Alessa menatap monster itu dan di saat yang bersamaan monster itu mengeluarkan bola api dari mulutnya dan menghancurkan gedung kementrian dengan sekejap, semua orang berlarian salah satu puing dari bangun itu mengarak ke arah mereka dan itu tepat di atas Raja Hafner dan Zanger.
"KAKAK!!"
Alessa terbangun dari tidurnya, tubuhnya benar-benar mengeluarkan keringat sangat banyak akibat mimpi buruk itu. Alessa mencoba mengatur nafasnya dan kedua tangannya memegang kepalanya."Mimpi yang sangat nyata, apa itu akan benar-benar terjadi?"
Alessa segera turun dari tempat tidurnya dan segera pergi ke ruang kerja kakaknya Hafner. Istanah benar-benar terlihat sangat sepi tidak seperti biasanya, Alessa membuka pintu ruang kerja hafner dan berjalan menuju dirinya.
"Kakak sedang apa?" tanya dengan khawatir.
"Ini ada beberapa laporan dari nelayan, ada apa?"
Dengan badan yang lesu Alessa menjawabnya tidak dengan energi semangat. "Tidak apa-apa."
Hafner terdiam mendengar nada bicara Alessa yang berbeda dari biasanya, dia menatap Alessa dan bertanya kembali. "Ada yang ingin di ceritakan?"
Alessa benar-benar gelisah tentang mimpi itu dan dia pun mulai menceritakannya. "Tadi aku tidur dan bermimpi, mimp itu terlihat sangat nyata."
"Kamu mimpi apa?" tanyanya penasaran.
"Aku dan kakak pergi ke pesta yang di adakan di kementrian sihir dan tiba-tiba saja ada moster datang menghancurkan semuanya dengan cepat, dan dengan kejadian itu aku hampir kehilangan dirimu."
Hafner semakin penasaran dengan apa yang di bilang oleh adiknya itu "Monster? "
Dengan berat hati Alessa menyebut nama monster itu "Chimera."
Hafner menegakkan duduknya dan tertawa. " Hahaha kamu ini mana ada monster itu datang, itu hanya Legenda."
Alessa mengembungkan pipinya, dia terlihat sangat kesal sang kakak tidak percaya dengan yang dia katakan. " Kakak aku serius, para pemburu maut memanggil Chimera untuk menghancurkan kerajaan dan gedung kementrian."
Dengan spontan Hafner kembali tersenyum. "Itu hanya mimpi biasa, mungkin kamu kecapean "
Alessa terdiam dengan kesal melihat tingkah kakaknya itu sedangkan Hafner melanjutkan membaca beberapa laporan itu kembali.
"Kakak sedang membaca laporan apa? serius sekali."
"Um.., ini laporan para nelayan katanya hasil tangkapan di daerah kita sudah semakin sedikit mungkin akan ada perjalan ke laut bagian utara."
Alessa terkejut mendengar itu karena hal tersebut sama persis dengan apa yang ada di mimpi. dia memukul meja dengan keras dan berteriak.
BRAAK!!
Hafner terkejut dan menatap Alessa dengan tatapan heran.
"Jangan pergi kesana!"
Hafner bertanya sambil mengangkat satu alisnya "Kenapa?"
"Para pemburu maut sedang berada di sana, apa yang kakak ucapkan itu sama persis dengan mimpiku tadi."
Sekali lagi Hafnertersenyum tipis dia menganggap itu hanyalah omong kosong. " Alessa sayangku itu hanya mimpi burukmu bukan pertanda."
Alessa benar-benar kesal dengan tanggapan kakaknya itu, dia langsung pergi meninggalkan ruang kerja kakaknya dan segera keluar dari istanah untuk menanyakan para nelayan di dermaga . Sesampainya di dermaga dia bertanya dengan beberapa nelayan yang sedang membersihkan ikan. Para neyalan itu melihat Alessa yang mengampiri mereka lalu berlutut di hadapan Alessa.
KAMU SEDANG MEMBACA
niebla
FantasíaII aku melupakannya semuanya sampai jatuh ketangan yang salah II # 1 fantasifiksi # 2 teenremaja # 502 kerajaan # 36 khayalan