Kalopsia, adalah sebuah khayalan tentang hal-hal yang lebih indah daripada kenyataan dari hal itu sendiri.
Tapi tuhan menyadarkanku bahwa kenyatan selalu lebih baik dari pada khayalan dengan menghadirkanmu.
Sudah hampir satu bulan ini gue rajin chattingan sama Dion, ya meskipun bukan chatting yang intens tapi juga nggk bisa dikategorikan chattingan seperti teman biasa, kami juga sudah beberapa kali jalan bareng.
Sebenarnya besok minggu gue dan Dion ada janjian jalan ke Timesone, tapi karena ada tugas pengamatan dari Pak Agung membuat gue terpaksa membatalkan janji dengan Dion.
" maaf ya telat" kata gue ke temen temen kelompok karena datang terlambat, salahkan ban mobil papa yang kempis diwaktu yang kurang tepat.
" langsung aja yuk" ajak Aya.
Setelah kurang lebih tiga jam, akhirnya tugas pengamatan gue sekelompok selesai tinggal susun makalahnya aja.
" untuk susunan kelompoknya Chika sama Yulio bab satu, gue, Mirna, Indra sama Zara bab dua, Diki sama Tiara bab tiga" jelas Aya yang entah sejak kapan ia ditetapkan jadi ketua kelompok.
Ada untungnya juga sih dia jadi ketua, jadi nggak usah repot repot voting, bagi tugas dan pengumpulan. But gue rada nggak suka pembawaan dia aja.
" Mirna, Zara, Indra. Tugasnya gue kerjain dulu ya nanti kalian kerjain sisanya" kata Aya sebelum kita semua bubar dan pulang.
Karena gue kebiasaan ga sarapan dan pengamatan tadi berjalan lama gue memutuskan untuk mampir ke Qfc terdekat sebelum pulang.
Saat gue mau nelpon sahabat sahabat tolol gue untuk dateng, ada notif telfon dari Dion yang secepat kilat gue angkat.
" kamu dimana?" tanya Dion dari seberang telepon.
" Qfc, kenap-" belum sempat gue tanya balik Dion sudah mematikan telponnya secara sepihak.
Tiga puluh menit kemudian Dion dateng nyamperin gue yang sedang duduk di meja luar dengan nafas terengah engah.
" Dion" kata gue kaget nggak berfikir bahwa dia akan dateng.
" hhhh oh hai hhh" sahutnya seraya tersenyum manis.
" kok lo nggak bilang mau kesini" tanya gue
" gue kebetulan lagi ada di daerah sini terus kepikiran lo kayaknya lagi duduk sendirian aja, jadi gue kesini mau nemenin lo ternyata bener hehe" jawabnya membuat gue agak tersipu malu.
" gue pesenin ya, tunggu dulu bentar" kata gue sebelum pergi mesankan ayam crispy untuk Dion.
Gue lihat Dion dari dalem Qfc yang berdinding kaca ini lagi sibuk sama ponsel ditangannya, jemarinya juga dengan cepat mengetik kalimat yang bisa di perkirakan cukup panjang.
" ini pesanannya kakak" goda gue ke Dion sembari menyodorkan nampan berisi satu paket ayam crispy dengan nasi, french fries dan large cola.
" eh" sahut Dion kaget
" kok kaget sih haha"
Tak banyak bersuara gue dan Dion fokus pada makanan masing masing
" lo ada urusan apa disini?" tanya gue
" oh, itu em nganterin nyokap ke mall"
" gue anterin lo pulang ya?" Dion
" em nggak ngerepotin kan?" tanya gue yang seharusnya gue jawab saja dengan anggukan. Tolol.
" enggak kok, yuk pulang" kata Dion sebelum menggandeng tangan gue pergi.
Sepanjang perjalanan pulang juga kita berdua nggak bahas yang macem macem, setelah topik tentang sekolah selesai kita nggak bahas apa apa lagi selain Dion yang meletakkan tangan gue untuk memeluk perutnya beberapa menit yang lalu.
Gue sempat berfikir bahwa Dion nggak seperti biasanya kali ini.
" pacar baru Ra?" tanya papa seketika setelah gue buka pintu.
" apaan sih pa, cuma temen juga" karena memang hanya teman, batin gue.
" kalo pacar juga nggak papa kok Ra" timpal mama yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.
" mama ih" sahut gue kesal
🌴
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.