2

3 1 2
                                    

" Woy, sialan lo Ra" teriak Gia memasuki kelas seraya berjalan ke arah gue.

" apaan sih, pagi pagi dah kayak toa" kataku sembari menutup telinga.

" gue dah cape cape ke rumah lo nyamperin lo, ternyata lo dah berangkat duluan" kata Gia masih setengah emosi.

Yah Gia benar hari ini gue emang bangun lebih pagi dari biasanya, emm... Mau nungguin Dion lewat depan kelas.

" sengaja gue, bosen berangkat pulang ketemu lo terus" jawab gue asal.

" alah dah tau gue akal busuk lo, mau nampang depan kelas kan lo?" sindir Gia tepat sasaran.

Emang bener kata orang sahabatan kalo udah lama bisa baca pikiran satu sama lain.

" Ra, Zara cepetan keluar" bisik Wina dari luar kelas menandakan yang gue tunggu akhirnya tiba.

Gue dan Gia pun secepat kilat lari ke belakang pintu dan hanya berani ngintipin Dion yang sedang berjalan masuk kelas. Kurang paham juga kenapa bocah satu ini ikutan ngintip, cuci mata alasannya.

Kegiatan cuci mata gue terpaksa dihentikan  karena bapak guru menyebalkan ini menyuruh semua siswa masuk ke kelas.

" Ra, lo nggak mau deketin dia?" tanya Gia yang entah mengapa dia selalu memilih duduk disebelah gue, kita udah kayak bayi sama ari ari yang tak terpisahkan.

" em... Masih bimbang gue"

" alah gayaan lo bimbang, udah hajar aja kalik kalo nggak mau gue yang deketin nih" Gia

" mau gue sentil pantat lo?!". " abis gue nggak yakin dia mau deket sama gue"

" oy tolol tenang ada gue sama Wina yang bisa lo andelin, kita bantuin cuy". Gia

" nggak yakin gue sama lo"

" bangke lo Ra"

" HEI! Kalian yang duduk diujung malah ngomong sendiri!" tegur bapak guru yang maha agung. Emang sih kita yang keasikan ngobrol, abis baru hari pertama pelajaran aja mukanya udah tengil kayak om om pedofil males gue.

🌴

Saat selesai jam istirahat pertama kita udah nungguin Dion balik ke kelas.

" pokonya lo harus pede Ra, tinggal bilang mau kenalan aja gausah nerveous" ujar Gia

" Lo yakin mau kenalan sama dia Ra?" tanya Wina

Sebenernya gue rada nggak yakin sih, cuman gue penasaran banget sama ini cowok satu, and dia tipe gue banget.

Yang ditunggu lagi jalan dengan satu tangan disaku celananya, shit damagenya nggak main main.

" em... Hai!, gue yang lo kasih roti waktu ospek" sapa gue ke Dion sedikit akward.

" Oh iya, gue inget. Ada apa?" tanyanya  membuat hati gue ga bisa diam berdetak.

" gue cuman mau bilang makasih aja ke lo udah mau nolongin gue, kalo nggak ada lo waktu itu gue pasti udah dihukum" jelas gue

" seharusnya lo nemenin gue bangsat" gumam Gia dari belakang gue.

" it's oke, nggak masalah kok" Dion

" tapi gue nggak enak sama lo, gue juga nggak tau harus balesnya gimana"

" em... Gimana kalo lo bayarin gue nonton besok lusa" kata Dion

Shit, ini kesempatan emas yang nggak boleh dilewatkan.

" boleh boleh, btw nama lo siapa?" tanya gue

" bukannya udah tau" celetuk Wina membuat Dion sedikit tertawa.

" gue Dion Ghifari" jawab Dion sembari mengulurkan tangannya.

" gue Zara Almira"

Setelah itu Dion menyodorkan ponsel miliknya. Dan gue masih bengong nggak paham maksutnya.

" nomor telpon lo, buat ngingetin lo, biar nggak lupa sama utangnya hehe" kata Dion

Arghh, seneng banget bisa kenalan sama Dia, batin gue

🌴

🌴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang