You're Mine 5

1.5K 104 41
                                    

PRAANG

Piring yang Toji bawa jatuh dan pecah berkeping-keping. Mereka membantu pria itu. "Ahh ayah sih, kan jadi berantakan" Keluh Megumi namun ia tetap membereskan pecahan itu.

"Hati-hati, sayang"

"Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu, hah?! Menikah itu bukanlah hal yang mudah!" Omel Toji pada Sukuna. "Hah?! Tentu saja aku tau, pak tua! Justru aku ingin menjalin hubungan yang lebih serius lagi dengan Megumi. Ah tenang, kalau masalah biaya serahkan saja padaku" Sahut Sukuna. Mereka saling menatap tajam, seolah ada kilat yang saling beradu.

"Aw!"

"Megumi, lebih baik kau duduk saja. Sisanya akan kuurus" Kata Nobara. Megumi mengangguk sambil memegangi jarinya yang terkena serpihan kaca. "Me-Megumi..." Gumam Toji agak panik melihat darah dari tangan anaknya.

"Kau tak apa, sayang? Kau sih segala mecahin piring!" Bentak Sukuna kesal. Seumur hidupnya, baru kali ini Toji dibentak oleh seorang yang lebih muda dari dia, apalagi Sukuna adalah calon menantunya. Benar-benar kelakuan..

Akhirnya Sukuna mengobati tangan Megumi dan Nobara membersihkan sisa pecahan piring, sedangkan Toji masih murung di pojokan. Megumi agak merasa kasihan dengan sang ayah, ia tak peduli sebenarnya jika Toji tak merestuinya.

"Ayah, maaf"

"Huh?? Eh? Tidak! Harusnya ayah yang minta maaf. Maaf ya, nak"

Toji bangkit dari pojokan dan memeluk Megumi, sesekali mencium pucuk kepala sang anak, sedangkan Megumi memeluk pinggan Toji erat. Sukuna yang melihat itu hanya membuang muka, sudah biasa melihat adegan ayah anak seperti ini.

"Megumi, maaf aku harus pulang. Ada urusan" Nobara muncul setelah membuang sampah, ia memakai jaketnya dan mengambil tas berwarna pink. "Iya, terima kasih ya" Kata Megumi. Nobara mengangguk dan pamit.

"Ayah merestui kalian"

Sontak saja Sukuna dan Megumi saling berpelukan. Toji tersenyum maklum, setidaknya ia tak mau membuat anaknya tersedih lagi terlebih penyakit yang diderita Megumi semakin parah.

~SukuFushi~

Tak terasa sudah sebulan mereka menikah. Hampir setiap hari Sukuna meminta jatah kepada sang istri sedangkan Megumi hanya bisa pasrah. Kini mereka sedang berpelukan di ranjang setelah kegiatan panas yang berlangsung semalaman penuh.

"Ne, Megumi.. Aku penasaran, sebenarnya aku ingin menanyakan hal ini sejak pertama kali seks denganmu"

Megumi menengok ke arah Sukuna. Rambut yang biasanya berdiri kini terjatuh dan meutupi jidat, sungguh seksi. "Apa?"

"Perutmu itu... Ada 2 bekas jahitan bukan? Aku tau yang satu adalah operasi karena kecelakaan waktu itu. Tapi yang satu lagi itu apa? Ah kalau kau tak mau memberitahu pun tak apa"

Megumi mengalihkan pandangannya namun lengannya masih memeluk pinggang sang suami. "Aku tak tau jika aku memberitahumu apa kau akan meninggalkanku atau tidak.. Makanya aku tak mau memberitahumu" Lirihnya.

Mereka terdiam sebentar, lalu Megumi beranjak. "Kalau kuberitau ini bekas operasi saat aku mencoba untuk bunuh diri... Apa kau akan meninggalkanku lagi?" Tanya Megumi sambil meraba perutnya. Sukuna tertegun, ternyata selama ini Megumi pernah mengalami hal itu?

"Kapan..?? Kenapa kau mencoba untuk bunuh diri!?" Tanya Sukuna, tanpa sadar ia meremas bahu Megumi, membuat pria itu kesakitan.

"Sakit, bodoh"

"Ah, maaf.... Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Jadi ceritakan lah"

Megumi mengalihkan pandangannya lagi. Namun tetap tidak melonggarkan pelukannya pada tubuh Sukuna.

You're mine [Sukuna x Megumi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang