Pagi ini langit terasa lebih cerah dari biasanya, yang membuat gue sadar bahwa udara pagi apakah memang sesegar ini.
" selamat pagi dunia" teriakku memasuki kelas sembari menyapa Gia dan Wina yang tengah duduk di bangku gue.
" senyum lo udah kayak joker, lebar banget" goda Gia.
" seseneng itu ya Ra?" tanya Wina, yang hanya gue jawab dengan kekehan kecil.
Haha entahlah baru juga nonton bioskop sekali udah seneng sampe ketulang gini gue, gimaa diajak pacaran coba.
" Ra, gue mau ngasih tau kalo-" Wina
" Oh iya gue lupa belom ngerjain PR biologi" kata gue memotong pembicaraan Wina.Gue lupa ngerjain PR biologi karena setelah pulang dari bioskop kemaren gue dan Dion telfonan sampai gue ketiduran.
" pinjem punya lo dong Gi" pinta gue dengan memelas.
" lo ngandelin gue apa?" ah sudah kuduga seperti biasanya Gia yang tidak bisa diandalkan adalah nama tengahnya.
" Amir Samsudin! Contekin PR biologi dong" pinta gue ke Amir teman sekelas yang duduk didepan gue.
" dih ogah!" Amir
" gue bayarin makan siang, gimana?" bujuk gue pada anak yanng doyan makan ini.
" omongan nggak bisa ditarik lagi ya?" kata Amir seraya menyerahkan buku miliknya.
" oke bacot" bukan gue, tapi Gia.
🌴
Seperti biasa, hampir setiap kantin sekolah dimana pun selalu ramai dengan para siswa yang sedang berebut antrean, ini salah satu alasan gue dan sahabat sahabat gue selalu bersemangat saat istirahat, cuci mata.
Kita rela keluar kelas pertama dan lari ke kantin hanya untuk mendapatkan spot tempat duduk terbaik, meja bundar berwarna biru dengan empat kursi kuning mengelilingnya disudut kantin sebelah kiri.
" Zara, bayarin woy". Entah sejak kapan Amir sudah ikut duduk disebelah kami bertiga.
" Amir bawel ah, udah sono pesen. Jangan banyak banyak!" teriak gue pada Amir yang sudah berjalan menuju stan makanan.
" PR nya lima soal, berarti bakso lima mangkok" sahut Amir dari ujung stan.
" dia manusia apa tapir" gumam Gia.
" oh iya Win, lo mau ngomong apa tadi pagi?" tanya gue.
" ah, nggak jadi lupa". Jawab Wina.
" eh liat tuh sih Aya, nggak suka gue liatnya" kata Gia tiba tiba seraya menunjuk kearah Aya Yashinta teman sekelas gue.
" nggak usah ditunjuk tolol" Gue
" kenapa emang dia Gi?" tanya Wina
" males aja gue liatnya, mukanya nyebelin" jawab Gia.
" jangan gitu Gi, kan belum terlalu kenal siapa tau orangnya baik" Wina.
Entah kenapa gue dan Gia punya feeling nggak bagus sama si Aya.
Dan sialan si Amir beneran pesen bakso lima mangkok.
🌴
Karena gue merasa di kerjain sama si Amir gue bete dan tukeran tempat duduk sementara dengan Faniya Putri yang duduk sama Aya didepan
Gue sebenernya agak akward sama Aya cuman gue menepis pikiran negatif yang ada dipikiran gue dan mencoba berbaur sama dia.
Dan ternyata Pak Agung guru yang merangkap om pedofil menyebalkan waktu itu memberikan kami tugas pengamatan fotosintesis pada tumbuhan secara berkelompok, dan kelompoknya juga dibagi berdasarkan deret barisan tempat duduk, gue dan Gia hanya bisa saling menatap sedih. Sial.
" gimana kalo pegamatannya kita lakuin besok minggu?" usul Aya pada temen sekelompok kita, dan semua anak menyetujuinya.
" lo gimana Ra?" tanya Aya ke gue
" oh, gue ngikut aja" sahut gue.
🌴
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionKalopsia, adalah sebuah khayalan tentang hal-hal yang lebih indah daripada kenyataan dari hal itu sendiri. Tapi tuhan menyadarkanku bahwa kenyatan selalu lebih baik dari pada khayalan dengan menghadirkanmu.