Convincing

1.3K 127 15
                                    

Happy reading!

"Unnie..."

"Let's Coming Out!"

Irene mengangkat kepalanya, menatap gadis yang lebih muda darinya. Gadis itu tersenyum sambil menyeka air matanya yang tetap tak mau berhenti.

Mendapati reaksi Irene hanya menatapnya tanpa berkata apapun, Jennie memperbaiki duduknya menjadi diatas pangkuan Irene.

"Aku serius, tak ada lagi yang harus kita tutupi setelah ini aku sudah siap dan mau menerima apapun yang terjadi kedepannya" yakin Jennie, tangannya terulur menangkup wajah kecil nan rupawan Irene.

"Tidak semudah itu Jennie, bagaimana karir mu? masa depanmu? masih banyak yang kau inginkan bukan?" tanya Irene dengan suara seraknya.

Jujur Irene senang, dia bahagia akhirnya Jennie mempunyai keberanian sebesar ini selama mereka berhubungan.

"Aku sudah merasakan semua apa yang aku impikan, jika memang aku ditakdirkan bagaimanapun caranya aku pasti akan bisa menjalankan kemauanku yang lain" ujar Jennie lembut.

Irene memegang tangan Jennie yang ada dikedua pipinya, ia usap pelan tangan yang sama dengan miliknya itu sebelum mengecupnya cukup lama.

"Aku tau bagaimana pencapaian mu, tapi apa kau yakin?"

"Aku yakin unnie, sangat yakin..."

"Sebenarnya aku selalu dihantui rasa bersalah setiap kali kau ajak bertemu orang tuamu di Daegu dan aku selalu menolaknya karna kesibukan dan semua kegiatan padat ku yang lainnya" lanjut Jennie melengkungkan bibirnya kebawah.

Gadis yang lebih tua dihadapannya tertawa kecil melihat orang yang berbicara layaknya seorang dewasa tapi dengan raut wajah balita.

Entah kemana rasa sakit yang Irene rasakan, kini hanya kekhawatiran yang mencoba masuk didalam rasa bahagianya. Bagaimanapun Irene tak ingin terlalu egois, ia tau Jennie dewasa dalam memilih keputusan besar namun langkah yang akan mereka ambil bukanlah sesuatu yang dengan mudah banyak orang terima.

"Masalah mereka mari kita hadapi, bukan sebagai idola, tapi dua orang yang saling melengkapi"

Kalimat tulus itu mampu membuat senyum tulus Irene keluar spontan, dia mengangguk pelan lalu mencium sekilas bibir Jennie.

"I love you baechu unnie" bisik Jennie setalah ia memeluk erat kekasihnya.

"I love you more" balas Irene.

Sepuluh menit dalam posisi seperti itu, akhirnya Jennie turun dari pangkuan Irene takut membuat gadis Bae itu merasa amat pegal ia duduki.

"Kau tak melewatkan jadwal makan mu?" tanya Jennie sambil mengikat rambutnya.

"Hmm, sesekali"

Tak ingin berdebat, Jennie hanya menghela nafas lalu berdiri untuk menuju dapur. Irene tak mengikutinya, dia hanya duduk bersandar dengan memikirkan banyak hal dikepalanya.

Tak sampai setengah jam, Jennie kembali masuk kedalam kamar Irene dengan membawa beberapa makanan yang sebelumnya gadis itu pesan dari toko yang dekat dengan apartemen Irene.

"Cepat sekali"

"Aku memesannya di dekat sini"

Jennie sibuk dengan menata makanan, Irene benar-benar tak membantu.

"Minumlah" ujar Jennie menyodorkan sebotol air mineral.

"Jendeuk-ahh, terimakasih sudah sejauh ini" ucap Irene sebelum menerima air minumnya.

Jennie mengangguk dengan senyum lebarnya, dia sudah tau pasti Irene akan terus berterima kasih bahkan setelah ini pasti gadis itu akan mengucapkan hal yang sama, Jennie yakin itu.

Setelah menghabiskan makan siang yang terlambat itu, Jennie hendak pamit pulang setalah Irene selesai mandi.

"Aku akan pulang unnie, ada hal yang harus aku urus"

Irene yang masih mengeringkan rambutnya menoleh kebelakang, menatap Jennie yang kini berjalan menghampiri dirinya.

"Pekerjaan ?"

"Anni, ibuku.. aku harus meminta sarannya"

"Untuk apa?" Irene membalikkan badannya menatap Jennie lebih lekat.

"Soal menemui orang tua mu pabbo" gemas Jennie

"Haha tidak, ingin ku antar?"

"Aku sudah menelfon manager oppa, dan dia bilang sedang di jalan"

"Haruskah aku ikut menemui ibu mu juga ?"

"Kau sudah sering bertemu dengannya unnie"

"Pertemuan formal"

Irene kembali sibuk mengeringkan rambutnya setelah mengucapkan itu, dibalik punggungnya Jennie tersenyum melihat tingkah Irene yang selalu ajaib dimatanya.

"Besok?"

"Aku selesaikan semua urusanku dulu"

Jennie mengangguk, dia hampir lupa jika kekasihnya itu sedang dalam masa promosi.

"Kau akan pulang ke dorm juga ?"

"Ya, aku harus disana untuk mempercepat pekerjaanku"

"Semangat terus wanitaku"

Jennie memutar tubuh irene dan mencium bibir kekasihnya sedikit lama, setelahnya ia beri kecupan singkat di kedua pipi Irene sebelum kembali pada posisinya.

"Manager oppa sudah sampai, aku berangkat" ucap Jennie menunjukkan text yang baru sampai pada ponselnya.

Irene menyimpan handuk kecilnya lalu berdiri dan berjalan ke pintu keluar apartemennya beriringan dengan Jennie.

"Kabari aku jika sudah sampai" pesan Irene yang diangguki Jennie.

Mereka kembali berpelukan sebagai tanda pamit, sebelum akhirnya Jennie keluar dari apartemennya.

"Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya jika hari ini tiba, dan ternyata seperti ini, kuatlah untukku Jennie Kim"







To be continued

hallo
Sorry for typo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

let's Coming Out! [JenRene]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang