20

2 0 0
                                    

Min Yoon memperhatikan anak asuhnya dari depan panggung setara dengan para penonton VIP. Matanya fokus menatap mereka satu persatu, ini adalah penampilan pertama dan terakhir mereka di acara tersebut sebelum akhirnya dilanjutkan dengan  rangkaian acara lainnya.

Ketika itu Renjun dan Mark berada tak jauh. Mereka hendak berganti posisi namun yang terjadi justru dengan tak sengaja Mark menendang tulang kering kaki Renjun. Awalnya Renjun terlihat biasa saja, namun lama kelamaan ia mulai merasakan kesakitan. Renjun sempat melirik sepatu Mark, itu sepatu yang cukup keras jika terkena manusia.

Renjun tersenyum melihat kekhawatiran yang tercetak jelas di wajah Mark. Ia adalah seorang lead member. Tentu saja ia merasa cemas dan tak enak hati dengan Renjun. Ia mengisyaratkan pertanyaan dengan gerakan mulut pada Renjun disambut anggukan dan senyuman oleh Renjun.

Min Yoon menyadari itu. Ia segera berlari ke belakang panggung, Renjun juga mulai menepi dari panggung. Mundur perlahan ke belakang panggung karena merasa kakinya benar benar sakit tak tertahan.

"Ayo ayo" Min Yoon meraih tangan Renjun dan ia letakkan di pundaknya. Ia berusaha membantu Renjun turun dari panggung sedikit demi sedikit. Beberapa penjaga khusus member pun datang. Membuat Min Yoon memicingkan matanya kesal "Tak berguna" gumamnya pelan. Namun Renjun dapat mendengar itu. Tangan kanan Renjun terulur mengusap lengan Min Yoon dengan pelan.
"Aku tak apa. Ini hanya sedikit sakit"

"Tetap saja mereka tidak siaga. Aku benci melihat kesalahan kesalahan seperti ini"

"Yoonie" Yixing dan Baekhyun langsung menghampiri mereka. Keduanya beralih menggantikan Min Yoon. Sedangkan para penjaga hanya diam, tak berani berkata apapun pada Min Yoon. Karena sedari awal mereka datang tatapan Min Yoon kepada mereka sudah sangat dingin membuat nyali mereka menciut.

"Oppa!! Tolong bawa Renjun duduk. Aku akan segera mengambil obat pereda nyeri di mobil" Min Yoon segera berlari kearah mobilnya.

'gadis itu memang tidak pernah berubah' pikir Renjun. Selalu membawa peralatan kesehatan kemanapun ia pergi.

"Renjun-ssi. Kau kenapa?? Apa kau terjatuh??" Baekhyun.

"Tidak hyungnim, tidak sengaja kakiku terbentur dengan sepatu Mark Hyung" Yixing dan Baekhyun membulatkan matanya. Tampaknya kedua orang ini tahu sepatu yang Mark kenakan itu sepatu kulit sekaligus anti peluru.

"Ya tuhan" keluh Yixing.

"Tak apa hyungnim, aku hanya mencemaskan Nona. Sepertinya dia sangat marah" adu Renjun.

"Tentu saja dia sangat marah. Pasti penjaga kalian tak ada ditempat ketika kau mengalami ini sehingga dia yang harus turun tangan membantumu. Dia benci ketika anak asuhnya celaka seperti ini apalagi jika tidak segera ditangani......."

"......Tapi sebetulnya Ia akan melakukan hal yang sama kepada member lain jika ini terjadi juga pada mereka" jelas Baekhyun. Lagi lagi Renjun harus mendengar hal pahit. Ia pikir Min Yoon melakukan itu karena Min Yoon masih mencintainya. Namun ternyata Min Yoon melakukan hal yang sama kepada anak asuhnya yang lain.

"Duduklah!" Yixing menarik sebuah kursi tak jauh dari mereka. Mempersilahkan Renjun duduk. Tak lama Min Yoon datang dengan kotak P3K ditangannya.

Beberapa panitia di acara tersebut menghampiri mereka dan menanyakan keadaan Renjun sebagai bentuk tanggung jawab mereka selama acara ini berlangsung. Bahkan Renjun disarankan untuk segera diperiksa oleh dokter yang sudah disediakan diacara tersebut. Min Yoon menyetujuinya. Salah satu assistant dokter membawakan kursi roda untuk Renjun.

"Tolong antarkan Renjun, Oppa" Min Yoon meminta bantuan pada Baekhyun dan Yixing. "Aku harus memberi mereka peringatan" Min Yoon tak lepas memandang penjaga anak asuhnya dari jauh.

"Yoonie jangan terbawa emosi. Biar kami yang mengurusnya. Kami pastikan mereka mendapatkan peringatan. Kami janji" Baekhyun.

"Iya Yoonie. Kau temani Renjun saja. Kami akan mengurusnya" sambung Yixing. Min Yoon akhirnya menyetujuinya dan mengiyakan.

Renjun sudah di naikan ke kursi roda, di dorong oleh seorang lelaki dibelakang mereka. Min Yoon berdiri disebelah kiri Renjun sembari sesekali melirik Renjun yang mulai memegangi tangan Min Yoon karena Renjun merasa gugup juga sakit kakinya yang tak berhenti. Ia rasa itu berdarah, ada sesuatu yang mengalir di kakinya.

Renjun menarik tangan Min Yoon menyadari cairan berwarna merah keluar dari balik celananya bahkan kini mengalir kearah sepatunya.

"Ya tuhan!! Tolong percepat"

Kursi roda yang didorong oleh lelaki itu berjalan dengan cepat memasuki sebuah ruangan khusus kesehatan. Renjun terus memegang tangan Min Yoon bahkan sesekali meremasnya karena jujur itu terlihat sangat menyakitkan dengan darah yang terus mengalir dari balik celananya. Kebetulan hari ini Renjun mengenakan celana panjang, seluruh member Dream mengenakan celana panjang berwarna hitam dengan jas rapi sebagai pakaian atas mereka hari ini.

Renjun dipindahkan ke berangkar oleh asisten dokter dibantu Min Yoon. Sang dokter pun bergegas melakukan pekerjaannya, namun disaat dokter tersebut akan menyingkap celana Renjun, Min Yoon menahannya. Ia menyingkapkan celana Renjun hingga pusat pendarahan.

"Sepertinya kita perlu menghentikan darahnya" Renjun mulai gugup. Pasti sangat perih ketika antisepticnya di oleskan kesana meski mereka belum melakukannya, mereka membersihkan darahnya terlebih dahulu. Min Yoon mulai cemas, ia sangat mengetahui bagaimana traumanya Renjun pada luka luka seperti ini. Renjun membenci luka luka seperti ini. Dari tahun ke tahun Renjun sangat berhati hati dalam melakukan apapun agar ia tak memiliki luka yang serius.

"Dokter. Tolong berikan obat bius agar dia tidak merasakan perihnya"

"Maafkan aku nona, tetapi kami belum menyediakan obat bius" Min Yoon terdiam. Renjun semakin gugup, wajahnya sudah penuh dengan keringat dingin. Min Yoon segera mendekati wajah Renjun, ia berusaha menenangkan Renjun dengan menggenggam tangannya. Bahkan ketika Renjun mulai merasakan kesakitan, ia berinisiatif memeluk Renjun erat. Hingga yang Renjun rasakan sekarang adalah jantungnya yang berdegup dengan sangat kencang. Namun lagi lagi detik selanjutnya dokter memberikan alcohol di kaki Renjun. Sungguh Renjun rasanya ingin berteriak, tapi Min Yoon menenangkan Renjun. Gadis itu mulai mengusap kepala Renjun pelan. Padahal Renjun sudah mengeratkan pelukannya sedari tadi.

Member Dream datang. Melihat mereka dari cermin dibalik jendela. Begitupun dengan kedua kakak Min Yoon, Yixing dan Baekhyun. Mark sangat merasa bersalah sekarang. Tetes demi tetes darah ia lihat di sepanjang lantai yang ia pijak. Itu menuju ruangan tempat Renjun diobati. Tentu saja itu darah Renjun. Mark menyesali memakai sepatu yang ia pakai sekarang. Jika saja ia mengenakan sepatu yang lain, mungkin tidak akan separah ini.

"Nona pasti akan sangat marah padaku. Belum lagi Renjun, pasti dia sangat kesakitan sekarang"Mark memukul mukul kepalanya. Ia sangat menyesal tidak hati hati.

Setelah tadi menyelesaikan sebuah lagu, mereka langsung berlari menyusul Renjun dan Min Yoon dengan tuntunan dari Yixing dan Baekhyun.

"Kita semua tahu Renjun sangat membenci luka yang menyakiti dirinya. Dia memiliki trauma" Mark.

"Sudah hyung. Sudah terjadi" Jeno.
"Aku sangat menyesal"
"Tak apa Hyung, pasti tidak akan terjadi apa apa padanya" Haechan.

The ManagerWhere stories live. Discover now