04

1.1K 144 44
                                    

⚠ Disclaimer ⚠

Cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Jangan sampai terpengaruh hingga ke kenyataan yang fana.
Karena sejatinya, ini hanyalah sebuah karya editan semata yang dibumbui dengan sastra.

Selamat membaca :)








Di tengah guyuran hujan nan lembapnya jalanan, seorang pria terus berjalan melawan kehendak Tuhan. Pakaian yang ia kenakan sudah basah total. Mustahil baginya untuk kembali, ia sudah berada di tengah perjalanan.



Dialah sang 'Hidden Treasure', seperti itulah mereka menyebutnya setiap ia menampakkan diri. Julukan itu melekat begitu erat kepadanya. Dia adalah seorang trainee unggulan di agensi yang telah menaunginya sejak beberapa hari lalu.



Lee Taeyong namanya. Sejak awal, dia memang dianugerahi oleh ketampanan yang berlebih. Paras tampannya tak akan pernah bisa membuat seseorang bosan, melainkan akan membuat seseorang itu semakin terpikat. Tak heran jika di saat mereka menemukan Taeyong di dekat sebuah toko roti, pria itu segera dibawa dan kemudian direkrut oleh mereka secara diam-diam.



Baru beberapa hari saja, julukan itu sudah ia miliki. Bukankah itu terdengar tak masuk akal?



Hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil baginya. Dia memang orang yang cepat tanggap dalam belajar. Meskipun sejak mereka pertama kali merekrut Taeyong, anak itu tak tahu menahu soal apa yang harus ia lakukan di saat itu juga.



Tujuannya sejak keluar dari rumah adalah agensi. Staf di sana menyuruh Taeyong untuk segera pergi dari rumahnya demi suatu hal yang sangat penting. Saat sudah sampai di kantor agensi, Taeyong segera masuk dan sudah disambut oleh beberapa staf yang bekerja di sana. Taeyong yang dikenal sopan itu terus menyapa mereka dengan menunduk hormat.



"Waduh! Kamu basah banget! Gak bawa payung?" Taeyong hanya menggelengkan kepala pada seorang staf yang menatapnya kasihan.



"Nggak. Soalnya tadi aku kira gak bakalan hujan." Ujarnya sembari tersenyum polos.



"Ya udah kamu ke ruang ganti aja, habis itu langsung ke ruang rapat. Untung di sana ada baju ganti buat trainee." Taeyong pun pergi setelah mengangguk patuh kepada staf yang telah merekrutnya itu.



Singkatnya, Taeyong sudah selesai dan segera pergi ke ruang rapat. Di sana sudah ada dua orang staf yang dikenalnya, dan juga seorang staf lagi yang tidak ia kenal.



Setelah dipersilahkan untuk duduk, Taeyong segera menurut dan duduk di kursi sebelah staf dengan tatapan bingung.



"Wow. Jadi ini trainee yang sering kamu obrolin itu?" staf agensi Taeyong mengangguk pada seorang staf asing itu.



"Memang sesuai banget ya sama julukannya. Pas aja gitu sama standar visual di sini." Taeyong hanya tersenyum singkat untuk menanggapinya. Dia sebenarnya merasa malu karena selalu mendapat pujian dari orang lain secara terus menerus. Akan tetapi dia juga sedikit merasa sedih. Karena dia ingin sekali dikenal dengan bakat yang dimilikinya, bukan hanya semata-mata karena wajah tampannya.



"Oh ya, Taeyong. Kenalin, dia director Han." Mereka pun saling menjabat tangan. Sang director tersenyum ketika mengetahui bahwa Taeyong itu adalah seorang yang pemalu.



"Kamu mau kan join ke proyek baru saya?" tanya director Han.



"Eh? Eum..." Taeyong melirik kedua staf yang sudah memperhatikannya. Ia takut salah langkah. Apalagi ia masih tergolong seorang trainee baru. Tawaran seperti ini memang mudah membuatnya bingung.



Muse EditorialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang