Hari yang udah gue nanti sejak kemaren, nonton bioskop sama Dion. Meskipun film yang mau gue tonton tayang jam tiga sore sejak bangun tidur gue udah bingung gelagapan mikir keras mau pake outfits apa nanti.
" kalo pake rok pendek sopan nggak ya, pake jeans sama kaos terlalu casual apa ya, pake dress aja kah?" oceh gue didepan cermin satu badan sembari mencocokan setiap baju yang gue punya dilemari.
Saking antusiasnya gue sampe lupa buat sarapan, lebih tepatnya kebiasaan nggak pernah sarapan
" sibuk ngapain sih Zara? Sampe baru turun sarapan" tegur mama.
" itu ma tadi toilet dikamar Zara mampet, jadi lama". Jawab gue alasan.
" kamu punya gebetan ya disekolah?" tanya papa yang memang kebetulan sedang libur kerja.
" apaan sih pa, Zara kan sekolah bukan mau pacaran"
" kamu tuh emang nggak pinter bohong kayak papa, liat tuh pipinya merah" ejek papa sambik terkekeh.
Karena malu, gue pun langsung menutupi pipi gue dengan rambut dan membawa makanan yang udah mama siapin naik ke kamar.
" gimana Ra? Nervous nggak?"
" degdegan ya pasti"Yah suara itu berasal dari mulut Gia dan Wina, gue nggak ngerti kenapa mereka rela dateng ke rumah hanya untuk memastikan kegugupan gue.
" gue bingung mau pake outfit apaan"
" pake aja dress mini yang seksi" celetuk Gia memang tidak bisa diandalkan.
" kenapa nggak telanjang aja sekalian ajg"
" dih ngegas" Gia
" udah pake biasanya aja Ra, lo tetep cantik kok mau pake apa aja" saran Wina
" rasakan perbedaannya" ucap gue sambil ngelirik ke arah Gia
Ngga lama ada notif dari Dion, gue emang sengaja nyuruh Dion buat jemput didepan gang nggak mau aja nanti papa mama jadi interogasi dia.
Gue keluar rumah dengan alasan ingin pergi belanja sama Gia dan Wina.
" Zara! Lipstik mama kamu ambil ya?" teriak mama dari dalam rumah
" KABUR!!!" teriak kita bertiga sambil berlari menuju ujung gang komplek
Dion udah nunggu didepan gang dengan motor matic hitam merah miliknya, kaos putih dibalut dengan kemeja hitam kotak kotak tak lupa celana ripped jeans menambah level ketampanannya.
" temen lo ikut?" tanya Dion
" eh, enggak kok mereka mau beli cilok disana" jawab gue sambil menunjuk kesembarang arah
🌴
Sesampainya di pintu bioskop suasana antara gue dan Dion jadi canggung banget asli, dia diem aja sambil main ponsel gue juga plonga plongo liatin plafon bioskop.
" gue beli dulu ya tiketnya" kata gue pada Dion
Saat gue kembali dari loket tiket, Dion sudah berdiri di depan lorong dengan dua buah cola dan satu cup popcorn berukuran besar ditanganya.
" Tara" ucapnya seraya menunjukan apa yang ia bawa dengan gaya menggemaskan, oh ya jangan lupakan senyumannya.
" haha, kok lo yang beli popcornnya? Biar gue aja"
" kan lo udah beli tiketnya, jadi gue yang beli popcorn" Dion
Kita berdua menikmati setiap bagian dari film yang ditayangkan, yah sebenernya agak risih saat Dion sesekali menatap tajam kearah gue, secara ini film bergenre romance.
Setelah keluar dari studio bioskop Dion langsung menggenggam tangan gue dengan sedikit tarikan dan membawa gue ke stan junk food yang menjual ayam goreng Qfc.
" makan dulu ya, gue laper" kata Dion seraya mengelus perutnya yang sudah keroncongan.
Lagi makan aja ganteng, batin gue
🌴
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia
Teen FictionKalopsia, adalah sebuah khayalan tentang hal-hal yang lebih indah daripada kenyataan dari hal itu sendiri. Tapi tuhan menyadarkanku bahwa kenyatan selalu lebih baik dari pada khayalan dengan menghadirkanmu.