01✨

115 36 23
                                    

Andai semua manusia bisa memilih takdirnya, takdir seperti apa yang akan kau pilih?

Andai semua manusia bisa memilih takdirnya, takdir seperti apa yang akan kau pilih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAMU DI PECAT!"

Yena memejamkan matanya seiring dengan suara bentakan pria di depannya masuk ke telinganya.

"Sekarang bereskan semua barang-barang kamu dan silahkan pergi dari sini," Ucap pria itu sambil berlalu pergi meninggalkannya. Meninggalkan Yena yang terdiam menatapnya dengan tatapan sendu.

Yena menghela nafas panjang, lalu berjalan meninggalkan ruangan "mantan boss" nya. Terdengar bisikan-bisikan kecil seiring dengan langkah yena yang berjalan menuju ke mejanya.

Ia memasukkan barang-barang miliknya ke dalam sebuah box yang entah sejak kapan sudah berada di atas meja kerjanya. Mungkin teman kantornya berbaik hati untuk meletakkannya disana.

Yena menghela nafas pelan, lalu melepaskan nametag miliknya dan meletakkannya di atas meja. Nametag yang sudah ia gunakan selama dua tahun ini.

"Bagus deh lo dipecat, lo cuma bisa nambah kerjaan doang," Ucap seorang gadis yang duduk membelakanginya.

"Laporan salah, telat ngantor, mending lo dipecat. Masih banyak yang pengen ngambil tempat lo disini," Sarkas gadis itu lalu berdiri dan berjalan menuju area dapur sambil membawa mug miliknya.

Yang lain tak dapat berkutik, sekedar untuk membela yena. Karena gadis itu merupakan atasan mereka. Mereka masih sayang dengan pekerjaan mereka, tak ingin keadaan mereka berakhir seperti yena.

•••

Yena keluar dari perusahaan tempat ia bekerja dengan wajah lesu, oh atau bisa dibilang 'mantan' tempat ia bekerja.

Tangannya memegang box kecil yang berisi barang-barang miliknya yang baru saja selesai ia kemas.

Yena berjalan menelusuri trotoar dengan langkah pelan. Hingga dirinya berhenti di depan halte yang tak jauh dari kantor.

Yena mendudukkan dirinya di kursi halte. Menatap ke arah jalanan yang tampak sibuk dengan kendaraan yang berlalu lalang. Mengabaikan bus yang beberapa kali berhenti di depan halte bus, mengundang decakan dari pemilik bus karena yena tak kunjung naik.

Pikirannya tenggelam tak sadar bahwa langit mulai menggelap. Hingga suara ponsel membuat yena tersadar dari lamunannya. Ia segera mengambil ponselnya yang berada di dalam tas miliknya. Senyum milik yena terbit ketika melihat nama yang muncul di layar hpnya.

Namun kerutan di dahinya muncul, ketika membaca pesan dari sang kekasih. Diiringi perasaan khawatir karena pesan yang terlihat aneh, tidak seperti pesan yang biasa dikirim oleh sang kekasih.

Varsha |yensuk|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang