⚠ Disclaimer ⚠
Cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Jangan sampai terpengaruh hingga ke kenyataan yang fana.
Karena sejatinya, ini hanyalhah sebuah karya editan semata yang dibumbui dengan sastra.Selamat membaca :)
Langit sore nampak hendak memudar, menandakan bahwa malam akan segera tiba. Pudarnya langit tak serta merta memudarkan semangat orang-orang yang tengah berpesta di halaman atas gedung pencakar langit. Riuh mulai terdengar ketika seorang Disc Jockey memasuki area pesta. Kehadirannya membuat beberapa pasang mata tertuju dan bertepuk tangan.Ketika sudah naik pada tempatnya, Disc Jockey tersebut memberikan sambutan yang meriah kepada sekumpulan lelaki tampan. Mereka yang tengah membalas sapaan sang Disc Jockey dengan lambaian tangan adalah para penyelenggara pesta. Para lelaki tampan itu kerap kali disebut sebagai perpaduan yang sempurna, karena mereka semua datang dari latar belakang yang tak sama.
Di dalam pesta yang selalu mereka gelar setiap akhir pekan itu dihadiri oleh berbagai kalangan. Di antaranya adalah selebriti, model, anak-anak konglomerat, atlet nasional dari bermacam bidang olahraga, dan juga pengusaha-pengusaha muda yang terkenal. Namun di antara mereka juga, terselip wanita-wanita penghibur untuk memeriahkan acara.
"Si Taeyong bener-bener gak akan datang?" tanya Johnny pada anggotanya sembari mencebikkan bibir.
"Nggak. Dia emang payah." Jawab Yuta yang sudah melirik ke arah wanita-wanita berbikini di dekat kolam.
"Sayang aja gitu, dia selalu absen di pesta kita ini."
"Jangan dipikirin, dia udah kebanyakan duit. Jadi bingung mau dikemanain lagi." Johnny terkekeh mendengar jawaban dari Yuta.
"Panjang umur, orangnya baru datang." Jaehyun tiba-tiba berbicara sembari menunjuk dengan dagu, otomatis perhatian mereka teralih pada Taeyong yang baru saja menginjakkan kaki di atap gedung. Mereka berdiri untuk menyambut Taeyong yang tak pernah memiliki ketertarikan pada pesta, sekalipun bahwa dirinya adalah ketua yang membentuk perkumpulan mereka.
"Akhirnya, bro!" Mark menyapa Taeyong terlebih dahulu dengan memberikan tos.
"Nah, gini dong. Kan baru kerasa lengkap brengseknya." Ujar Johnny yang hendak memeluk Taeyong.
"Sialan." Taeyong menghindar sembari melempar tatapan tajam pada Johnny. Taeyong kini terduduk di tengah-tengah mereka yang masih tak percaya akan kehadirannya.
"Gue gak nyangka lo bakalan datang, kak." Jaehyun tersenyum bangga. Sementara Taeyong memutar bola mata.
"Gue datang ke sini juga karena kepaksa, gara-gara dispam mulu sama si Doyoung pas lagi tidur." Taeyong kali ini menatap ke arah Doyoung yang sudah membuang muka dan pura-pura tak mendengar.
"Udah gue duga. Tapi good job, Doy." Ujar Yuta sembari menepuk pundak Doyoung.
"Minum, kak?" tawar Mark yang segera ditolak oleh Taeyong dengan gelengan kepala.
"Gue mau makan." Ujar Taeyong yang membuat mereka terkejut.
"Lo sepulang tanding tadi gak makan?" Doyoung mengerutkan dahi dan matanya sudah terbelalak.
"Gue tidur." Jaehyun terkekeh sembari menggelengkan kepala. Ketuanya yang satu itu memang memiliki jam tidur yang gila ketika sudah menyelesaikan pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muse Editorial
RandomOneshot editorial for Taesoo shipper by ME. Including the background story behind of it. ⚠ Disclaimer ⚠ Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jangan sampai terpengaruh hingga ke kenyataan yang fana. Karena sejatinya, ini hanyalah sebuah karya editan se...