Epilog

517 38 2
                                    

Holla~














Dokter na mengajak rei ke sebuah caffe tempat satya pernah bernyanyi dengan band nya sewaktu sma

Dokter na memberikan sebuah amplop putih saat rei duduk di kursi depan sang dokter muda itu

Reiki membuka amplop itu dan mendapati kertas yang masih mulus berwarna putih, dengan tulisan yang dia kenali, dia merindukan tulisan ini. Tulisan tangan satya

Reiki mulai membaca surat tersebut setelah mendapat anggukan dari dokter na

Dari Rhanu haryasatya untuk Reiki rareza

Hai kamu
Ahai kamu, rei hai rei ini kakak!
Rei, kira kira hubungan kita bakal bertahan selamanya atau? Haha forget it, kalau kakak bertahan lebih lama mungkin kamu ga akan baca catatan ini

Reiki , maafin kakak ya? Saat kamu baca mungkin kakak udah ga ada di samping kamu, memang begitu, kakak ga berani jujur sama kamu.

Kakak ga mau kamu kesiksa karna pengakuan kakak, hehe
Reiki , apapun yang terjadi. Jangan nangis karna kakak ya? Sekalipun kakak sudah tiada

Rhanu haryasatya akan terus mencintaimu.
Setidaknya terakhir di dunia , kakak bisa melepas kamu seutuhnya sekarang, menyedihkan ya? Kakak nangis loh rei.
Baru tau kan kamu?

Happy aniv sayang.

Reiki, kakak pergi sama junan ya? Kakak mau menepati janji kakak, tapi..
Kakak malah cinta sama kamu, setidaknya yang terakhir. Selamat tinggal last love ku.

Rhanu haryasatya

Tidak lama kemudian niki mendengar suara satya, ralat suara rekaman ulang video saat satya bernyanyi di panggung cafe saat itu. Satya tampak tampan mengenakan kemeja kotak kotak merah celana hitam, rambut hitam legam yang menunjang penampilannya semakin tampan. Reiki merindukannya

Rekaman video itu memperlihatkan cara satya tersenyum bernyanyi dan sesekali menghayati lagu

"Ku ingin dia yang sempurna"

"Untuk diriku yang biasa"

"Ku ingin hatinya"

"Ku ingin cinta nya"

"Ku ingin semua yang ada pada dirinya..."

Belum selesai rei mendengarkan Pandangannya teralih kala dokter na menepuk pelan pundaknya, memberi isyarat agar rei tidak menangis untuk kali ini.

"Satya ga mau lihat kamu nangis karna dia" kemudian dokter na tersenyum dan beranjak dari duduknya






























"Hai rei" reiki menoleh mengedarkan pandangannya kepada seseorang

Laki laki manis, seperti berusia 16 tahun

"Junan?" Reiki mengerenyit saat junan hadir di hadapannya, dengan raut wajah yang tampak sedih

"Iya, ini aku. Junan" ungkapnya sembari tersenyum sendu

"Junan kenapa kamu di sin--"

"Maaf aku ambil kak satya dari kamu"

Reiki tertegun, mengapa junan seperti ini?
"Enggak kok, ini takdir tuhan"

Junan mendongak, surainya tertiup semilir angin, air matanya tampak jatuh satu persatu tetesan keluar dari kelopak netranya

"Aku ga mau ninggalin kesedihan, maaf aku egois. Aku buat janji itu sama kak satya, aku bener bener egois, kita sama sama sayang kak satya rei, aku--"

"Pergilah dengan tenang, tolong jaga satya kita"  reiki tersenyum, bukan senyum penyesalan ataupun keterpaksaan, senyum ini murni. Rei sudah mengikhlaskan kepergian satya

Menurut rei, satya adalah cinta pertamanya. Namun bagi satya Junan adalah cinta pertamanya dan reiki cinta terakhirnya dan junan? Fist dan last love nya adalah satya. Satya dan reiki tidak bisa bersama. Namun dia bahagia pernah menjadi alasan satya agar kuat. Lalu? Apa yang perlu di sedihkan? Tidak ada penyesalan di antara mereka bertiga

Rei penjat mendapati dia terbangun di pukul 3 pagi

Melihat sekilas bayangan junan tersenyum padanya kala cahaya terlintas di jendela nya dan junan menghilang setelah cahaya itu lenyap

Reiki menyadari bawa ini bukan mimpi, ia bertemu dengan junan, untuk terakhir kalinya.

Dan tidak pernah bertemu lagi setelahnya




















Hay readers-! Boleh aku minta vote nya? Makasih~

Dan see u~

Waiting For.. ┊Sungki/sungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang