1

8 2 0
                                    

Malam ini tak jauh berbeda dengan malam malam sebelumnya.

Suara bentakan yang menggema hingga suara tamparan yang begitu keras mengganggu telinga seorang Na Jaemin yang sedang berusaha untuk tidur.

Pertengkaran tak kunjung reda, jaemin memutuskan mengambil headphone dan mendengarkan music begitu keras. Tak apa ia tak tidur dibandingkan harus mendengar bentakan dari sang ayah dan balasan dari mamanya.

"Brisik woy!" sentak jaemin yang sengaja dikeraskan tanpa ada rasa takut sama sekali

Jaemin bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar. Rumah kacau jelas jaemin tak menyukainya.

"Kalau mau ribut di luar sana jangan bikin kacau. Kalian sudah sama sama dewasa jangan kayak anak kecil" jaemin dengan nada dingin nya membuat ayahnya mendengus

"Apa kamu keganggu sama kita sayang?" pertanyaan tak bermutu itu dilontarkan oleh mama jaemin.

"Kalau masih ribut bawa koper kalian dan pergi dari sini. Ribet!"

Jaemin menutup pintu dengan keras lalu kembali memakai headphone lalu memejamkan matanya.

Seketika rumah itu menjadi sunyi. Hanya ketenangan yang tercipta.

Jaemin sudah terbiasa akan hal ini sudah tak asing lagi jika mamanya membentak ayahnya lalu ayahnya memukul mamanya.

Bukan jaemin jahat tidak mau menolong mamanya atau melerai orang tuanya. Ia sudah sangat bosan melakukan hal itu.

Jika jaemin sudah melerai perdebatan itu pasti jaemin akan mengeluarkan kata kata yang tak pantas di lontarkan untuk orang tuanya.

Dunia jaemin sangat kejam. Bayangannya saja tak pernah hadir ketika dirinya berdiri ditengah kegelapan.

Alih alih beristirahat untuk melanjutkan kegiatannya besok pagi. Jaemin malah begadang semalaman. Dengan suara music yang sangat kencang ditelinganya jaemin sangat santai menikmati waktunya

Dipagi harinya jaemin lelah. Ia mengantuk tapi sekolah menjadi patokannya untuk belajar

Semua buku yang ia perlukan sudah ada didalam tasnya tersusun rapih disana.

Jaemin turun tanpa sepatah katapun hanya fokus pada ponsel dan headphone nya

Mengabaikan orang tuanya yang memang sudah tidak ada disana

Jaemin tak ambil pusing ia hanya menebak kedua orang tuanya pergi dari rumah sejak semalam. Jaemin tidak peduli

Kakinya terus melangkah tanpa henti menuju sekolahnya. Tak ada bus tak ada motor tak ada mobil. Bukan karna tak mampu hanya saja kaki jaemin masih berfungsi dengan baik sebaiknya ia gunakan untuk melakukan hal yang berguna

Jaemin bukan seperti siswa pada umumnya. Jaemin itu sangat pintar hanya saja dia terlalu dingin pada siapapun termasuk guru dan teman temannya

Jaemin tetap mempunyai teman siapa lagi kalau bukan Lee Jeno. Pria yang kian disebut sebut sebagai kembaran jaemin yang padahal sama sekali tak ada hubungan darah.

Mereka berteman bukan berarti mereka selalu bersama. Justru jeno lebih sering menghabiskan waktu dengan temannya yang lain seperti renjun si ketua kelas dan haechan si pengerusuh kelas.

Namun jika sudah tidak di jam sekolah maka jeno akan menempel pada jaemin. Entah jeno yang tiba tiba masuk ke rumah jaemin

Mudah. Hanya tinggal melompat balkon saja jeno sudah sampai di kamar jaemin

Rumah mereka sengaja dibangun berdekatan atas permintaan dari Tuan Muda Lee ini sedangkan jaemin hanya mengangguk pasrah tanpa mau mengurus hal yang tidak penting

Tak sedikit orang yang terang terangan memuji paras jaemin. Hanya saja jaemin tak pernah mendengar pujian itu

"Wah jaemin keren banget tapi sayang dia dingin" ujar seorang gadis yang bergosip ketika jaemin melewatinya

"Aneh banget tau cowo secakep dia kenapa dingin banget ya" timbal gadis yang duduk di sebelah gadis pertama

"Hayoo lo berdua naksir sama sahabat gue ya?" kedatangan jeno tak disambut baik oleh kedua gadis itu

Mereka juga tak habis fikir mengapa jaemin mau bersahabat dengan orang yang se frekuensi dengan haechan

"Apaan sih jen ganggu banget" keduanya langsung pergi meninggalkan jeno yang kebingungan mencari letak kesalahannya dimana

Jaemin mendudukkan tubuhnya di kursi kesayangannya ia langsung menyimpan ponsel dan mengeluarkan buku.

Membosankan. Kerjaan jaemin hanya pergi ke sekolah belajar lalu pulang dan belajar kembali seperti itu setiap hari

Mungkin beberapa orang mengira itu jaemin lakukan semata mata hanya karna mereka sudah kelas 12 yang dimana mereka akan menghadapi ujian nasional

Namun tidak dengan jeno. Pria itu tau betul alasan dibalik jaemin yang pendiam namun pintar dan berkawan baik dengan buku.

Bahkan jeno tau betul yang dilakukan jaemin tak ada sangkut pautnya dengan ujian nasional.

Jaemin memang orang yang tertutup namun terkadang gerak gerik jaemin membuat jeno curiga yang akhirnya jeno mencari tahu sendiri.

Sangat sulit memahami jaemin. Jaemin terlalu pintar menyembunyikan privasi keluarganya bahkan ia sangat pintar untuk menutup dirinya sendiri

.

.

.

tbc

EVANESCENT🗝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang