387 50 7
                                    


Giselle tersentak kaget saat membuka pintu rumahnya, ada Haechan yang berdiri dengan pakaian rapi.

"udah? ayo, kita ke kantor."

"manajer kok ga bilang kalo kesini? Udah berapa lama?"

Haechan berpikir sejenak,"gatau, tapi kayaknya lumayan lama hehe."

"ihh kan, bilang kek atau manggil gitu ke saya. Jadinya ga nunggu sampai lama begini."

Haechan terkekeh geli, menarik tangan Giselle."engga bercanda, ayok pergi."

Giselle mengangguk,"maaf ya manajer."

"gapa-pa, yaudah ayok."

***

Giselle berdiri meletakkan bekal sarapan di meja Chani,"makasih malem tadi, ini gue buatin sarapan."

Chani tersenyum kecil,"sama-sama, makasih juga."

Giselle mengangguk, kembali duduk ke kursinya. Tapi ia berhadapan dengan Felix.

"kenapa?"

Felix menghela nafas,"gue di gebukin ama Chaewon."

"siapa itu?"

"pfff.. lo di gebukin sama Chaewon Lix? Haha kasian banget si." ucap Lia tertawa geli melihat muka Felix yang sedikit memerah.

Felix mendengus,"terus lo sama Soobin malam tadi dimarahin ga?"

Lia terdiam, Lia tersipu malu, wajahnya memerah. "engga, tapi kita beromentekan."

Felix melototkan matanya, menghentakkan meja dengan tangannya. "Lo bedua?!"

Lia mengulum bibirnya,"i-iya .."

"astaga.." geleng Felix, "enak banget, lah gue."

"mulai adu nasib." celetuk Chani.

Giselle terkekeh geli, menoleh ke Lia."maksudnya apa, Lia?"

"anak kecil gaboleh tau," kata Chani terkekeh geli melihat wajah bingung Giselle.

"tau nih Giselle, pacaran dulu ya sama Haechan terus kalo udah nikah paham kok."

Chani menatap wajah Felix dengan ekspresi tak suka, ia menghela nafas. Tapi, seharusnya ia tak boleh menyerah.

Chani tersenyum kecil menatap wajah Giselle, coba aja dulu, kalo ditolak ya coba lagi. ^•^

***

Felix menggengam tangan Giselle, membawa pergi entah kemana.

"udah, kita makan disini aja."

Giselle menatap Felix dengan bingung, "jauh banget, terus Chani sama Lia gatau."

Felix menghela nafas,"gue yakin mereka pasti nyari kesini."

"terus?"

"ya biarin, seru sembunyi sembunyi beginian kan? hihi,"

"iya juga ya, tapi kan.."

"udah, makan aja ayok. Lagian tempat nya cantik kan? ini taman udah lama ga ramai, anak anak kantor lebih suka duduk di cafe dibanding ke sini. padahal tempatnya lebih indah kan?"

Giselle tersenyum, "iya, disini cantik. Sayang banget tempatnya sepi begini."

"hm, ah Giselle. lo suka sama Haechan ga?"

"eh? anu ... " Giselle menunduk kecil, ia tak tau harus menjawab apa.

"woi!" Felix dan Giselle menoleh, lagi lagi Giselle berterima kasih dalam hati untuk Chani.

"dicariin, ternyata disini."

Chani ikut duduk di antara mereka berdua, "kok diem diem aja?"

"tau aja si bocah, padahal gue udah menghindar dengan jurus—"

"drama, udah diem. gue laper, gue pergi dulu."

Felix menatap wajah Chani bingung, "terus, manfaat lo nyari kita apaan?"

Chani menatap Giselle, "kawan, mau ikut makan diluar ga?"

"g-gue?"

***

Chani menghela nafas, dia pikir dia akan kesini berdua bersama dengan Giselle ternyata, Felix ikut, Lia serta Soobin dan Haechan.

"lo gajian hari ini, Chani?"

"kaga, kalo gajian kan sama sama. gue gaada traktiran bayar sendiri." ucap Chani ketus.

Felix mendengus,"yah, padahal pengen banget."

"biar gue traktir."

mereka menoleh ke Soobin,"beneran lo Bin? Kek yang iya aja."

"tau nih bocah biasanya juga—"

"Bye guys! Hi Ladies! Mwahh." Chani dan Felix tertawa, Soobin mendengus.

"gajadi gue belanjain."

"EH HARUS! LO UDAH BILANG YA!"

"Felix, gosah teriak teriak kenapa? Malu diliatin orang." kata Lia menggeleng kecil kepalanya.

"tau nih bocah," ucap lagi Chani.

Giselle hanya terkekeh geli, sedangkan Haechan yang didepannya hanya menatap wanita itu. ia tersenyum kecil, "manisnya." gumam Haechan pelan.

~

"gimana?"

"ya ga gimana gimana, puasin aja satu jam lagi."

"weh, beneran?!" Lia serta Felix terkejut, bukannya menyuruh balik untuk kerja, Haechan malah memberi waktu lebih lama untuk duduk di cafe ini.

Karna Haechan ingin melihat Giselle lebih lama lagi, kapan lagi ia akan melihat Giselle sedekat ini? Jika tidak ada urusan, tidak akan pernah.

Haechan hanya malu untuk dekat, ya karna ia belum berani dan belum memastikan diri.

Apa ia menyukai Giselle atau hanya sekedar kagum dengan wanita di depannya ini.

Giselle menatap Lia dan Felix yang terlalu girang menurutnya, sedangkan Soobin hanya menyuruh Lia untuk tak terlalu bergerak berlebihan.

Karna itu akan memalukan.

sama halnya dengan Haechan, bedanya Chani hanya melirik sedikit demi sedikit. Ia tak berani harus menatap wanita itu terus terusan.

Jika ia boleh jujur, menurutnya Giselle adalah wanita yang tipe ideal nya sekali. Bagaimana bisa ia tak pernah menemukan wanita seperti ini? Kenapa harus di satu kantor?

entah lah, kini Chani hanya perlu menatap wajahnya yang menurut nya sangat manis dan lucu.

"karna engga lama lagi hari sabtu dan Mingyu—"

"minggu dong Lia, itu hyung kita bisa bisanya kamu bilang Mingyu."

"oh iya ya, maksudnya itu. Mingyu Oppa ganteng si."

"mulai deh."

Felix dan Haechan menghela nafas, bukannya melanjutkan percakapan Lia malah bermesraan dengan Soobin.

"sabtu minggu mo ngapain, Lia?" tanya Chani, Lia dan Soobin menatap Chani.

Lia terkekeh geli,"ya, kita nginap di Villa nya Soobin?"

"gabisa Lia, Villa nya aku di pake buat temannya Sanha."

"iya ya, terus mo ngapain?"

"lah, dia yang ngajak tadi perasan."

"ah ya! kita ke pantai! kita berkemah disana?"

Chani menghela nafas,"kerja kita masih banyak Lix, berkas berkas yang di kasi baru setengah siap."

"ya gapa-pa, kalo kalian mau boleh aja."

Semua menatap Haechan, Haechan yang di tatap malah salah tingkah. "Jangan natep gue kek gitu, mau kaga?"

"Iyaa! Mauu!!"










happy malam minggu or malam sabtu? hihi~

 ๕. Hy, Manager ; Haechan - Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang