan-sungkan yak😊

Jan lupa mencet bintangnya juga yak😉😉

Cinta Dalam Khayal (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang