๗.

314 43 9
                                    


"Giselle!" pekik Felix dan hampir memeluk Giselle jika Lia tidak menangkap Felix.

"sembarang mau meluk cewek, lo siapa nya emang?"

Felix memanyunkan bibirnya, sedikit kesal dengan Lia.

"Pagi, Jijel!" sapa Chani.

"Pagi, Chani." Giselle mengeluarkan sesuatu dari dalam plastik.

"ini, buat makan siang eh terserah." Giselle menyerahkan 3 kotak bekal makanan, dan memberi ke Felix, Chani dan Lia.

"aaaaa, arigatou Jijel!" ucap Lia dan menerima makanan itu dengan senang hati.

"Thank Jijel."

"MAKASIH BANYAK JIJEL!" pekik Felix lagi.

"iya, sama-sama. Bentar, gue mau kasi ke Manager."

"Okie!"

Giselle menghela nafas, tersenyum kecil dan mengangguk."jangan, gugup."

sebelum masuk, Giselle mengetuk pintu meminta izin untuk masuk. Setelah tuan ruangan mengizinkannya, Giselle segera masuk dan menemui Manager.

"Pagi, manager Lee."

Haechan melepaskan kacamatanya, menatap Giselle dan tersenyum cerah.

"Pagi juga, ada apa kesini, Giselle?"

"oh, ya!" Giselle mengeluarkan satu kotak bekal dan satu botol air minum ia berikan kepada Haechan.

"saya kebetulan rajin banget tadi pagi, makanya saya buat banyak tadi.. Anak anak yang lain juga saya kasih, makan ya, Manager?"

Haechan tersenyum lebar,"iya, saya pasti makan. Dan terima kasih."

Giselle mengangguk, dan berbalik badan.. Baru beberapa langkah, Giselle berbalik badan lagi dengan sedikit malu malu.

"Ma-maaf Manager, saya mau ikut keluar negri, apa penawaran manager masih ada?"

***

"Jijel! Lo gantiin gue ya sekarang? ahh, sayang banget sii.. Tapi, gapa-pa gantian kan?" tanya Felix dengan heboh.

"i-iya, manager Lee nyuruh gue ikut kali ini, katanya biar gue luas pengetahuan."

Felix tersenyum lebar,"gapa-pa, bagus juga si! Tapi, dimana kalian mau keluar?"

Giselle menggeleng,"itu gue gatau."

Lia masuk kedalam ruangan,"Kanada. perusahaan nya Jung's." jawab Lia yang baru datang dengan membawa berkas berkas.

"muka lo kok cemberut, Li?"

Lia langsung merengek, "huaaaa, kalian tau ga si.. Hari ini Soobin gamau ketemu sama gue! Padahal pagi pagi tadi kita baik loh."

"jangan jangan Soobin ada cewek baru yang lebih cakep dari lo Lia." celetuk Felix.

Felix tersentak kaget melihat wajah Lia yang tiba tiba sangat mengerikan menatapnya.

"ada tanggal istimewa ga, kalian?"

Lia menatap wajah Chani, berniat untuk berpikir."gaada, kok." jawab Lia dengan sedih.

Felix terlihat berpikir, "lah, bukan- nya—"

Mata Felix tak sengaja melihat Soobin di luar pintu, kebetulan pintu mereka memang kaca. Felix melihat Soobin yang terlihat menyuruh nya diam.

Felix mendengus kecil,"bisa bisanya mereka akan menampilkan teater romentek."

"hum? maksudnya, Lix?"

Felix mendecak,"engga, gaada apa apa. Nangis aja terus." Felix berlalu dan keluar dari ruangan.

Giselle hanya diam, Chani juga diam, tapi matanya terus terusan melihat Giselle. Sesekali tersenyum kecil melihat wajah Giselle yang sedikit khawatir.

🍛🍛🍛

Giselle kini sedang makan dengan abang tirinya yang mendadak datang dan ingin makan bersama.

"terus, kamu ada masalah?"

Giselle menggeleng,"onii-chan, kok mendadak banget?"

Yuta langsung menyuapkan makanan kedalam mulut Giselle menggunakan sumpitnya,"sembarangan, cek hp, ga?"

Giselle langsung meraih hpnya, ternyata ada pesan dari abangnya.

Onii-chan💢
Ohayou! Aeri, nanti kita akan makan siang, okei? Onii-chan akan datang kesana!🍀 -07.20

Onii-chan💢
Konnichiwa! Aeri, sibuk banget, ya? Nanti Onii-chan datang, tungguin ya? 💗 -11.31

Onii-chan💢
Oitt Aeri, sibuk banget ampe ga baca pesan onii-chan. Hm💢 -11.57

Giselle dengan pelan menatap wajah Yuta, tersenyum kaku karna ia salah.

"go-gomen!"

Yuta tertawa kecil, mengacak rambut Giselle dengan gemas. "Gosah minta maaf, ayo lanjutin makannya."

"Onii-chan, Aeri bawa bekal padahal."

"lah, kok ga bilang. Mana makanannya, sini biar onii-chan makan."

Giselle tersenyum lebar, memberi kan kotak bekal makanan nya ke Yuta.

"enak banget, masakan kamu tuh emang gapernah ngecewain. Jadi rindu, tapi onii-chan gabisa lama lama disini, Onii-chan juga harus balik kerja ke Jepang."

"gapa-pa, nanti Aeri main kesana. Terus masakin buat Onii-chan, lagi. Gimana?"

"Onii-chan tungguin, jangan engga ya?"

"hihi, pasti onii-chan. Abisin, enak kan?"

***

Haechan menghela nafas, masih menatap dari jauh Giselle bersama lelaki yang tak ia kenal. Tidak jauh, hanya lumayan jauh.

Haechan sedang duduk di cafe dalam, sedangkan Giselle dan Yuta ada di cafe luar. Beruntung sekali telinga Haechan masih sehat, Sehingga dirinya bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Onii-chan itu apa dalam bahasa Jepang? Gue bahasa Jepang taunya tentang bisnis doang."

"Onii-chan itu oppa," jawab Chani dan duduk di kursi meja Haechan.

"tau darimana lo?"

"keliatan banget, ngapain kesini, bro?"

Haechan menatap wajah Chani dengan datar.

Chani terkekeh kecil,"sama, gue juga lagi liat mereka, gue kira itu pacarnya. Ternyata abangnya, masih ada kesempatan buat narik hati dia."

"iya, cobain aja. Kalo akhirnya dia milih gue gimana?"

Chani tersenyum miring,"ya gapa-pa, setidaknya gue bakalan nyatain perasaan gue ke dia sebelum kalian jadian."

Chani berdiri dan menatap wajah Haechan sejenak,"gue ga egois kok, udah suka sama dia juga syukur bagi gue. Apalagi kalo dia nerima gue, kalo ga.. Kenapa gue harus, maksa?" dan Chani berlalu pergi dari hadapan Haechan.

Haechan terdiam, mencerna kata kata Chani yang terlewat dewasa menurutnya.

"Sabi juga si Chani."

Tapi, Haechan terkejut saat tak melihat Giselle dan Yuta ada disana lagi.

"lah, cepet banget ilangnya."









Hallo! 🍤🍲🍚

 ๕. Hy, Manager ; Haechan - Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang