3

7 2 0
                                    

Jaemin duduk berhadapan dengan seorang wanita yang sedang menyeduh teh untuknya dan anak laki laki yang sedang memakan jajanan yang ia bawa tadi

"Dari mana aja seminggu nggak pernah kesini?" tanya wanita tersebut

"Aku sibuk besok ujian" jaemin

"Oh ya? Semangat" senyum tipis terukir di wajah jaemin membuat ketampanannya meningkat

"Dari kemarin kemarin jisung kangen banget sama kamu jaem bahkan jisung sempet nggak mau makan gara gara nungguin kamu"

"Maaf zia. Kamu harus repot sendirian ngurus dia seharusnya aku tetep dateng" jaemin

"Dede sini dulu" panggil jaemin

"Kenapa papa manggil dede?" ujar jisung bocah berumur 2 tahun itu

"Kalau papa nggak ada jangan nggak mau makan kasian mama yang udah masak ya" jaemin

"Tapi kenapa papa nggak datang dede  pengen main sama papa" jisung

"Sayang papa kan lagi belajar biar papa bisa cari kerja dan nikah sama mama" jaemin

Zia tersenyum lembut melihat jaemin yang notabennya bukan siapa siapanya sangat peduli terhadap anaknya bahkan tak sungkan untuk menikahinya

"Papa bakal nikah cama mama??" jisung

"Iya sayang nanti dede bakalan punya seorang papa yang baik" jaemin yang malah membuat jisung menangis

"Dede nggak mau papa yang lain dede maunya papa jaemjaem aja huwaaa mama nggak mau papa baru" jisung membuat tawa ledekan terdengar bocah itu salah memahami atau bahkan belum memahami kalimat jaemin

"Papa jaemjaem yang bakal jadi papanya adek jadi udah ya jangan nangis lagi" zia

"Anak kamu memang lucu persis kayak ibunya" jaemin

"Jangan gombal nggak mempan" zia menuruni jisung yang sudah tenang dari gendongannya

Mereka bermain sebentar hingga jisung pergi keluar untuk bermain dengan teman temannya yang lain

"Jaemin" panggil zia membuat atensi jaemin teralihkan

"Kamu yakin mau nikahin aku?" zia

"Butuh berapa ribu kali aku bilang zia. Aku serius sama kamu dan aku nggak mau jisung tumbuh besar tanpa kehadiran sosok ayah" jaemin

"Tapi apa yang ngebuat kamu bisa se-care ini sama aku. Padahal jelas aku bukan siapa siapa kamu. Aku bukan pacar kamu bahkan dulu kita nggak saling kenal"

"Zia stop dengerin aku---aku memang ngelakuin ini ada alasannya tapi aku nggak bisa ngasih tau kamu sekarang atau gini Kalau kamu tetap pengen alasan dari aku anggap aja ini jawaban aku untuk sekarang" jaemin menjeda kalimatnya dan memegang kedua tangan zia

"Aku nggak mau jisung ngerasain apa yang aku rasain dulu. Tumbuh dengan ayah dan ibu dalam satu raga itu nggak maksimal seorang anak tetap membutuhkan sosok ayah yang nyata" jaemin

"Makasih sudah nerima jisung jaem" zia dibalas anggukan oleh jaemin

"Sabar ya beberapa bulan lagi aku lulus dan aku bakal cari pekerjaan dan cari uang untuk jaminan hidup terus kita nikah dan hidup bahagia" jaemin

"Aku pengen kerja jaem" jaemin menggeleng tegas tak menyetujui permintaan dari zia

"Tapi kenapa? Aku udah putus sekolah masa aku nggak boleh kerja?" zia

"Tugas kamu cuman jadi ibu yang baik buat jisung urusan pekerjaan itu urusan aku paham" jaemin

"Tapi aku pengen bantu kamu masa kamu terus yang cari uang" zia

EVANESCENT🗝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang