don't give me a call.

268 44 2
                                    

Kulkas saya bau busuk. Saya pikir, itu disebabkan oleh hati saya yang sakit (tapi, ini nggak ada hubungannya, setidaknya secara langsung).

Bagaimana, katamu? Bagaimana hati saya yang berpenyakit bisa membuat kulkas saya bau busuk?

Begini: Sudah beberapa bulan sejak saya terakhir kali menginjakkan kaki di apartemen yang saya sewa sejak perkuliahan dimulai (sudah lama sekali). Singkatnya, saya nggak pulang sejak Agustus, kalau nggak salah. (Catatan selipan, sekarang sudah November.) Selama berbulan-bulan itu, listrik di unit apartemen sengaja saya padamkan supaya tagihannya nggak menunggak. Alhasil, aliran listrik pada kulkas pun padam.

Mengapa, katamu? Mengapa saya memutuskan buat minggat berbulan-bulan lamanya?

Alasannya: Hati saya kena flu.

Nggak, jangan tertawa dulu karena saya nggak sedang melemparkan lelucon. Ah, bagian flu memang lelucon, tapi sisanya serius.

Awalnya, saya berpikir bahwa jantung saya bermasalah. Dada saya sesak, kadang nyeri. Pergi ke rumah sakit pun saya enggan, soalnya saya lupa bayar asuransi saat jatuh tempo beberapa bulan sebelumnya. Jadi, saya sendiri nggak tahu alasan mengapa dada saya tiba-tiba begitu. Setidaknya, itu sampai saya memutuskan buat minggat dari apartemen.

Selama nggak pulang, saya pergi ke berbagai tempat, menjauhi perkotaan yang sibuk. Saya bahkan sempat mengunjungi makam kakek-nenek dari pihak ibu yang ada di desa (yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya). Itu saya lakukan setelah mendaftarkan diri ke program donor darah yang bakal dilakukan dua minggu setelah pendaftaran ditutup. Dengan itu, saya melakukan donor darah untuk yang pertama kali dalam 25 tahun.

Banyak. Banyak hal yang saya lakukan selama kepergian saya itu, termasuk menghapus seluruh kontak di ponsel, kecuali milikmu. Tapi selama itu, nggak ada notifikasi yang memunculkan namamu.

Lalu, saya kembali. Kembali ke apartemen yang saya padamkan listriknya selama berbulan-bulan. Mendapati kulkas saya bau busuk, saya diilhami bahwasanya jantung saya nggak bermasalah. Adalah hati saya yang tercabik-cabik oleh tindakanmu, yang secara nggak langsung membuat kulkas saya bau busuk.

Makanya, Choi Yeonjun, don't give me a (short) call. Kamu punya 10.000 kata yang bisa terucap lewat bibirmu (yang sempat buat saya mabuk kepalang) kepada saya setelah membuat hati saya kena flu.

they call this a break up, but why does only my heart that break?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang