0,3 :: you're mine

1.6K 240 161
                                    

mommy // 27 . 07 . 21

"Apa alasanmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa alasanmu?"

Sakura menolehkan kepalanya ke arah Itachi yang tengah menyenderkan tubuhnya di dinding sembari bersedekap. Ekspresi wajah pria itu datar, amat sangat datar, bahkan hampir sedatar tembok yang tengah di senderinya.

"Alasan apa?" Sakura balik bertanya dengan ekspresi wajah heran.

"Mengapa kau menyetujui perintah ibuku yang menyuruh kita agar segera menikah?" Dengan sabar Itachi menjelaskan, walaupun ekspresi wajahnya yang semula datar kini telah berubah menjadi agak kesal karena kelemotan gadis yang ada di depannya. "Padahal kita baru bertemu beberapa jam lalu, dan kau terlihat membenciku karena aku telah mengancammu."

Sakura tidak menjawab pertanyaan Itachi sama sekali. Gadis itu malah mengalihkan pandangannya, membuat Itachi yang notabenenya merupakan seorang Uchiha dan benci diabaikan berjalan mendekat. "Jawab pertanyaanku sekarang juga, Haruno Sakura!" paksanya sembari mencengkeram dagu gadis itu dan menariknya ke atas.

Ego seorang Uchiha memang sangat menyebalkan.

"A-aku aku melakukannya untuk Sa-Sasuke ..." Sembari memberikan sebuah jawaban singkat, Sakura berusaha melepaskan cengkeraman tangan Itachi dari dagunya.

Yang terjadi selanjutnya merupakan sesuatu yang ada di luar dugaan Sakura. Itachi melepaskan cengkeraman tangannya pada dagu gadis itu, namun ia malah berbalik mencengkeram kedua lengannya dengan sangat erat yang mana sukses membuat si gadis bersurai merah muda merintih kesakitan. "Ada hubungan apa kau dengan putraku, hah?!" bentaknya dengan sorot mata tajam, membuat Sasuke yang tengah tertidur spontan terbangun dan menangis kencang.

"Suaramu terlalu kencang, Itachi-san!" Sakura berusaha keras melepaskan melepaskan cengkeraman tangan Itachi pada kedua lengannya, dan setelah terlepas, gadis itu segera berjalan menjauh dan menghampiri Sasuke. Ia lalu mengangkat tubuh bocah mungil itu dengan lembut dan perlahan dari box bayinya. "Cup ... cup ...  cup ... Jangan menangis lagi sayang."

Pemandangan di depannya membuat Itachi mau tak mau tersenyum lembut. Jujur saja, tadi ia sempat merasa marah dan kesal saat Sakura bilang bahwa ia bersedia menikah dengan dirinya karena Sasuke. Ada suatu perasaan aneh yang tercipta saat itu, dan ia juga merasa ada sepercik api yang membakar dadanya. Dan karena itu lah Itachi sempat merasa marah dan kesal.

Entah lah, ia tidak tahu harus dinamakan apa perasaan rumit seperti itu.

"Itachi-san, apakah kau memiliki susu?" Masih dengan posisi menggendong Sasuke, Sakura berjalan menghampiri Itachi yang masih memandang mereka dengan senyuman lembutnya. Gadis itu terlihat menjaga jarak dengan ekspresi wajah gugup, mungkin merasa takut akibat sorot mata tajam Itachi yang ditujukan padanya barusan.

"Susu? Untuk apa kau bertanya tentang itu?" Itachi balik bertanya sembari mengerutkan dahi bingung. Sepertinya pria itu telah tertular virus lemot yang sebelumnya menjangkiti Sakura. Mungkin kecepatan penyebarannya sama cepatnya dengan penyebaran virus korola yang kini tengah sangat marak di negara kita.

"Untuk Sasuke. Ia masih tidak berhenti menangis, padahal aku sudah berusaha keras untuk menenangkannya. Lalu aku pikir mungkin dia merasa haus dan ingin minum susu," jawab Sakura sembari mengayun-ayunkan Sasuke yang ada di dalam gendongannya. Dari caranya menenangkan dan menggendong bocah itu, Sakura terlihat sangat keibuan. Aura kedewasaannya juga sangat terlihat, bahkan mungkin gadis itu jauh lebih bersifat dewasa daripada Itachi.

"Itachi-san, apakah kau tidak memiliki susu untuk Sasuke? Atau susunya sudah habis dan kau lupa untuk membelinya di toko?"

