"BARIS YANG RAPI!"
Yah, teriakan para anggota osis menggema diseluruh lapangan sekolah. Hari ini adalah hari ketiga kegiatan ospek di SMA gue, masih nggak habis fikir masih aja ada pelatihan mental semacam ospek dizaman sekarang.
" Zara Almira! Tolol, sini!" perintah salah satu anggota osis setelah membaca name tag didadaku.
Dengan langkah terpaksa akhirnya gue maju kedepan seraya tersenyum lebar untuk menutupi kekesalanku akibat kegiatan ospek yang tak berguna ini.
" kamu ini tolol apa budeg?, di name tag nulisnya tolol tapi aslinya budeg"
Gue hanya bisa menunduk malas tanpa ada fikiran untuk menjawab omongan anggota osis tadi, malas saja jika harus terkena masalah dengan kasus sepele.
Lima belas menit setelah semua siswa baru dibariskan, kami diminta untuk mengeluarkan camilan yang sudah ditetapkan dua minggu yang lalu di group kelas, and shit gua lupa kalo roti coklat pisang yang ada di daftar udah gua makan tadi pagi karena gue lupa sarapan.
" emang tolol banget gue" gerutu gue sambil mengobrak abrik isi tas yang gue bawa berharap ada roti ajaib yang tiba tiba muncul dari dalam tas gue.
Lebih keselnya lagi, sahabat sahabat gue Gia Terani yang memang pada dasarnya tidak bisa diandalkan juga lupa beli rotinya dan si lemot Wina Adinda emang bawa dua buah roti coklat pisang, tapi bodohnya dia malah memberikannya ke orang lain, sial.
Ingin sekali diri ini jadi bata lapangan, males banget harus berurusan sama anak osis.
" ngga bawa?" kata seseorang dari belakang punggung gue yang bisa ditafsirkan bersuara laki laki seraya menyodorkan roti coklat pisang ke arah gue.
Ganteng, hanya kata itu yabg terlintas dikepala gue sesaat setelah gue mendongak kearahnya.
Kemudian laki laki tadi hanya memasukkan roti coklat pisang miliknya kedalam tas gue paksa sebelum berlalu pergi.
" Dion Ghifari" gumamku setelah membaca name tag didadanya.
🌴
Kami bertiga baru bisa isoma setelah menunggu Gia selama satu jam yang dihukum karena roti coklat pisang.
" Bangke emang ya tuh anggota osis, yakali gue disuruh hormat bendera sejam" omel Gia tiada henti disepanjang jalan menuju kantin.
" udah Gi, ngomel mulu ntar ada anggota osis yang denger mampus lo" Wina
" Elo katanya juga ngga bawa Ra? Kok bisa lolos sih? Lo godain ya tuh kakak osis?" mulut Gia memang suka ngomong tanpa difilter.
" Tadi ada cowok yang tiba tiba ngasih rotinya buat gue" jawab gue.
" serius Ra?, gile baru masuk dah dapet gebetan aja" Wina
" widiw, dapet cogan ngga bagi bagi nih Zara" timpal Gia
" insting lo pada cepet banget kalo masalah cogan. Btw dia tipe gue banget lagi, tadi sih liat sekilas namanya Dion Ghifari" jelas gue.
Dan panjang umur yang sedang di ghibahin pun lewat depan meja yang sedang kami tempati.
" Itu dia anjir" pekik gue heboh ketika menyadari Dion saat lewat.
" Gila ganteng banget ini mah, kelas atas" celetuk Gia.
" Tapi tampang pakboi deh" gumam Wina.
Seketika gue dan Gia langsung melotot ke arah Wina yang sembarangan menilai cowok ganteng didepan kita ini.
Setelah makanan yang kita pesen dateng, kita bertiga melahapnya dengan cepat seakan tidak ada hari untuk esok. Alasan tepatnya kita mau cari tau dimana letak kelas Dion berada.
" Anjir! Dia sekelas sama Wina Ra" kata Gia setelah melihat Dion memasuki kelas yang sama dengan Wina. IPS 3.
Sedangkan gue ada di kelas IPA 2 bersama Gia, dan kelas IPS 3 dan IPA 2 itu bersebelahan. Sebenarnya gue agak sedikit bingung dengan tata letak bangunan disekolahan ini.
🌴
Hai, lama banget ga bikin cerita lagi. Ada cerita baru nih update seminggu sekali ya.
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionKalopsia, adalah sebuah khayalan tentang hal-hal yang lebih indah daripada kenyataan dari hal itu sendiri. Tapi tuhan menyadarkanku bahwa kenyatan selalu lebih baik dari pada khayalan dengan menghadirkanmu.