Keluarga Malfoy menjadi agak dingin padanya. Selain menjadi seseorang yang berpikiran berbeda, Hermione juga mulai berani berontak. Memang, sejak kecil dia suka memberontak. Hanya saja semakin dewasa dia tidak mudah diatur.
Bukan hanya Malfoy yang bersikap dingin tapi Hermione juga. Setelah tahu bahwa Lucius lah yang menyeludupkan buku harian itu diam-diam ke Ginny Weasley, sikap Hermione perlahan berubah. Dia menghindari mereka sebisa mungkin. Mengurung diri di kamar.
Sekarang dia benar-benar bisa melihat bagaimana rasis dan fanatik-nya Malfoys. Terkadang itu membuatnya terluka karena Malfoys sering menghina teman-teman Hermione.
Hermione sedang berada di meja makan untuk makan malam bersama Malfoys. Jika bukan karena Draco yang memaksa dia tidak akan makan bersama. Makan malam itu berlangsung dengan hening. Bahkan detingan garpun dan sendok sama sekali tidak terdengar.
"Hermione ada yang ingin aku sampaikan," kata Lucius setelah selesai.
"Ada apa Paman?" balas Hermione sopan.
"Aku pikir memindahkanmu ke Beuxbatons adalah yang terbaik."
"A-apa?" Hermione tersendat. Jantungnya berdedub kencang.
"Beuxbatons. Kami akan menyekolahkan kau di sana," kata Lucius sekali lagi.
"Kami?" Hermione mengulangi. Dia menatap Narcissa dengan terluka. "Tapi kenapa?"
"Di sana jauh lebih baik. Hogwarts tidak cocok untukmu," ujar Lucius dingin.
Hermione tertawa sedih.
"Aku yakin Hogwarts cocok untukku. Aku cerdas dan selalu menjadi yang teratas," katanya. "Mungkin menurutmu adalah Asrama yang kutempati dan teman-temanku yang tidak cocok," lanjutnya sarkas.
"Tidak." Lucius membantah. "Bukankah aku selalu bilang ingin menyekolahkanmu di Beuxbatons? Itu adalah sekolah terbaik untuk gadis sepertimu."
"Dan apa maksudnya gadis sepertiku?" tanya Hermione tajam.
"Hermione. Ini untuk kebaikanmu," kata Narcissa lelah.
Hermione menggeleng.
"Tidak. Tidak untukku. Tapi untuk kalian. Aku tahu kalian marah dan malu karena aku menjadi Pengkhianat Darah. Kalian kesal karena aku mencoreng nama Lestrange dan Malfoy." Dia menyelesaikan dengan satu kalimat. "Terserah apa kata kalian. Tapi aku tidak akan pergi kemanapun. Selamat malam."
Hermione kemudian pergi dari ruang makan tanpa menoleh ke belakang lagi. Dia kecewa karena tidak ada yang mendukungnya. Pun dengan Draco. Dia tahu kalau Narcissa yang menyarankannya. Jika Lucius pasti pria itu akan menyarankan Durmstrang bukan Beuxbatons.
Dia kembali ke kamarnya. Kucingnya, Crookshanks, yang baru dia beli menghampirinya. Hermione mendekap kucing gemuk itu.
Sepanjang hari dia habiskan di dalam kamar. Menolak siapapun yang mencoba masuk dan berbicara dengannya. Besoknya dia memanggil Blinky, peri rumah pribadinya yang sudah dia bebaskan tapi dengan keras kepalanya dia ingin tetap menjadi peri rumah Hermione.
"Hari ini aku akan ke Gringotts dan ke Diagon Alley untuk membeli beberapa baju. Bisakah kau tidak memberitahu mereka?"
Blinky mengangguk semangat. "Tentu Nona Hermione. Blinky tidak akan memberitahu siapapun!" jawabnya tegas dan sopan.
Hermione tersenyum tipis. "Bagus."
Dengan itu Hermione diam-diam keluar melewati bangsal dan pergi ke Diagon Alley. Tapi pertama-tama dia harus ke bank dulu.
"Selamat siang, Nona Lestrange."
"Selamat siang, Dotts. Aku ingin mengambil uang di brangkas ku."
Goblin itu dengan hormat memimpin jalan untuk mengantar Hermione ke brangkas miliknya. Dia hanya mengambil beberapa Galleon untuk keperluannya. Setelah selesai dia meluncur ke Madam Malkin's.
KAMU SEDANG MEMBACA
la vié
FanfictionSemua orang tahu siapa Hermione Lestrange. Putri Pelahap Maut. Otak dari Trio Emas. Putri Gryffindor. Penyihir Terpintar di Zamannya. Miss-Know-It-All. Tapi benarkah demikian? Ketika Voldemort bangkit dan keluarganya keluar dari Azkaban, Hermione ha...