"Hn. Aku biasanya memberikan susu formula untuk Sasuke. Namun sekarang susu itu telah habis. Dan aku rasa aku tidak perlu membelikannya yang baru." Setelah terdiam beberapa saat, Itachi menjawab pertanyaan Sakura disertai dengan seringai misterius di wajah tampannya. Mau tak mau hal itu membuat Sakura merasa kesal.

"Mengapa kau tidak merasa perlu untuk membelikannya yang baru? Putramu tengah merasa kehausan, Itachi-san. Apakah kau tidak merasa kasihan padanya?" Cukup sudah, Sakura merasa lelah dan jengah akan sikap menyebalkan, misterius dan tak acuh pria itu. Persetan dengan rasa gugupnya, kini ia malah ingin sekali meninju wajah Itachi sampai pria itu pingsan dan mengeluarkan banyak darah. Lagipula siapa suruh ia bersikap seperti itu?

"Untuk apa aku membelikan Sasuke susu formula yang baru jika kau sendiri memiliki susu alami yang jauh lebih sehat untuknya?" Seringai di wajah tampan Itachi semakin melebar ketika melihat wajah Sakura yang terlihat sangat kesal. Namun entah mengapa di penglihatan pria itu wajah Sakura kini terlihat sangat menggemaskan. Sepertinya matanya sedikit rabun karena ia terlalu lama memandang layar laptop. Oh, dan jangan lupa untuk mengingatkannya agar segera memeriksakan matanya ke dokter mata nanti.

"Maafkan saya, Itachi-san. Akan tetapi bisakah kau menjelaskan perkataanmu barusan?" Sakura mengepalkan kedua tangan erat. Sungguh, jika yang sekarang berada di hadapannya bukan lah seorang Uchiha Itachi, Sakura berjanji untuk meninju wajahnya. Lihat lah seringai menyebalkannya itu, persis seperti orang yang gemar mencari masalah dan memancing peperangan dengan orang lain.

"Itu," jawab Itachi secara singkat, padat, dan jelas sembari menunjuk ke arah dada Sakura. Tersadar, gadis itu pun segera mengangkat sebelah tangannya guna menutupi objek yang telah ditunjuk secara lancang oleh Itachi. Seolah belum puas, pria itu pun kembali mengeluarkan kalimat-kalimat laknat yang mana sukses menciptakan rona merah di kedua pipi Sakura. "Mengapa kau menutupinya? Aku benar, kan? Air susu seorang ibu jauh lebih sehat dan alami daripada susu formula yang banyak beredar di pertokoan. Berikan lah itu pada Sasuke sekarang juga agar ia berhenti menangis. Oh, dan jangan lupa akan satu hal. Setelah putraku merasa kenyang, berikan itu juga padaku. Aku juga merasa sangat kehausan sekarang."

"DASAR PRIA JELEK MESUM, MATI KAU SEKARANG JUGA!" Dengan Cepat Sakura kembali membaringkan tubuh mungil Sasuke di box bayinya, mengabaikan kondisi bocah itu yang masih menangis. Ia lalu berjalan menghampiri Itachi dengan langkah tergesa-gesa dan menjulurkan sebelah tangannya, berniat menampar pria menyebalkan itu. Untungnya gerak refleks Itachi cukup bagus sehingga ia dapat menahan tangan Sakura di waktu yang tepat.

"Kau terlalu cepat 1000 tahun untuk menyakitiku, Nona Haruno. Ah, atau bisa aku bilang, Nyonya Uchiha?" ucapnya sembari menaikkan sebelah alisnya, menciptakan sebuah ekspresi wajah yang membuatnya terlihat berkali-kali lipat lebih menyebalkan.

"Berisik!" ketus Sakura dengan mata memicing tajam dan berlalu melewati Itachi begitu saja setelah sebelumnya kembali mengangkat Sasuke dalam gendongannya.

Sembari memandang punggung Sakura yang semakin lama semakin menjauh, Itachi berbisik lirih, "You are mine, now and forever, Haruno Sakura."

note ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note ::

hi! ada yang bisa nebak siapa
mommy kandungnya Sasuke?

niatnya tadi mau ngejelasin alasan
kenapa Sakura mau nikah sama Itachi.
but honestly I didn't expect it to be
like this. tapi semoga kalian tetep suka!


[✓] 𝐦𝐨𝐦𝐦𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang