GALANG | 24

11.1K 746 3
                                    

"Gimana? Udah inget dosa terbesar lo, Al?" tanya Galang disertai dengan kekehan ringan.

Alvaro tersenyum miring. "Inget, gue gak akan ngelupain sahabat gue. Cinta pertama gue dan lo!" Alvaro mendorong dada Galang dengan jari telunjuknya.

Galang mengangguk. "Well, seharusnya sih lo dipenjara ya. Karena udah ngebunuh Angel."

"Gue gak bunuh dia, Anjing! Itu murni kecelakaan! Lo bisa bedain orang di bunuh dan kecelakaan gak?!"

Alvaro menggeram marah. Galang tertawa melihat amarah Alvaro.

"Whatever, yang jelas gara-gara lo ngajak dia pergi. Angel kecelakaan. Itu sama aja lo ngebunuh dia, sialan!" Galang teriak di depan wajah Alvaro.

"Anjing lo!" Tanpa di duga, Alvaro langsung menonjok wajah Galang. Cowok itu terseret beberapa langkah dan terjatuh karena tidak siap.

"Lang!" Aldo membantu Galang berdiri. Aldo, Budi, Edgar dan Esa tidak tau sebenarnya apa masalah masa lalu mereka. Tapi yang jelas, masalah mereka kelihatanya cukup rumit.

Galang bangun dengan tersenyum miring. Mengusap ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah segar.

"Jaga mulut sampah lo! Atas nama Tuhan, gue udah minta maaf sama Angel. Gue gak bermaksud ngajak dia kebut-kebutan waktu itu bangsat!" Alvaro berusaha menjelaskan, "Gue nyesel ... Gue nyesel," lirihnya pelan.

Galang berjalan menghampiri Alvaro dengan langkah santai. Ia merasa puas karena melihat ketidak-asaan mantan sahabatnya ini. Pasti selama ini Alvaro di rundung rasa bersalah.

"Simpen omongan sampah lo itu. Angel gak bakalan balik lagi ke dunia." kata Galang.

Alvaro mendongak lalu tertawa bak devil. "Emang, semuanya salah gue. Seandainya Angel masih hidup pun, gue gak akan rela kalo dia hidup bahagia sama lo, Anjing!"

"Bener-bener lo ya, setan!" Setelah itu Galang membogem mentah wajah serta perut Alvaro. Dan tentu saja Alvaro tidak diam saja seperti dulu saat Galang menonjoknya di rumah sakit.

Sekarang dengan segala ke egoisannya yang sudah balik semenjak Angel tiada. Dirinya semakin kuat ingin menjatuhkan Galang. Ia tidak sabar melihat kehancuran Galang dan orang-orang di sekitar Galang sengsara dan merana.

Detik itu juga terjadilah perkelahian kembali antara The Lion dan Tiger's.

------

"Bentar, kayaknya kurang ke sana dikit deh. Nah, perfect!" ujar Gita saat menyuruh Andra—teman cafenya itu guna membetulkan tata letak figura dan beberapa pajangan cafe.

Andra Gialova. Laki-laki berusia 20 tahun itu temannya. Kalian ingat? Selain Wina dkk, ada salah satu omongan gini 'lagian tuh mulut tajem amat ngab' ingat gak? Mesti ingat lah yaa. Itu Andra yang berbicara. Laki-laki dengan style unik di setiap harinya, menambah kesan ceria bagi laki-laki itu.

"Udah, kan, Git? Tangan sama kaki gue pegel nih, dari tadi lo ribet mulu," keluh Andra dengan kesal sambil turun dari tangga.

Gita tertawa. "Iya, udah, Bang. Ini Bang, gue bikinin minuman buat lo, lumayan gratis nih gue yang bayar,"

Gita menyodorkan mug berisi teh hangat ke depan Andra. Dan Andra terima dengan senang.

"Teh doang gue juga bisa bikin," cibir Andra sambil menyeruput teh.

GALANG [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang