Felix menatap Hyunjin dengan bingung kenapa bisa Hyunjin tertawa disaat dia merasa dadanya sesak.
"Tidak aku bahkan belum sekalipun berpacaran, karena menurutku merepotkan dan banyak kesalahpahaman disana"
Mungkin Hyunjin memang orang simple jika dia ingin berpacaran maka tipenya adalah tidak ribet, penurut, dan tidak cemburuan karena Hyunjin bisa pastikan tidak akan pernah selingkuh karena ya kembali lagi merepotkan.
"Ah baiklah"
Hyunjin melihat Felix sedikit lesu seperti tidak makan seharian dan memang Hyunjin ingat dari pulang kampus sampai sekarang mereka belum makan.
"Hey Lix, aku lapar nih"
"Yaudah Kak aku masak dulu"
Mata Hyunjin tidak lepas dari badan kecil Felix yang mengarah ke dapur, Hyunjin mengekor dibelakang dengan terus memperhatikan Felix yang sibuk memasak.
"Kak aku mau bikin seblak buat cemilan nih mau sepedes apa??"
Hyunjin mendekat bahkan seperti memeluk Felix yang sedang memotong cabai dari belakang.
"Jangan pedas-pedas besok aku ada kelas pagi"
Tangan Hyunjin memilah cabe yang akan di potong sambil menopang dagu di bahu Felix tentunya yang menjadi korban adalah jantung felix.
"Segini saja ya lix"
"Eh ah iya Kak"
Hyunjin dapat merasakan badan Felix menengang lalu mengecup leher putih Felix dengan pelan namun terus menerus. Felix sendiri seperti akan jatuh, kakinya sudah terasa seperti jelly namun badanya kaku bahkan jantungnya ikut adil membuatnya menderita bahkan ingin menjerit.
"Yaudah Felix aku tunggu di kamar kamu ya"
Akhirnya Hyunjin berhenti dan masuk ke dalam kamar Felix. Tanpa sadar Felix merosot jatuh menyentuh jantungnya yang tidak karuan, dengan sisa tenaga yang Felix miliki akhirnya dia melanjutkan memasak dengan perasaan yang ikut tercampur aduk.
.
.
.
.
.Saat Felix mengambil piring sehabis makan Hyunjin sadar Felix tidak sekalipun melihat kematanya semenjak kembali dari dapur bahkan selesai makan mereka Felix hanya menunduk.
Jadi Hyunjin mengambil kesempatan saat Felix mengambil hpnya di kasur , Hyunjin mendorong Felix jatuh dan mengukungnya."Lixie ada apa? Kenapa tidak menatap mataku?"
"Ah itu aku..aku"
Hyunjin mengerutkan dahi bingung dengan sikap terbata-taba Felix.
"Tatap aku Felix"
Felix sama sekali tidak menatap Hyunjin karena jantungnya belum bisa dikendalikan bahkan rasanya kepala Felix ikut berputar.
"Apa kamu tetap tidak ingin menatap aku?"
Dengan terpaksa Hyunjin menarik dagu Felix untuk mempusatkan matanya. Namun tetap Felix membuang muka tidak ingin menatap Hyunjin lebih lama takut hatinya berkata untuk mencintai pria didepanya ini.
"aku akan pulang sekarang"
Hyunjin mengambil hp dan dompetnya lalu pergi keluar dan pulang ke apartement nya, dilain sisi Felix tetap terdiam merasa kepalanya berputar dan terlelap seketika.
.
.
.
.
.Sudah beberapa minggu Hyunjin dan Felix semakin dekat dan tidak berjarak bahkan sering pula Hyunjin hanya sekedar mengobrol atau menginap di flat milik Felix dengan alasan bosan dirumah atau memang sengaja ingin bertemu Felix seperti ingin menggodanya terus menerus tanpa tahu Felix sudah menyimpan rasa terhadap Hyunjin dalam waktu sesingkat itu. Saat terakhir Hyunjin menggodanya Felix terlihat ingin menolak dan merasa tidak nyaman dan itu membuat Hyunjin kepikiran setiap saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Are We? - Hyunlix
RomanceHyunjin bersikeras hanya menganggap Felix sebagai teman special yang dia punya. Felix sendiri diam saja saat hatinya terombang ambing yang pelakunya sendiri masih sangat bodoh untuk mengakui perasaanya. Semakin keduanya membuka hati bersamaan dengan...